Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Erupsi Gunung Semeru

Pasca Panen Capai 3 Kuintal, Petani Toha Hanya Bisa Menatap Nanar Rp 10 Juta Tertimbun Erupsi Semeru

Seorang petani buah yang baru selesai panen mendadak harus menderita kembali lantaran kondisi rumahnya pasca tragedi Erupsi Semeru.

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Surya/Erwin Wicaksono
UANG PANEN TERTIMBUN - Toha, warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tampak termenung menetap reruntuhan rumahnya setelah erupsi Semeru membuatnya kehilangan uang Rp 10 juta, Minggu (23/11/2025) 

Rumah tersebut ditinggali Toha bersama 3 anggota keluarganya.

Toha berharap jaket yang selama ini menjadi tempat penyimpanan uang hasil panennya bisa segera ditemukan.

“Semoga ketemu. Buat kebutuhan hidup,” katanya.

Sementara itu, Suryanto, tetap berusaha menyingkap lapisan pasir yang menimbun bekas bangunan. Dia berharap jaket itu masih ada dan ditemukan.

“Kami cuma berharap bisa ketemu jaketnya. Untuk hidup sehari-hari nanti, uang itu sangat berarti,” ujar Suryanto sambil tetap menggali.

Dampak mental

Ketika seseorang menjadi korban rumah terimbun abu vulkanik akibat erupsi, dampak mental yang muncul bisa sangat berat karena kehilangan rasa aman, kerusakan harta benda, hingga trauma akan ancaman bencana.

Untuk membantu pemulihan mental, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk memproses emosi, baik itu sedih, takut, marah, atau bingung.

Hal tersebut karena semua reaksi tersebut normal dalam situasi bencana.

Korban sebaiknya mencari dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga atau tetangga, untuk saling berbagi pengalaman dan mengurangi rasa terisolasi.

Mengakses layanan konseling dari posko kesehatan atau lembaga psikososial juga penting untuk membantu memahami gejala stres, seperti sulit tidur, cemas berlebih, atau kilas balik kejadian, serta belajar teknik relaksasi dan grounding untuk menenangkan diri.

Menjaga rutinitas sederhana, seperti makan teratur, tidur cukup, atau melakukan aktivitas ringan, dapat membantu memulihkan rasa kontrol atas kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penting untuk menghindari paparan berlebihan terhadap berita bencana yang dapat memicu kecemasan ulang, dan fokus pada langkah kecil untuk membangun kembali kehidupan.

Jika muncul tanda-tanda stres berat atau berkepanjangan seperti mimpi buruk terus-menerus, hilang semangat hidup, atau sulit berfungsi sehari-hari, korban sebaiknya segera mencari bantuan profesional agar proses penyembuhan mental bisa berjalan lebih efektif dan aman.

Kehilangan uang puluhan juta akibat rumah atau harta benda tertimbun abu vulkanik bisa menimbulkan tekanan mental yang jauh lebih berat karena selain trauma bencana, korban juga menghadapi rasa penyesalan, marah, shock finansial, serta ketakutan akan masa depan.

Untuk mengatasi kondisi mental seperti ini, langkah pertama adalah menerima bahwa apa yang terjadi berada di luar kendali pribadi, bencana alam tidak bisa diprediksi, sehingga menyalahkan diri sendiri hanya akan memperpanjang penderitaan emosional.

Finansial terganggu

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved