Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

ISPA Ancam Balita dan Lansia Jelang Musim Hujan, Dinkes Kediri Gencarkan Pencegahan Lewat PHBS

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi naiknya kasus ISPA

Penulis: Isya Anshori | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Isya Anshori
BERSIH BERSIH - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri menggelar aksi bersih-bersih di kawasan wisata Sumber Kembangan di Desa Paron Kecamatan Ngasem, Jumat (26/9/2025). Kegiatan ini tak hanya menjadi bagian rangka memperingati World Clean Up Day (WCD), tetapi juga sebagai dilakukan edukasi mengenai PHBS mulai dari pentingnya cuci tangan pakai sabun, pengelolaan sampah rumah tangga, hingga menjaga kualitas air sumber. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi naiknya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Langkah utama yang digencarkan adalah edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat menjelang datangnya musim penghujan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr. Bambang Triyono Putro menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2024 tercatat 132.954 kasus ISPA.

Sementara hingga September 2025, jumlahnya sudah mencapai 70.345 kasus.

"Secara total memang lebih rendah dari tahun lalu, meski tahun ini belum selesai. Namun dalam dua bulan terakhir, kasusnya mengalami peningkatan sehingga tetap perlu diwaspadai," kata Bambang, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga: Musim Pancaroba, Puskesmas Kepanjeng Malang Terima Banyak Pasien Sakit ISPA

Menurut Bambang, perubahan cuaca menjadi faktor besar penyebab kenaikan kasus.

Memasuki musim penghujan, kondisi imunitas masyarakat cenderung menurun, sementara kelembapan udara justru memicu berkembangnya virus maupun bakteri yang menyerang saluran pernapasan.

"Kondisi inilah yang berpotensi meningkatkan kasus ISPA, terutama pada balita dan lansia," jelasnya.

Baca juga: Waspada Lonjakan ISPA Pasca Haji dan Musim Liburan, ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru RS Premier

Meski tidak sampai menyebabkan kematian di Kabupaten Kediri, dampak ISPA tetap dirasakan cukup serius.

Bambang menegaskan penyakit ini mampu mengganggu rutinitas harian, baik bagi anak sekolah maupun para pekerja. 

"ISPA bisa mengganggu aktivitas, baik anak sekolah maupun pekerja. Secara tidak langsung tentu menurunkan produktivitas," ungkapnya.

Untuk menekan risiko itu, Dinas Kesehatan mengintensifkan edukasi PHBS lewat jaringan puskesmas di seluruh kecamatan. 

Edukasi tersebut meliputi kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan masyarakat, mulai dari mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, hingga menghindari paparan asap rokok.

"Upaya kami fokus pada pencegahan, karena dari saluran pernapasan inilah kualitas oksigen tubuh ditentukan. Kalau dijaga dengan baik, risiko ISPA bisa ditekan," ucapnya. 

Sebelumnya, Dinkes juga telah melakukan aksi kampanye untuk PHBS di Sumber Kembangan Desa Paron Kecamatan Ngasem.

Selain bersih-bersih, dalam kegiatan kemarin juga dilakukan edukasi mengenai PHBS mulai dari pentingnya cuci tangan pakai sabun, pengelolaan sampah rumah tangga, hingga menjaga kualitas air sumber.

Bambang juga menuturkan, sampai saat ini belum ada program khusus yang dikhususkan untuk menghadapi potensi lonjakan ISPA di musim pancaroba. Namun monitoring, edukasi tetap dilakukan secara rutin, disertai penyuluhan yang menyasar masyarakat secara langsung.

"Pesan kami sederhana, jaga kesehatan pernapasan dan terapkan PHBS. Itu yang paling efektif untuk mencegah ISPA," tandasnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved