Ia menambahkan bahwa para pemuda telah menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya yang dianggap mengganggu ketertiban masyarakat.
“Kalau mereka berbuat lagi, akan diamankan kembali. Itu mereka mengumpulkan dana untuk renovasi jembatan, mengecat jelang perayaan 17 Agustus,” tambahnya, melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Orang Tua Murid Keberatan Sekolah Minta Sumbangan Rp1.500.000, Wakasek SMAN Bantah Ancam Siswa
Menurut Saiful, aksi pelemparan tersebut dipicu karena kesalahpahaman dan rasa kesal saat permintaan sumbangan tidak dipenuhi.
“Kemarin itu kemungkinan miskomunikasi antara korban dan pelaku. Mereka mungkin kesal karena mungkin pelit (korban),” tutup Saiful.
Sebelumnya, aksi mereka terekam dan videonya beredar di media sosial.
Akun Instagram @makassar_iinfo mengunggah video seorang perempuan yang marah karena rumahnya dilempari batu sekelompok pemuda.
"Kiriman netizen: anak-anak muda ini sering lempar batu ke rumah kalau tidak diberi sumbangan. Katanya untuk perbaiki jembatan, padahal dipakai senang-senang seperti ngelem," tulis admin akun tersebut.
Kejadian itu disebut terjadi di dekat Jembatan Merah-Putih, Jalan Kandea.
Baca juga: Warga Kesal Rumahnya Dilempari Batu karena Tak Beri Sumbangan Perbaikan Jembatan: Apa Salahku?
Dalam video, korban terdengar memarahi para pemuda sambil merekam aksi mereka yang sedang menggalang dana.
"Nulempari rumahku batu. Coba kalau rumahmu dilempari," ucap perempuan tersebut dengan nada emosi.
Salah satu pemuda yang mengenakan kaos hitam dan kacamata hitam sempat menghampiri korban yang memprotes dari balik pagar, bahkan mengacungkan jari tengah ke arah kamera
Berita Lain
Dalam kasus lain, pedagang di Desa Sitanggal, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diduga dimintai sumbangan dari panitia Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-80 RI.
Sebuah foto surat permintaan panitia HUT Kemerdekaan ke-80 RI tersebut kemudian viral di media sosial.
Surat tersebut menjadi sorotan usai dibagikan oleh akun Instagram @UpdateBrebesId.