Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kasus 456 Siswa Keracunan MBG di Bengkulu Jadi Sorotan Media Asing, Biang Keroknya Ditemukan

Kasus 456 siswa keracunan MBG ini disebut sebagai kasus terburuk sejak program unggulan Presiden Prabowo Subianto diluncurkan pada Januari 2025 lalu.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Bengkulu/Rizki Wahyudi - Facebook
JADI SOROTAN ASING - Suasana ramai dan panik di UGD RSUD Lebong, Bengkulu, pada Rabu (27/8/2025), karena ratusan siswa keracunan MBG hingga jadi sorotan media asing. Menu MBG di Kabupaten Lebong, Bengkulu, beredar di media sosial. 

TRIBUNJATIM.COM - Kejadian 456 siswa keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Bengkulu turut menjadi sorotan media asing, termasuk Al Jazeera dan Reuters.

Diberitakan, puluhan siswa TK hingga SD bahkan guru diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan program MBG.

Insiden ini disebut sebagai kasus terburuk sejak program unggulan Presiden Prabowo Subianto diluncurkan pada Januari 2025.

Baca juga: Dicurigai Bukan Ojol, Riska Tunjukkan Dapat Rp3 Juta Seminggu di Aplikasi, Ungkap Pesan Gibran

Al Jazeera menuliskan pada 3 September 2025, ratusan anak berusia 4–12 tahun mulai dilarikan ke rumah sakit sejak Kamis (28/8/2025) pekan lalu.

Mereka dilarikan setelah mengeluh sakit perut usai menyantap makanan sekolah gratis.

Rekaman video dari pemerintah daerah menunjukkan antrean panjang anak-anak yang membutuhkan perawatan darurat.

Reuters melaporkan pada 2 September 2025, Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, mengumumkan penghentian sementara operasional dapur penyedia makanan gratis.

"Kami akan menghentikan sementara operasional di dapur ini sambil menyelidiki letak kelemahannya," ujarnya.

"Ini ranah tim investigasi BGN (Badan Gizi Nasional) dan pihak berwenang," imbuh Mian, melansir Tribunnews.com.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menambahkan bahwa dapur tersebut belum lama beroperasi.

Ia meminta staf mengevaluasi layanan sambil menunggu hasil uji laboratorium makanan.

Dadan belum memberikan keterangan mengenai penyebab pasti keracunan di Bengkulu.

Penyelidikan awal kasus keracunan massal di Kabupaten Lebong, Bengkulu, mengungkap sejumlah bahan makanan seperti bakso, mie, dan tahu dibeli dari luar daerah sebelum diolah di dapur program MBG.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG Kecamatan Lebong Sakti, Martin Azib, yang menegaskan seluruh bahan telah diolah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan bahkan dicicipi oleh staf dapur sebelum didistribusikan ke sekolah.

MBG PENYEBAB KERACUNAN - Menu MBG di Kabupaten Lebong, Bengkulu, beredar di media sosial, Rabu (27/8/2025). Ratusan siswa di Kabupaten Lebong, Bengkulu, alami keracunan usai santap MBG tersebut, Rabu (27/8/2025).
Menu MBG di Kabupaten Lebong, Bengkulu, beredar di media sosial, Rabu (27/8/2025). Ratusan siswa di Kabupaten Lebong, Bengkulu, alami keracunan usai santap MBG tersebut, Rabu (27/8/2025). (Facebook - Dok RSUD Lebong)

Setelah dilakukan uji laboratorium oleh BPOM dan Labkesda Bengkulu, diketahui bahwa bakso menjadi sumber utama keracunan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong, Rachman SKM MSi, membenarkan temuan tersebut.

"Ya, baksonya yang terkontaminasi, itu ada bakterinya. Sedangkan yang lainnya aman," ujarnya kepada Tribun Bengkulu, Rabu (3/9/2025).

Pihak kepolisian juga mengkonfirmasi bahwa bakso tersebut mengandung bakteri Staphylococcus aureus, yang dapat memicu gejala keracunan seperti mual, muntah, diare, sakit perut, dan pusing.

Bakteri ini umum ditemukan di kulit, hidung, atau tenggorokan manusia, dan bisa menghasilkan racun berbahaya jika masuk ke dalam makanan.

Kontaminasi makanan oleh Staphylococcus aureus biasanya terjadi akibat proses pengolahan yang tidak higienis, seperti penyimpanan pada suhu yang tidak sesuai, makanan dibiarkan terbuka terlalu lama, atau tangan yang tidak bersih saat mengolah bahan.

Pihak Dinkes menyatakan masih akan berkoordinasi dan menindaklanjuti temuan tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Baca juga: Anggaran Khusus untuk Bupati Disebut Capai Rp100 M Viral di Media Sosial, Pemkab Angkat Bicara

Di sisi lain, sempat juga ramai diperbincangkan di media sosial soal informasi yang menyebutkan bahwa nampan atau food tray MBG diduga mengandung minyak babi.

Minyak babi atau turunannya ini disebut digunakan sebagai komponen pelumas food tray program MBG.

Tak hanya itu, tempat makan MBG yang bertuliskan 'Made In Indonesia', juga disebut diimpor dari China.

"Nampan MBG sengaja dilabeli 'made in indonesia' tapi aslinya bikinan industri rumahan China. Mengandung lemak babi. Bahannya bahkan di China dilarang," bunyi narasi yang diunggah oleh akun @fahr****, Senin (25/8/2025).

Ia juga menyertakan tangkapan layar e-katalog yang menunjukkan piring ompreng atau nampan merupakan produksi dalam negeri lengkap dengan harganya.

Akun tersebut juga melampirkan hasil investigasi yang diterbitkan oleh salah satu media berbahasa Inggris dengan judul 'From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns' yang tayang pada Senin.

Selain mengandung minyak babi, akun tersebut juga menulis, nampan MBG disebut terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel tipe 201.

Padahal, para ahli kesehatan melarang stainless steel 201 kontak langsung dengan makanan.

"Stainless steel 201 tidak direkomendasikan untuk kontak dengan makanan karena lebih mudah melarutkan logam, terutama dari makanan asam," tulis akun tersebut.

Situasi dan kondisi distribusi MBG di SD Legok Hayam, Kecamatan Cilengkrang, Jawa Barat, Jumat (22/8/2025).
Situasi dan kondisi distribusi MBG di SD Legok Hayam, Kecamatan Cilengkrang, Jawa Barat, Jumat (22/8/2025). (KOMPAS.COM/M Elgana Mubarokah)

Menanggapi isu ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memastikan akan melakukan pengecekan tempat makan MBG yang diimpor dari Chaoshan. 

"Sedang check and recheck," kata Dadan, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (26/8/2025). 

Dadan juga menyatakan, pihaknya selama ini memang belum pernah melakukan pengadaan ompreng sebagai food tray untuk MBG.

"BGN kan belum pernah melakukan pengadaan (food tray)," ujar Dadan.

Untuk diketahui, pemerintah memang sempat mengimpor food tray dari China.

Dalam rapat dengan dengan Komisi XI DPR RI pada Mei 2025, Dadan mengungkapkan alasan pemerintah sempat mengimpor wadah makan dari China.

"Gini, ini saya harus cerita sejarahnya. Ketika saya menggunakan food tray itu, itu kan belum ada satupun di Indonesia yang memproduksi itu," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Oleh karena itu, Dadan menginstruksikan stafnya untuk mencari food tray yang sama untuk nantinya digunakan sebagai wadah MBG.

Kendati demikian, ia memastikan bahwa pemerintah mendorong penggunaan wadah makan lokal untuk MBG.

Pihaknya sudah diminta oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk mengkaji kebutuhan barang untuk MBG yang bisa dipasok dari dalam negeri.

"Sehingga kita bisa mengutamakan produk-produk lokal tersebut, dan Insya Allah ini akan menjadi catatan kami tersendiri," tambah dia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved