Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Sosok Rafi Catur, Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sempat Ditentang Mondok oleh Keluarga

Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, menjadi korban ke-4 yang meninggal dunia

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
SOSOK KORBAN- Foto Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) semasa hidup, yang berhasil dihimpun Tribunjatim.com 

Poin penting:

  • Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17), santri MA kelas 1 asal Surabaya, menjadi korban keempat yang diumumkan tewas dalam insiden runtuhnya gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
  • Rafi dikenal sebagai anak mandiri, ceria, dan rajin membantu ayahnya dengan menjaga warkop sepulang sekolah. Ia memilih mondok meski sempat ditentang kakak-kakaknya yang ingin ia tetap di rumah menemani sang ayah yang tinggal sendiri.
  • Proses evakuasi korban sangat sulit dan dramatis; tim SAR menggali reruntuhan sempit dengan kedalaman 80 cm dan diameter hanya 60 cm, mengharuskan petugas merayap dan tengkurap selama berjam-jam per shift.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, menjadi korban ke-4 yang diumumkan secara resmi dalam keadaan meninggal dunia akibat tertimbun runtuhan Gedung Bertingkat Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. 

Kabarnya, setelah berhasil diidentifikasi oleh Anggota Tim Forensik Polda Jatim di RSI Siti Hajar, pada Kamis (2/10/2025) dini hari, jenazah Rafi lansung dibawa oleh pihak keluarganya ke kampung halaman atau kediaman keluarga besar di Kabupaten Jember. 

Tak pelak, situasi rumah kediaman santri kelas satu Madrasah Aliyah (MA) di kawasan Jalan Putat Jaya Sekolah 2 No 42 itu, terpantau lengang bahkan cenderung sepi. 

Pintu dan jendela berkusen kayu warna hitam, serta jendela panjang warung kopi (warkop) yang biasanya dikelola keluarga atau orangtua Rafi, juga tampak tertutup rapat. 

Namun, bendera berwarna putih dengan tanda simbol plus warna merah petanda rumah duka, tampak sudah terpasang di ujung kayu pengikat banner warkop rumah tersebut. 

Benar saja, situasi dan kondisi rumah duka yang tertutup itu juga diamienin juga oleh Ketua RT 10 RW 03, Putat Jaya, Sawahan, Surabaya, Sofyan Amalianto. 

Baca juga: Identitas 5 Korban Meninggal Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Beberapa warga dan para tetangga sempat berdatangan ke rumah duka, tatkala mendengar kabar bahwa Rafi, putra keempat dari Mulyono, menjadi satu diantara lima korban meninggal dunia yang diumumkan oleh petugas terkait penanganan kedaruratan insiden runtuhan bangunan ponpes tersebut. 

Namun, para warga dan tetangga akhirnya kecele karena jenazah Rafi dikebumikan di Kabupaten Jember, sesuai permintaan keluarga besarnya. Dan tanpa sama sekali mengadakan prosesi persemayaman di rumah duka Kota Surabaya. 

"Iya benar warga saya. Pihak keluarga pada saat jenazah sudah ditemukan, jenazah dibawa ke Jember. Sama sekali tidak disemayamkan ke sini. Jadi langsung dari RS dibawa ke Jember, sesuai permintaan keluarga besar," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di depan rumah duka, pada Kamis (2/10/2025) siang. 

Sofyan harus mengakui bahwa kabar mengenai Rafi menjadi korban tewas dalam insiden tragis itu, membuat para tetangga syok. 

Pasalnya, banyak yang baru mengetahui, jika Rafi melanjutkan pendidikan setara kelas satu SMA dengan menjadi Santri Ponpes Al-Khoziny. 

"Kami kaget dapat kabar itu. Kami kaget karena warna engga tahu kalau Mas Rafi mondok. Warga; lho Rafi mondok ta, jadi korban juga, Ya Allah," ungkapnya. 

Baca juga: Penyelamatan Haical Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al Khoziny 3 Hari, Petugas: Sabar Ya Nak, ini Usaha

Padahal, setahu Sofyan, ketiga kakak Rafi agak berkeberatan jika sang adik bungsu memilih untuk melanjutkan pendidikan dengan mondok di ponpes tersebut. 

Karena, ketiga kakak perempuan Rafi lebih menghendaki sang adik untuk bersekolah di dekat rumah, sambil mendampingi ayahanda mereka; Mulyono yang hidup sendirian di rumah. 

Benar, Sofyan tak menampik, bahwa Mulyono diketahui sudah lama hidup sendiri atau berpisah dari sang istri berinisial ES sejak beberapa tahun lalu. 

Mulyono sebenarnya bekerja sebagai sekuriti sebuah restoran kuliner daging di kawasan Darmo Permai, Tandes, Surabaya. Bahkan, sesekali bekerja sebagai tidak tetap sebagai karyawan outsourcing teknisi PDAM. 

Sedangkan Rafi, setiap pagi hingga sore hari, bersekolah. Dan sepulang sekolah pada sore harinya, kakak-kakak Rafi menghendaki sang adik bisa menjaga ayahanda mereka sepulang bekerja. 

"Kakaknya dulu kaget karena Rafi memilih mondok. Ya seperti itu, kakaknya ingin Rafi di rumah saja tidak ada orang, dampingi aja bapak, karena sendirian. Karena di rumah, biasanya bapaknya Rafi ditemani anak ketiga berkunjung ke sini. Dia sering," katanya. 

Mengenai sosok keseharian Rafi, Sofyan harus mengakui anak bungsu dari empat bersaudara itu, terbilang sebagai pribadi yang mandiri, baik dan jenaka. 

Hal tersebut dapat dilihat oleh para tetangga dari kesehariannya setiap pulang sekolah pada sore hari; Rafi selalu menyempatkan diri menjaga warkopnya sampai malam hari. 

Pernah suatu kali Sofyan mendengar alasan Rafi tetap mau menjaga warkop milik orangtuanya sepulang sekolah sore sampai malam hari. 

Yang ternyata jawaban, Rafi cuma sekadar bisa memanfaatkan kesempatan dan waktu luang yang ada padanya. 

Lagi pula, dengan membuka warkop dan Rafi sendiri yang menjaga; sebagai kasir sekaligus peracik kopinya, lanjut Sofyan, Rafi juga bisa berkumpul dengan teman-teman sekolah atau sepermainan di permukiman tersebut. 

"Ya Rafi ini yang kelola warkop ini. Katanya; daripada nganggur dan bengong om, ya udah jaga warkop saja. Mandiri anaknya," ungkapnya. 

"Mungkin pelampiasan dia jadi anak muda. Ya bersyukur dia mau buka warkop daripada dia kemana-mana (keluyuran tak jelas). Dia engga pernah buat masalah, dia baik sopan ceria," tambahnya. 

Nah, kalau kebiasaan selama masih bersekolah dasar hingga SMP, atau sebelum mondok, Rafi dikenal gemar bermain sepak bola.

Terkadang, setiap Bulan Ramadhan, Rafi dan belasan orang teman sepermainan di permukiman tersebut, bakal bersepak bola di tengah jalan, sepulang Salat Tarawih hingga menunggu Sahur. 

"Dia hobinya main sepakbola. Kalau bulan puasa, dari malam menunggu sampai sahur, dia sepakbola jalanan di sini sama temannya yang lain," katanya. 

Tatkala disinggung mengenai firasat dari pihak keluarga yang menandai kepergian Rafi dalam insiden nahas tersebut. Sofyan tak menampik, keinginan kuat Rafi untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, adalah petanda atas firasat tersebut. 

"Firasatnya itu ya minta mondok itu," pungkasnya. 

Sementara itu, Anggota Tim SAR gabungan kembali mengevakuasi tujuh korban dari reruntuhan bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, dalam operasi pencarian hari ke-3, pada Rabu (1/10/2025). 

Kondisinya, lima orang korban dinyatakan selamat. Sedangkan, dua orang korban dinyatakan meninggal dunia. Mereka ditemukan dalam proses pencarian mulai pukul 14.48 hingga 20.20 WIB. 

Ditemukannya tujuh orang korban tadi, menambah jumlah total korban yang berhasil dievakuasi mencapai 18 orang.

Korban selamat hari ini dibawa ke RSUD Notopuro Sidoarjo guna mendapatkan penanganan medis intensif. Kemudian, korban meninggal dibawa ke RSI Siti Hajar guna proses identifikasi.

Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan, ketujuh korban dievakuasi dari sektor pencarian Site A1.

Proses evakuasi berlangsung dramatis karena tim harus lebih dulu membuka akses aman di tengah reruntuhan yang tidak stabil. 

Tim SAR harus membuat galian pada dasar bangunan dari titik masuk hingga menuju lokasi keberadaan korban. 

Adapun galian tersebut juga dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi kedalaman yakni hanya 80 cm dan diameter galian hanya 60 cm. 

Galian tersebut hanya bisa dilalui dengan cara merayap dan personel yang bertugas harus melakukan proses evakuasi dalam posisi tengkurap seperti itu selama kurang lebih tiga jam tiap shift-nya. 

"Keberhasilan mengevakuasi Haikal merupakan buah dari kerja keras Tim SAR yang terus berkomunikasi dan memotivasi korban selama proses berlangsung. Tim SAR gabungan memberikan suplai makanan dan minuman agar korban tetap bertahan hingga berhasil dievakuasi," ujar Yudhi, melalui keterangan resminya, pada Rabu (1/10/2025). 

Korban
Ke-1
Pada pukul 14.48 WIB, tim SAR gabungan mengevakuasi korban ke-12 sudah dalam kondisi meninggal. 

Korban
Ke-2
Tidak lama berselang, pukul 15.22 WIB, tim SAR kembali mengevakuasi korban ke-13, Haikal, dalam kondisi selamat.

Korban
Ke-3
Pada pukul 18.05 WIB, korban ke-14, Muhammad Wahyudi, dievakusi dalam kondisi selamat. 

Korban
Ke-4
Pada pukul 18.40 WIB, korban ke-15, Al Fatih, dievakuasi dalam kondisi selamat.

Korban
Ke-5
 Berselang 10 menit kemudian, pada pukul 18.50 WIB, korban ke-16 ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Korban
Ke-6
pukul 19.16 WIB, korban ke-17, Putra, berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Korban Ke-7
pada pukul 20.20 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan korban, yang ke-18 bernama Rosi juga dievakuasi dalam keadaan selamat.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved