Nenek Asmadi dan suaminya telah menetap di warung tersebut sejak 2004.
Meski warungnya tutup, ia tidak mengeluh tentang penutupan jalan nasional yang mengakibatkan hilangnya penghasilan.
“Biarin, bagaimana lagi, nanti jalan dibuka, jualan lagi,” ungkapnya pasrah.
Penghasilan dari warungnya berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per hari, dan bisa mencapai Rp 100.000 jika ramai.
Nenek Asmadi tinggal di rumah kecil di samping warungnya, yang terkadang dikunjungi anak dan cucu untuk menghilangkan kesepian.
Kebanyakan warung di jalur Gumitir juga berfungsi sebagai rumah bagi pemiliknya.
Ketika malam tiba, suasana menjadi gelap karena tidak ada listrik, dan mereka hanya mengandalkan aki untuk penerangan.
Baca juga: Persaingan Posisi Utama Madura United akan Sengit, Aji Kusuma Siap Maksimalkan Tiap Kesempatan
Jalur Gumitir di Kabupaten Jember, Jawa Timur, ditutup sejak 24 Juli 2025.
Penutupan jalan nasional tersebut menyebabkan pendapatan pengusaha rumah makan di kawasan menurun drastis.
Hal itu dialami Warung Bebas Bu Slamet yang berada di jalur Gumitir dekat Pos Tanah Manis Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
Baca juga: Sosok Pengusaha Jual Ratusan NMax Bodong Tanpa STNK Rp15 Juta, Langsung Ludes 2 Hari
Pendapatan warung tersebut anjlok hingga 80 persen.
Pemilik Warung Bebas Bu Slamet, Sulastri mengatakan, hal itu karena sepinya pembeli.
Sebab kendaraan yang melintas di Jalur Gumitir sudah tidak ada akibat penutupan jalan.
"Sebelumnya pembelinya mengunakan mobil pribadi dan travel," ujarnya, Senin (4/8/2025).
"Sekarang tidak ada (sejak Jalur Gumitir ditutup), yang beli cuma sepeda motor dan itu adalah warga sini saja," imbuhnya.