Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bu Guru Siska Rela Potong Gaji Kecilnya Demi Anak Broken Home, Tak Mau Pusing Diejek Sok Pintar

Seorang guru bernama Siska Yulianti belakangan jadi sorotan karena merelakan gaji untuk kebutuhan keluarganya demi membangun sebuah rumah baca.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/Dokumentasi Siska
PENGABDIAN BU GURU - Siska Yuliana, pendiri Rumah Ceria Naomi yang memfasilitasi anak-anak Desa Bunder, Kabar, Banyuwangi untuk meningkatkan literasi mereka. Siska berbagi cerita ketika dirinya melakukan pemotongan gaji demi murid-muridnya. 

Dengan memfasilitasi anak-anak untuk bertumbuh yang kemudian justru menjadi tempat para orangtua menitipkan kepercayaan bagaimana perkembangan anak-anaknya.

"Saya sampai mikir, apa saya tempatnya penitipan anak," kelakar lulusan S1 Bahasa Indonesia Universitas Jember tersebut.

Baca juga: Anggota DPR RI Nila Yani Gelar Turnamen Futsal SMP dan SMA se-Kabupaten Gresik, Jaring Bibit Muda

Kepercayaan dari para orang tua itu yang kemudian membuatnya teguh ketika berada di titik rendah, bahkan ketika ia pernah berniat mengakhiri program rumah baca yang ia dirikan.

Sebab, perjuangan Siska tidaklah mudah.

Setiap harinya, ia mengajar di sekolah dari pagi hingga siang, sore mengajar sebagai guru ngaji, dan malamnya ia menjalankan program rumah baca sembari menghabiskan waktu bersama keluarga.

Namun ia menjalani itu semua dengan ikhlas, bahkan rela menyisihkan rejeki lebih yang diperoleh keluarganya untuk keberlangsungan rumah baca tersebut.

"Dari (uang) saya pribadi, lalu setelah berjalan kemudian alhamdulillah ada dari iuran relawan juga. Kita cuma mengandalkan saya yang punya atau relawan," tuturnya.

Siska Yuliana, pendiri Rumah Ceria Naomi yang memfasilitasi anak-anak Desa Bunder, Kabar, Banyuwangi untuk meningkatkan literasi mereka. (KOMPAS.COM/Dokumentasi Siska)
Siska Yuliana, pendiri Rumah Ceria Naomi yang memfasilitasi anak-anak Desa Bunder, Kabar, Banyuwangi untuk meningkatkan literasi mereka. (KOMPAS.COM/Dokumentasi Siska) ()

Misalnya untuk mainan, Siska merogoh koceknya sendiri untuk membeli mainan untuk anaknya yang saat ini duduk di kelas TK B, yang kemudian ia ikhlaskan juga sebagai mainan di rumah baca yang digunakan untuk anak-anak lain bermain.

Namun demikian, ia tak ingin menjadikan itu sebagai penghambat, sebab motivasi utamanya adalah yang terpenting bisa bermanfaat untuk lingkungan.

"Motivasi saya adalah kepercayaan orang-orang yang diberikan kepada saya meskipun kalau di desa juga banyak yang tidak paham saya sebagai penggerak," ujarnya.

Baca juga: Capek Naik Turun Tangga JPO Buat Warga Malang Pilih Terobos Jalan Ramai untuk Menyeberang

Masyarakat desa di sekitar lingkungannya belum memahami meski ia telah melakukan banyak hal, tak jarang hembusan negatif pun dialamatkan kepadanya.

Anggapan sok pintar atas gerakan yang dilakukannya seperti menjadi kerikil pada langkah kaki yang sedang ia jalankan. Tapi Siska kini memilih enggan ambil pusing.

Ia teguh akan fokus untuk berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain terutama masyarakat desa di mana dia tinggal.

"Dalam 24 jam saya, setidaknya saya bermanfaat untuk orang lain," ucapnya.

Baca juga: Penonton Curhat Soal Video Program Presiden Prabowo di Bioskop, Kecewa: Ngerusak Mood

Kisah menarik lainnya adalah perjuangan Bu Guru Retno.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved