TRIBUNJATIM.COM - Dulunya diremehkan tak bisa sekolah tinggi, siapa sangka anak tukang kayu kini justru menjadi wisudawan terbaik.
Ia adalah Zuhrriyah Nur Hamida, mahasiswi Fakultas Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong.
Hamida menyandang predikat wisudawan terbaik 2025.
Ia lulus predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00 pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-XIX dan Magister ke-VII.
IPK ditempuh dalam masa studi 3 tahun 4 bulan 29 hari sehingga berhak menyandang predikat cumlaude.
Baca juga: Penghasilan Rp50 Juta per bulan, Ramang Lulusan SD Jadi Juragan Botol Bekas, Asuh Puluhan Anak Yatim
Kisah Hamida: Dulu Diremehkan
Putri pasangan Semian dan Ani Pujiastuti itu membagikan kisah perjuangan selama di perguruan tinggi.
Ia mengaku bukan berasal dari keluarga mampu, ayah bekerja sebagai tukang kayu dan ibunda hanya ibu rumah tangga.
“Saya pernah diremehkan. Saya anak tukang kayu, buat apa sekolah tinggi-tinggi, tapi itu justru menjadi cambuk untuk saya terus berjuang," kata Hamida dalam pidatonya di hadapan para wisudawan lain, Selasa (26/8/2025).
"Alhamdulillah, hari ini saya bisa membuktikan bahwa siapapun kita, dari latar belakang apapun, bisa meraih mimpi jika tidak menyerah."
Baca juga: 4 Fakta Sosok Dokter Hafid, Lulusan Singapura Pilih Hidup di Kolong Jembatan: Tenang di Sini
Kerja Tiap Pulang Sekolah
Perempuan kelahiran Maret 2004 itu menambahkan, semasa bersekolah di SMK dirinya harus bekerja sepulang sekolah hingga malam hari demi membantu kebutuhan keluarga.
Tekadnya makin bulat ketika orang tua memberi restu melanjutkan pendidikan tinggi, meski keterbatasan ekonomi.
Beruntung, selama kuliah ia mendapat dukungan beasiswa, sehingga sangat membantu dalam hal biaya.
“Kalau tidak ada beasiswa, mungkin saya tidak bisa membeli laptop, buku, atau bahkan biaya kebutuhan kuliah,” ujar Hamida.
Baca juga: Sosok Ibu Lulusan Sarjana Psikologi yang Nyaris Dipenjara Karena Curi Baju untuk Beli Susu Anak