Pada 13 Agustus 2025, AS kembali menghubungi EL, meminta waktu untuk transfer karena berbagai alasan.
AS bahkan mengirimkan foto seorang pria di rumah sakit, mengaku itu ayahnya.
Janji-janji palsu pun terus berlanjut. AS berdalih bosnya akan membantu membayar utangnya, namun setiap kali EL mengecek rekening, tidak ada transferan masuk.
"Tanggal 14 Agustus dia bilang bosnya enggak bisa bantu. Terus nomor saya diblokir lagi," kata EL.
Drama pemblokiran dan janji palsu terus terjadi. EL mengaku setiap kali ia mencoba menagih, AS selalu menghilang dan memblokir nomornya.
Puncaknya, EL menemukan sebuah postingan di Facebook yang menyebutkan nama AS Sahulata.
Baca juga: Pantas Pembeli iPhone Lenyap usai Masuk Rumah saat COD, Sewa Hunian untuk Nipu, Incar Tipe Terbaru
Dalam postingan itu, AS terlibat pinjaman online dengan alasan yang sama, yaitu ayah dan anaknya sakit.
"Ternyata foto ayah yang sakit itu sering dipakai AS untuk menipu," jelas EL.
EL kemudian menceritakan pengalamannya kepada teman-temannya.
Ia terkejut karena banyak orang yang juga menjadi korban AS.
Modus yang digunakan selalu sama, yakni alasan keluarga sakit.
"Awalnya saya percaya karena AS satu kampung dengan saya. Ternyata banyak yang sudah jadi korban," ujar EL.
Meskipun nominal yang ditipu tidak besar, EL berharap AS dapat bertanggung jawab atas perbuatannya.
Ia juga ingin mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati.
"Bukan cuma saya, banyak orang yang sudah dia tipu dengan modus yang sama," tutup EL.