TRIBUNJATIM.COM - Nasib pilu dialami oleh siswa SMP di Bekasi.
Kasus siswa SMP protes dana PIP dipotong Rp 150 ribu kini tengah menjadi sorotan.
Ia dianiaya anak Kepsek gara-gara kritik dana PIP.
Siswa berinisial DMH (16), dianiaya anak Kepala Sekolah (Kepsek) berinisial S (15) gara-gara mengkritik sekolah terkait dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Peristiwa penganiayaan terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) tempat DMH menuntut ilmu di wilayah Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi pada Senin (19/5/2025).
Baca juga: Pengelolaan Dana Hibah Rp 4,5 M ke 64 Kelompok Ternak Jombang Bakal Dimonitoring Tiap 3 Bulan
Kritik Dugaan Pemotongan dana PIP
DMH menceritakan, kritik tersebut disampaikan melalui sebuah unggahan di Instagram Stories yang memuat foto bergambar manusia berkepala tikus.
"Saya mengkritik sekolah, saya posting foto AI di Instagram Stories ceritanya oknum guru berkepala tikus," kata DMH.
Unggahan yang dimaksud sebagai kritik justru ditanggapi sinis, S tak senang dengan foto gambar tersebut karena dianggap menghina bapaknya selaku kepala sekolah.
"Pelaku mengira yang kepala tikus itu bapaknya (kepala sekolah)," jelas dia.
Jauh sebelum itu, DMH sebenarnya sudah menyampaikan kritik secara langsung ke pihak sekolah terkait dugaan pemotongan dana PIP.
Dugaan pemotongan dana PIP ini lanjut dia, bermula saat pencairan dana sebanyak dua kali masing-masing seharusnya Rp750.000.
Namun, nilai dari dua kali pencairan itu berbeda karena ada potongan sebesar Rp150.000 pada pencairan yang kedua.
"Pertama langsung masuk ke SPP tanpa menerima langsung, terus yang kedua diberikan tetapi dipotong Rp150.000," jelas dia.
Pihak sekolah sempat menanggapi kritikan tersebut, dia bersama wali murid diundang untuk mediasi.
Tetapi upaya mediasi tidak ada penjelasan konkret, DMH berusaha mengalah karena takut menghambat proses kelulusannya.