Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dosen UT Dampingi Orang Tua Cegah Anak dari Konten Negatif Digital

Fenomena meningkatnya kecanduan gawai pada anak-anak menjadi perhatian serius kalangan akademisi

Editor: Samsul Arifin
istimewa
PENDAMPINGAN - Dosen Universitas Terbuka melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Aplikasi Parenting Control pada Android Menggunakan Google Family Link: Pencegahan Konsumsi Konten Negatif pada Anak.” 

Poin Penting : 

  • Dosen Universitas Terbuka latih orang tua gunakan Google Family Link untuk awasi gawai anak
  • Pelatihan berbasis quasi experiment tunjukkan peningkatan pemahaman orang tua secara signifikan
  • PKK Tanjungsari antusias ikuti pelatihan, kegiatan dinilai menjawab keresahan orang tua

TRIBUNJATIM.COM, NGAWI – Fenomena meningkatnya kecanduan gawai pada anak-anak menjadi perhatian serius kalangan akademisi. 

Menjawab tantangan tersebut, dosen Universitas Terbuka melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Aplikasi Parenting Control pada Android Menggunakan Google Family Link: Pencegahan Konsumsi Konten Negatif pada Anak.”

Kegiatan ini dipimpin oleh Berlina Hidayati, S.Pd., M.Acc., bersama anggota tim Febrika Yogie Hermanto, S.Pd. M.Pd., dan menggandeng kelompok PKK Desa Tanjungsari, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, untuk meningkatkan kesadaran orang tua dalam mengawasi penggunaan smartphone pada anak.

Menurut Berlina Hidayati, penggunaan gawai pada anak-anak pascapandemi Covid-19 masih tinggi dan belum sepenuhnya terkendali.

“Banyak orang tua belum paham bahwa di balik kemudahan belajar daring, anak juga bisa terpapar konten negatif. Melalui kegiatan ini, kami melatih orang tua memanfaatkan aplikasi Google Family Link agar dapat mengawasi dan membatasi penggunaan smartphone anak dengan cara yang bijak,” jelas Berlina.

Baca juga: 5 Tahun Arum Sabil Pimpin Kwarda Pramuka Jatim: Pengabdian yang Membumi

PKM ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu sosialisasi bahaya konten negatif, pelatihan penggunaan aplikasi Google Family Link, dan pendampingan langsung kepada para ibu PKK. Melalui aplikasi ini, orang tua dapat memantau aktivitas digital anak, menyetujui atau menolak pengunduhan aplikasi, serta membatasi akses ke situs dan konten yang tidak sesuai usia.

Anggota tim, Febrika Yogie Hermanto, menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan ilmiah berbasis quasi experiment.

“Kami mengukur efektivitas pelatihan melalui tes sebelum dan sesudah kegiatan. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman dengan rata-rata skor N-Gain 0,62 atau kategori sedang. Artinya, kegiatan ini efektif meningkatkan kesadaran orang tua untuk lebih aktif dalam pengawasan digital,” terangnya.

Kegiatan yang diikuti 47 peserta dari kelompok ibu PKK itu mendapat sambutan positif dari Kepala Desa Tanjungsari, Winarti. Ia mengapresiasi langkah Universitas Terbuka yang telah hadir memberikan solusi nyata terhadap persoalan yang dihadapi masyarakatnya.

"Kami sangat berterima kasih karena kegiatan ini langsung menjawab keresahan para orang tua di desa kami. Banyak anak-anak yang sulit dikendalikan karena terlalu lama bermain ponsel. Setelah pelatihan ini, para ibu menjadi lebih tahu cara membatasi dan mengontrol aktivitas digital anak-anak mereka,” ungkap Winarti.

Baca juga: 4 Ibu-ibu Bikin Konten Candaan Baca Taawudz Demi Cepat Dapat Uang, MUI Beri Peringatan

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Eviana, mengaku merasakan manfaat nyata dari program ini. "Dulu anak saya susah sekali lepas dari HP, bahkan sering marah kalau diminta berhenti bermain. Setelah saya belajar pakai aplikasi Google Family Link, sekarang saya bisa atur waktunya. Anak saya mulai terbiasa, lebih fokus belajar, dan tidak mudah tantrum lagi,” tuturnya.

Selain memberikan pelatihan dan pendampingan, tim PKM juga menghasilkan artikel ilmiah terindeks Sinta, video edukatif di YouTube, serta publikasi media massa sebagai luaran kegiatan.

Berlina menegaskan, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif orang tua agar lebih bijak dalam mendampingi anak di era digital.

"Kendali utama bukan di perangkat, tapi di tangan orang tua. Dengan literasi digital yang baik, kita bisa menjadikan teknologi sebagai sarana belajar, bukan ancaman bagi tumbuh kembang anak,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved