Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gelar Kontes Kambing Jerabang di Tulungagung, Upaya Penetapan Galur Lokal demi Kejar Standar SNI

Ratusan kambing jerabang mengikuti kontes regional Jawa Timur di Lapangan Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, Minggu (19/10/2025).

Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
DIIKUTKAN KONTES - Kambing jenis jerabang yang diikutkan kontes di Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Minggu (19/10/2025). Kontes ini bagian upaya pengusulan kambing jerabang sebagai galur Tulungagung 

Poin penting:

  • Event: Kontes Kambing Jerabang Regional Jawa Timur di Tulungagung.
  • Kambing: Kambing Jerabang, hasil persilangan unggul (Jawa randu dengan hitam putih), dikembangkan di Tulungagung sejak 1980-an.
  • Tujuan Kontes: Mendukung proses penetapan Galur Jerabang Tulungagung menuju pengakuan SNI.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Ratusan kambing jerabang mengikuti kontes regional Jawa Timur di Lapangan Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, Minggu (19/10/2025).

Kambing jerabang adalah kambing hasil persilangan yang dikembangkan oleh para peternak di Kabupaten Tulungagung.

Kontes ini sekaligus bagian upaya penetapan Galur (garis keturunan tertentu dan tetap) Jerabang Tulungagung.

Baca juga: Polisi Ciduk Pengeroyok di Ketanon Tulungagung, Buru 3 Pelaku Lain yang Kabur

Kelas yang dilombakan, dari yang terkecil kelas E, D, C, B sampai terbesar kelas A jantan dan betina.

Menurut Wakil Ketua Umum Indonesia Goat Breeder (IGB), Nur MH, kambing jerabang ini mulai dikonteskan sejak 2018.

“Pengembang awalnya memang dari Tulungagung. Kemudian semakin berkembang dan diternakkan di berbagai daerah,” jelasnya.

Kambing jerabang adalah hasil persilangan kambing Jawa randu dengan kambing hitam putih, seperti persilangan peranakan etawa (PE) dan kambing kacang.

Kambing ini dinilai unggul, karena fisiknya sangat besar sehingga lebih menguntungkan jika diternakkan.

Jerabang berasal dari kata abang atau merah dalam bahasa Jawa, menunjukkan ciri khas kambing ini selalu ada warna merahnya.

Karena itu para peternak didukung Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Tulungagung proses mengajukan galur kambing jerabang Tulungagung.

“Jika nanti galurnya sudah diakui dari Tulungagung, maka daerah lain tidak bisa mengklaim,” sambung Nur MH.

Pengakuan galur jerabang ini menjadi tahap awal untuk mendapatkan pengakuan SNI (standar nasional Indonesia).

Baca juga: SPPG Panen Resto Tulungagung Kembali Beroperasi, SMAN 1 Kedungwaru Bantah Kasus Keracunan MBG

Jika sudah mendapatkan SNI, maka levelnya internasional, kambing ini tidak bisa diklaim dari negara lain.

Kontes ini menjadi ajang para peternak untuk menancapkan bendera, karena pemenang kontes akan melambungkan harga jualnya.

“Ada pemenang kontes yang ditawar Rp 500 juta pun tidak dikasih. Karena kalau memang kontes, anaknya nanti juga punya harga jual tinggi,” ungkap Nur.

Masih menurut Nur, kambing jerabang juara kontes punya nilai tambah sebagai pejantan.

Misalnya pemilik kambing betina yang ingin dibuahi dengan juara kontes, tarifnya minimal Rp 1,5   juta untuk sekali kawin.

Sementara anak-anak keturunan juara kontes ini bisa tembus Rp 15 juta sampai Rp 25 juta.

“Jadi selain harga jualnya jadi berlipat-lipat, manfaat kontes ini sangat besar untuk peternak. Selain menumbuhkan semangat kompetisi sesama peternak, juga membentuk jaringan bersama,” tegas Nur MH.

Kepala Disnak Keswan Tulungagung, Mulyanto, mengatakan kambing jebarang sudah dikembangkan peternak Tulungagung sejak tahun 1980-an.

Saat ini jenis kambing ini sudah berkembang pesat, menjadi salah satu unggulan para peternak.

Sebab itu muncul ide untuk mendaftarkan kambing jerabang sebagai galur Tulungagung.

Saat ini Disnak Keswan telah menggandeng Universitas Brawijaya (UB) untuk mendaftarkan galur jerabang.

Saat ini sudah dalam tahap penelitian baik genotipe dan fenotipe.

Genotipe adalah susunan genetik lengkap suatu organisme yang diwariskan, sedangkan fenotipe adalah sifat-sifat yang dapat diamati secara fisik atau biokimia, seperti warna mata atau tinggi badan.

“Sebelumnya sudah ambil sampel untuk tes DNA juga. Setelah penelitian selesai, baru diusulkan ke Kementerian Pertanian,” paparnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved