Hingga berita ini diterbitkan, tim redaksi telah berupaya mengkonfirmasi AS namun tidak direspon.
Dalam kasus lain, seorang kurir jasa ekspedisi J&T di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, menjadi korban penganiayaan saat mengantarkan paket COD (Cash on Delivery) atau sistem bayar di tempat ke pelanggan.
Kejadian penganiayaan kurir J&T ini viral di media sosial Instagram.
Dalam sebuah video yang berdurasi 29 detik memperlihatkan seorang pria diduga kurir tengah cekcok dengan pria diduga pelanggannya atau si penerima paket dipinggir jalan raya.
Dalam video tersebut terlihat kurir yang mengenakan jaket dan bermasker hitam serta masih mengenakan berhelm, tampak tengah merekam kejadian tak mengenakan yang dialaminya, saat mengantarkan paket kepada pemuda desa setempat.
Cekcok antara keduanya diduga dipicu kesalahpahaman dan ketersinggungan saat berkomunikasi melalui pesan singkat Whatsapp, ketika kurir mengonfirmasi akan mengantarkan paket.
Aksi cekcok antara keduanya pun akhirnya dilerai oleh Warga disekitar lokasi kejadian keributan.
"Sampean ape jotosi wong keno opo? Omongan ku seng gak penak seng ndi disik? Sampean gak oleh nyeplak Ndas, sampean kok nganu aku, (red : kamu mau mukulin orang kenapa? Ucapan saya yang tidak mengenakan dibagian mana? Kamu tidak boleh mukul kepala, kamu kok mukul saya)," suara pria diduga kurir dalam video saat merekam kejadian tidak mengenakan yang dialaminya.
Baca juga: Akhir Nasib Pak Guru PNS Cekik Kurir saat COD, Istri Tak Terima Soal Pesanan, Rebut Uang Korban
Peristiwa dugaan penganiayaan kurir paket ini diketahui terjadi di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Sabtu (26/7/2025) sore.
Korban diketahui pemuda berinisial Y (24), kurir paket J&T ekspres. Saat itu dia tengah mengantarkan paket COD senilai Rp85,000 kepada pelaku atau penerima paket berinisial PP, pemuda warga Desa Ngunut Kecamatan Dander.
Kejadian tak mengenakan yang dialami tersebut lantas oleh korban dilaporkan ke Mapolsek Dander.
Kapolsek Dander, Iptu Warsito, saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa kejadian berawal dari komunikasi antara korban dan pelaku melalui pesan WhatsApp.
Awalnya korban sempat menghubungi pelaku lewat chat WhatsApp untuk menginformasikan bahwa paket akan dikirim. Namun dalam percakapan tersebut terjadi cekcok antara keduanya.
"Meski sempat terjadi ketegangan, korban tetap berinisiatif untuk menyerahkan paket secara langsung dan akhirnya mereka sepakat bertemu di pinggir Jalan Raya Dander Ngasem, tepatnya di depan lapangan Desa Ngunut," ujar Warsito, pada minggu (27/7/2025).