Berita Viral

6 Fakta Siswa SMA Tewas Diduga Ditendang Polisi, Berawal dari Balap Lari, Ternyata Atlet Berprestasi

Editor: Olga Mardianita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SISWA DITENDANG POLISI - Pandu (18) siswa SMA swasta tewas usai diduga dianiaya oleh oknum polisi pada Minggu (9/3/2025) malam. Korban sempat dirawat di rumah sakit.

TRIBUNJATIM.COM - Siswa SMA di Sumatera Utara (Sumut) tewas diduga ditendang oknum polisi.

Korban bernama Pandu Brata Siregar, masih berusia 18 tahun.

Kejadian ini lantas menjadi perhatian publik dan viral di media sosial.

Menurut narasi yang beredar, kejadian ini berawal dari balap lari.

Selengkapnya, simak fakta-fakta siswa SMA tewas diduga ditendang polisi.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Polisi Gerebek Home Industry Miras di Malang, 2 Pelaku Diamankan, Ternyata sudah 5 Bulan Beroperasi

6 fakta siswa SMA tewas diduga ditendang polisi

1. Kronologi Kejadian

Menurut keterangan kerabatnya, peristiwa tragis itu terjadi ketika Pandu sedang menonton perlombaan lari bersama teman-temannya. Pada saat bersamaan, polisi yang berpatroli dengan sepeda motor tiba di lokasi dan berusaha membubarkan kegiatan tersebut.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong."

"Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," tuturnya.

Dalam situasi kacau tersebut, terjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dan beberapa pemuda yang ada di lokasi, termasuk Pandu.

Ketika Pandu melompat dari sepeda motor, ia mengaku ditendang dua kali oleh polisi.

"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi."

"Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," kata kerabat korban.

Baca juga: Polisi Periksa 20 Saksi dalam Kasus Kerangka Manusia dalam Mobil di Aspol Polsek Ujungpangkah Gresik

2. Luka Akibat Kekerasan

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Pandu mengalami luka parah di bagian lambung, yang diduga akibat tendangan keras yang diterimanya. Selain itu, ditemukan luka di bagian kepala dan wajahnya.

Hasil rontgen menunjukkan adanya cedera dalam serta luka di area alis korban. Saat ini, pihak keluarga masih mempertimbangkan untuk melaporkan kasus ini ke Propam Polres Asahan, mengingat kondisi ekonomi mereka yang terbatas.

"Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.

Melansir dari Kompas.com, menanggapi berbagai spekulasi yang beredar, Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, memberikan penjelasan terkait versi kepolisian mengenai peristiwa tersebut.

3. Kronologi Versi Polisi

Menurut Anwar, insiden ini bermula pada Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, pihak Polsek Simpang Empat menerima laporan dari warga mengenai aktivitas balap liar di Jalan Sungai Lama, Desa Perkebunan Hessa, Kecamatan Simpang Empat, Asahan.

Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi segera menuju lokasi kejadian.

"Setibanya di lokasi, kami menemukan sekitar 50 pemuda berkumpul. Personel Polsek Simpang Empat kemudian membubarkan kerumunan tersebut dan melanjutkan patroli ke arah Desa Sungai Lama," ujar Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (12/3/2025).

Saat patroli berlangsung, polisi melihat beberapa pemuda yang berboncengan empat di atas satu sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Petugas mencoba menghentikan mereka, tetapi para pemuda itu tetap melaju dengan pola zig-zag.

PB kemudian diamankan oleh polisi. Ketika diamankan, ia mengalami luka di pelipis kanan yang mengeluarkan darah akibat terjatuh.

Polisi segera membawanya ke Puskesmas Simpang Empat untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah menjalani pengobatan selama sekitar 30 menit, PB dibawa ke Polsek Simpang Empat untuk dilakukan pembinaan.

Baca juga: Nasib Pengurus RW Minta THR Rp1 Juta ke 40 Perusahaan untuk Kepentingan Warga, Kini Diperiksa Polisi

Di kantor polisi, PB juga menjalani tes urine, yang hasilnya dinyatakan positif mengandung zat narkotika.

"Semua kegiatan PB selama di Polsek juga terekam CCTV sebagai bukti bahwa tidak ada tindakan kekerasan terhadapnya," tegas Anwar.

Pada Minggu pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, pihak keluarga datang menjemput PB untuk pulang. Anwar menekankan bahwa ketika PB diserahkan ke keluarganya, tidak ditemukan luka lain selain yang ada di pelipisnya.

Menanggapi berbagai tuduhan yang beredar di media sosial, Anwar menegaskan bahwa selama PB berada di Polsek Simpang Empat, tidak ada kekerasan atau perlakuan fisik dari aparat kepolisian.

Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengklarifikasi informasi yang beredar serta memastikan fakta-fakta yang sebenarnya.

4. Diduga positif narkoba

tuduhan mengenai penggunaan narkoba tersebut sebelumnya disampaikan oleh Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, dalam konferensi pers pada Rabu (12/3/2025).

"Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif," ungkapnya

Namun, rekan Pandu yang turut menjalani tes urine bersamanya mengungkapkan bahwa hasil tes awal sebenarnya negatif, sebelum akhirnya dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak dua kali.

"Saya tahu, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar," ungkapnya.

"Kami keluar duduk di depan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba," lanjut dia.

5. Keluarga Tolak Tuduhan

Pihak keluarga Pandu Brata Siregar menolak klaim yang disampaikan polisi terkait tuduhan narkoba, terutama setelah insiden tersebut berujung pada kematian anak mereka. Mereka secara tegas menyatakan bahwa pernyataan Polres Asahan adalah fitnah yang mencemarkan nama baik Pandu.

Menurut seorang anggota keluarga yang enggan disebutkan namanya, Pandu dikenal sebagai anak yang menjalani gaya hidup sehat.

"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tahu persis kehidupan dia (korban)," ujar dia.

"Jangankan sabu, rokok pun tidak," tegasnya.

Baca juga: Bocah Nangis Sesenggukan usai Ejek Polisi Patroli, Disuruh Telpon Ortu, Pak Eko: Gak Usah Cengeng

6. Atlet Berprestasi dan Bercita-cita Jadi TNI

Korban, Pandu Brata Siregar (18), adalah siswa SMA swasta di Kabupaten Asahan yang memiliki impian menjadi anggota TNI. Ia juga seorang atlet lari berbakat yang sering meraih kemenangan dalam berbagai kompetisi.

"Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tahu dia juga pelari, dia berprestasi."

"Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya," tegasnya.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh rekannya, yang menyebut Pandu sedang serius mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi masuk TNI setelah lulus sekolah.

----- 

Artikel ini telah tayang di Grid.id

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Berita Terkini