Mama Sisi merupakan seorang ibu tunggal yang tinggal di rumah reyot berukuran 2x3 meter.
Ia tinggal bersama delapan keponakan dan cucunya di Kampung Leke, Kelurahan Tanah Rata, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Melansir Kompas.com, Mama Sisi hidup sendiri setelah suaminya meninggal beberapa tahun lalu.
Rumahnya yang sederhana terletak di pinggir jalan Transflores Waelengga-Ruteng, berdinding bambu, atap seng karat, dan lantai tanah.
Bagian dalam rumah ditutup terpal untuk melindungi dari hujan.
"Saya pertama kali mendengar kisah pilu Mama Sisi dari warga," kata Minggus kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/6/2025).
"Setelah memastikan sendiri kondisinya, hati saya tergerak," imbuhnya.
Untuk menghidupi delapan keponakan dan cucunya, Mama Sisi berjualan keliling di Kota Borong, ibu kota Manggarai Timur.
Setiap pagi, ia berangkat pukul 06.00 atau 07.00 WITA dengan angkutan desa.
Mama Sisi menjajakan berbagai komoditas seperti buah pepaya, kelapa, daun sere, kemangi, ubi jalar, hingga ubi kayu.
Ia berjalan kaki dari toko ke toko, membawa bakul di kepala, dan pulang sekitar pukul 13.00 atau 14.00 WITA.
Tak jarang, ia tertinggal angkutan karena masih berkeliling.
Baca juga: Gerombolan Pengamen Geruduk Warung Bakso Gegara Aturan Pemilik, Pegawai sampai Ditantang & Dikejar
Jika dagangannya laku, ia membeli 1-2 kg beras untuk makan malam bersama keluarganya.
Namun, jika tidak, ia pulang dengan tangan hampa.
Kisah Mama Sisi menggugah hati Minggus dan rekannya, Elias Lema Tobi, yang dikenal sebagai sukarelawan berjiwa besar.