Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Temukan Struktur Bata Kuno di Bondowoso, Diduga Sezaman dengan Candi Ghànten Abad ke-14

Warga Walidono, Kecamatan Prajekan, Bondowoso, menemukan struktur bata diduga peninggalan sejaman dengan Candi Ghànten.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/SINCA ARI PANGISTU
CAGAR BUDAYA - Tim cagar budaya Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso, saat meninjau langsung temuan struktur bata diduga peninggalan zaman kuno di Desa Walidono, Kecamatan Prajekan, pada Selasa (2/9/2025). 

Poin Penting:

  • Ukuran dan Karakteristik Bata: Menurut Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disparbudpora Bondowoso, Heri Kusdaryanto, ukuran bata tersebut tebalnya 6 cm, panjang 33 cm, dan lebar 16 cm. Dilihat dari sisi arkeologis, bata ini memiliki kemiripan dengan temuan di beberapa kecamatan lain di Bondowoso dan Situbondo.
  • Dugaan Sezaman dengan Candi Ghànten: Heri menduga struktur ini berasal dari periode yang sama dengan Candi Ghànten, yakni sekitar abad ke-14. Pasir yang menutupi struktur ini menguatkan dugaan bahwa lokasi tersebut tertimbun akibat letusan Gunung Raung di masa lalu.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Warga Walidono, Kecamatan Prajekan, Bondowoso, menemukan struktur bata diduga peninggalan sejaman dengan Candi Ghànten atau sekira abad ke-14.

Penemuan struktur bata kuno tersebut berada di sebuah kebun Mangga seluas 5000 m⊃2; oleh Fauzi, warga setempat saat menggali pasir pada Agustus 2025 lalu.

Tim cagar budaya Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso langsung turun melakukan peninjauan awal, pada Selasa (2/9/2025).

Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disparbudpora Bondowoso, Heri Kusdaryanto mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan apa gunanya dari bata tersebut. Karena masih perlu kajian. Hasil tinjauan ukuran batanya yakni tebalnya 6 cm, panjang 33 cm, dan lebar 16 cm.

Baca juga: Mahasiswa Geruduk DPRD Bondowoso, Massa Terlibat Aksi Saling Dorong

Selain itu berdasarkan hasil tinjauan dari sisi arkeologisnya. Bata tersebut hampir sama dengan temuan batuan yang ada di Kecamatan Tapen, Cermee, Prajekan, Tlogosari, serta Pujer, Kabupaten Bondowoso. Kemudian, batanya juga menggunakan selasah dengan menggunakan model gosok.

"Hampir sama dengan temuan yang ada di Situbondo, Bondowoso," ujarnya.

Melihat ini, pihaknya menduga temuan ini diperkirakan sejaman dengan Candi Ghànten.  Sekitar abad 14, yang kemudian diperkirakan karena ada bencana Gunung Raung kemudian tertutup.

Hal ini diperkuat dengan dugaan pasir yang ditemukan menutup struktur bata kuno tersebut.

"Dugaan kita untuk temuan yang ada di Walidono diperkirakan sejaman dengan Candi Ghànten," ungkapnya.

Usai peninjauan awal ini pihaknya meminta kepada pemilik agar melindungi tempat tersebut. Yakni dengan tidak melakukan aktivitas lagi.

"Kita juga akan bersurat kepada Disparbud Provinsi dan balai Pelestarian Kebudayaan Jatim di Mojokerto," ujarnya.

Sementara itu, pemilik lahan bernama Giusty Nur Maulana, menjelaskan, lahan tersebut rencananya akan dijadikan lahan tebu. Karena memiliki kadar pasir tinggi yang menyebabkan boros air. Sehingga terpaksa ia menguras pasir kebun untuk dibuat bahan bangunan.

" Setelah itu mau saya ratakan, tau-tau ya ketemu sama bangunan itu, ' tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved