Berita Viral

Anak SD Sudah Cuci Darah karena Gagal Ginjal, Ibu Jadi Buruh Laundry Demi Biaya Pengobatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK GAGAL GINJAL - Ilustrasi cuci darah. Seorang siswa SD sudah melakukan cuci darah karena divonis dokter mengalami gagal ginjal saat kelas 6 SD. Orangtua pun syok saat anaknya divonis gagal ginjal, Selasa (5/8/2025).

Siti mengaku prihatin melihat banyak anak-anak yang masih bebas membeli dan mengonsumsi minuman manis tanpa kontrol.

Ia berharap pemerintah segera memberlakukan cukai MBDK yang kini tertunda penerapannya.

Baca juga: Nasib Deni Eks Atlet Sakit Gagal Ginjal, Rumahnya Beratap Spanduk, Anak Nangis Idap Kelainan Darah

Data Yayasan Ginjal Anak Indonesia

Berdasarkan data dari Yayasan Ginjal Anak Indonesia, di sepanjang tahun 2025 ini, ada 18 anak yang meninggal karena gagal ginjal.

Ketua Pengurus Yayasan Ginjal Anak Indonesia, Agustya Sumaryati memaparkan, saat ini ada 60 anak penderita gagal ginjal yang turut dibantu pihaknya.

"Sejak beberapa tahun ini, anak yang menderita diabetes maupun gagal ginjal terus meningkat. 

Menurut testimoni anak maupun orangtuanya karena sering mengonsumsi MBDK yang berlebihan," ujarnya.

Karenanya, ia mendukung penuh kebijakan penerapan cukai kepada sejumlah produk MBDK.

"Berdasarkan pengalaman di lapangan memang banyak warga yang tidak menyadari bahwa penyakit gagal ginjal ini tak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga bisa diami anak-anak," kata dia.

Ketua Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia, Ary Subagyo Wibowo mengatakan, angka ini menjadi alarm keras bahwa pemerintah harus segera menerapkan cukai terhadap MBDK.

Ari mengatakan, perjuangan agar MBDK ditetapkan cukai sudah berlangsung panjang, tepatnya dari tahun 2016. 

Namun sayangnya hingga saat ini kebijakan tersebut belum juga diterapkan.

"Pemerintah harus memprioritaskan kesehatan masyarakat di atas tekanan ekonomi atau kepentingan industri," ujarnya.

Lebih lanjut, Ari membeberkan kebijakan di sejumlah negara Asia Tenggara yang telah menerapkan cukai terhadap MBDK.

Setidaknya sudah ada tujuh negara ASEAN yang sudah menerapkan kebijakan tersebut yakni Thailand, Malaysia, Filipina, Brunei, Laos, Kamboja dan Timor Leste.

"Mereka sudah menerapkan, sementara Indonesia kapan? Jangan tunggu makin banyak korban lagi," ujar Ari.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini