RSUD dr Iskak Tulungagung Rombak Ruangan Jadi Standar KRIS, Beber Potensi Pengurangan Jumlah Bed

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MEROMBAK KAMAR - Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur, dr Kasil Rokhmad, mengatakan tengah merombak seluruh ruang rawat inap menjadi Kamar Rawat Inap Standar (KRIS),  Jumat (4/7/2025). Salah satu yang wajib dipenuhi ada 4 tempat tidur per ruangan, lengkap dengan kamar mandi.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - RSUD dr Iskak Tulungagung tengah mengejar target 60 persen ruang rawat inap memenuhi standar KRIS (Kelas Rawat Inap Standar).

Satu di antara ketentuan yang dipenuhi, maksimal hanya 4 tempat tidur dalam 1 ruangan, lengkap dengan kamar mandinya. 

Upaya memenuhi KRIS ini berpotensi mengurangi jumlah tempat tidur, karena harus mengubah kapasitas ruang rawat inap.

“Ada 12 kriteria yang harus dipenuhi, mulai dari suhu, kebisingan, sirkulasi udara dan sebagainya. Yang sudah memenuhi KRIS saat ini 139 tempat tidur,” jelas Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Kasil Rokhmad, Jumat (4/7/2025).

Saat ini kapasitas tempat tidur RSUD dr Iskak secara total sekitar 510. 

Sementara yang sedang dalam proses pembangunan ada 16 ruangan standar KRIS. 

RSUD dr Iskak berupaya mengejar target 60 persen KRIS di tahun ini, seperti yang ditetapkan pemerintah. 

Baca juga: Warga Kesal Ditagih BPJS Kesehatan Rp 2 Juta karena Telat Daftarkan Bayinya, Humas: Maksimal 28 Hari

Untuk memenuhi KRIS, maka ruangan lama, utamanya kelas 3 harus dirombak. 

Salah satu yang sudah tuntas, adalah ruang Anggrek yang awalnya 30 tempat tidur, kini menjadi 19 tempat tidur KRIS. 

Ruangan lain yang sudah KRIS ada di Graha Mandiri, Nangkula, Sadewa, dan Bima.

“Kita tidak bisa hanya sekadar menyekat ruangan lama, karena jumlah tempat tidur akan berkurang. Harus ada pembangunan baru,” tutur dr Kasil. 

Saat ini yang sudah KRIS sejumlah 139 tempat tidur, dan berupaya menjadi 186 tempat tidur. 

RSUD dr Iskak Tulungagung belum menghitung kebutuhan anggaran untuk mengejar kekurangan KRIS ini. 

Masih menurut dr Kasil, pihaknya berupaya tidak mengurangi jumlah ruangan seperti sebelum diberlakukan KRIS. 

Halaman
12

Berita Terkini