Di lokasi, ternyata sudah ada belasan orang yang menunggu mereka.
Alhasil, keduanya digebuki ramai-ramai hingga sempat ditodong pistol oleh sosok diduga pemilik lahan.
"Kami dipukuli di gubuk persatuan mereka, ada sekitar 13 orang. Saya ditodong pistol sama Pak Alimuda, dia ini yang punya lahan, pengurus IKDS," sambungnya.
Kemudian, datang orang yang membawa bensin, lalu Peri dan Jefri dipisahkan ke gubuk lain.
Di sinilah Jefri digebuki sekitar delapan orang, salah satunya oknum Brimob.
Sementara itu, Peri dibakar.
"Yang mukuli saya juga ASN dan (Oknum) Brimob. Saya enggak mau damai kalau begini, enggak terima. Setelah dibakar, Peri Andika ini lari ke rumah," papar Jefri.
Baca juga: Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker, Aniaya Korban sambil Pegang Leher
Sementara itu, Peri mengungkap, awalnya dia hanya diancam akan dibakar.
Sebab ia sempat ditanya bisa tidak mengganti rugi ubi yang sudah dicuri, dan ia menyatakan bisa membayar.
Sebelum dibakar, Peri yang sangat ketakutan sempat memohon-mohon minta maaf agar tidak dibakar.
"Terus dia ngomong, 'Enggak, kamu enggak bisa gantinya, udahlah kamu saya siram bensin saja'. Baru saya disiram bensin, muka saya disepak dia."
Usai disiram bensin dan dibakar, Peri langsung membuka baju, lalu melarikan diri memadamkan api.
"Setelah dibakar, saya buka baju dan kemudian lari lah. Yang bakar Halomoan Ritonga, PNS. Saat itu saya lari ke keluarga."
Arianto selaku Kepala Dusun I Desa Bandar Khalipah, pun membenarkan kejadian tersebut.
Mulanya korban mencuri ubi dan dianiaya serta dibakar saat berupaya untuk meminta maaf.