Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Minimalisir Banjir di Mojokerto, Petugas Normalisasi 3 Waduk di Wilayah Utara Sungai Brantas

Ketiga waduk yang tuntas dinormalisasi adalah Waduk Dawarblandong, Waduk Banyulegi, dan Waduk Magersari di Desa Temuireng, Mojokerto.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
EKSKAVATOR - Petugas menggunakan alat berat ekskavator saat melakukan normalisasi irigasi dan waduk, di wilayah utara Sungai Brantas Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (23/11/2025). Normalisasi waduk mengoptimalkan penampungan air saat musim hujan. 
Ringkasan Berita:
  • Tiga waduk di Mojokerto dilakukan normalisasi untuk meminimalisir terjadinya banjir.
  • Ketiga waduk itu adalah Waduk Dawarblandong, Waduk Banyulegi, dan Waduk Magersari.
  • Saat musim hujan, waduk menampung air limpahan hujan. Air itu disimpan dan dimanfaatkan saat musim kemarau, sebagai irigasi maupun pompa.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Untuk meminimalisir terjadinya banjir, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto melakukan normalisasi di tiga waduk di wilayah utara Sungai Brantas, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Ketiga waduk yang tuntas dinormalisasi adalah Waduk Dawarblandong, Waduk Banyulegi, dan Waduk Magersari di Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong.

"Ada tiga sasaran normalisasi waduk irigasi tahun 2025 ini, seluruhnya di wilayah utara Sungai Dawarblandong, dan telah rampung awal November kemarin. Setiap tahun nantinya ada tiga waduk yang dinormalisasi," kata Kabid Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Kabupaten Mojokerto, Rois Arif Budiman, Minggu (23/11/2025).

Ia menjelaskan, normalisasi waduk irigasi bertujuan untuk mengoptimalkan daya tampung seperti semula, sehingga dapat menampung limpahan air saat musim hujan dan digunakan mengairi lahan pertanian ketika musim kemarau.

Normalisasi waduk sesuai usulan pemdes atas keinginan masyarakat, terutama petani, yang kesulitan air ke lahan pertanian setempat, dan dituangkan dalam surat permohonan kepada Bupati Mojokerto.

Menampung Air

Waduk juga dapat meminimalisir banjir, dengan menampung air luberan saat musim hujan.

"Karakteristik topografi wilayah utara (Dawarblandong) sangat bergantung pada tampungan alami atau waduk untuk pertanian, berbeda dengan wilayah selatan yang memanfaatkan aliran permukaan seperti bendung dan sungai," ungkap Rois.

Baca juga: Sudah Sepekan Banjir di Mojokerto Belum Surut, Derita Warga Tak Bisa Bekerja, Aktivitas Lumpuh Total

Rois menyebut, normalisasi waduk dilakukan secara rutin setiap tahun, terutama di empat kecamatan, meliputi Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Jetis dan Gedeg.

Saat musim hujan, waduk menampung air limpahan hujan. Air itu disimpan dan dimanfaatkan saat musim kemarau, sebagai irigasi maupun pompa.

"Dampak normalisasi waduk ke depannya untuk ketersediaan air lahan pertanian saat musim kemarau di daerah Dawarblandong dan sekitarnya," tukasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved