Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Afni Semringah 1000 Buah Pempek Jualannya Ludes saat Demo, Yakin Mahasiswa Merasa Lapar

Seorang penjual pempek semringah karena dagangannya ludes terjual diborong massa pendemo.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
JUALAN SAAT DEMO - Afni, penjual pempek di lokasi unjuk rasa mahasiswa Bengkulu. Ia mengaku senang karena 1.000 buah pempek yang ia jual laris manis, Selasa (2/9/2025). Informasi yang ia dapatkan ternyata tak salah. 

Melansir dari TribunBengkulu, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rejang Lebong Melawan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Rejang Lebong, Rabu (3/9/2025) siang.

Aksi ini berlangsung damai, namun penuh tekanan moral bagi para wakil rakyat.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa tidak hanya menyoroti isu nasional, tetapi juga membawa berbagai persoalan lokal yang mereka nilai mendesak untuk segera ditindaklanjuti.

Setelah menyampaikan orasi dan membacakan 14 poin tuntutan, massa meminta seluruh anggota DPRD untuk bersumpah di bawah Alquran sebagai tanda keseriusan mereka menjalankan aspirasi rakyat.

Sumpah itu dibacakan langsung oleh Ketua DPRD Rejang Lebong, Juliansyah Yayan.

Dengan Alquran diletakkan di atas kepalanya, Yayan tegas menyatakan kesanggupan menindaklanjuti tuntutan mahasiswa.

“Kami siap melaksanakan dan menjalani tuntutan-tuntutan yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa,” ucap Yayan di hadapan massa aksi, mewakili semua anggota DPRD Rejang Lebong lainnya.


Momen pengucapan sumpah tersebut disambut riuh tepuk tangan dan sorakan mahasiswa, yang menilai hal itu sebagai simbol komitmen moral wakil rakyat terhadap masyarakat Rejang Lebong.

Koordinator aksi, Fikri Anandi, menegaskan bahwa 14 tuntutan yang disampaikan bukan sekadar formalitas, melainkan harus dijawab nyata.

Ia memberikan tenggat waktu satu bulan kepada DPRD untuk menunjukkan progres.

“Kami tidak main-main. Kami memberikan waktu satu bulan bagi DPRD Rejang Lebong untuk merespons tuntutan mahasiswa. Jika tidak ada tindak lanjut, kami siap turun lagi dengan aksi yang lebih besar,” tegas Fikri.

Adapun 14 poin tuntutan tersebut antara lain mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, mengevaluasi rencana kenaikan tunjangan DPR, reshuffle pejabat yang memiliki riwayat korupsi, menghentikan represifitas aparat, mendorong partai politik mengevaluasi kader, hingga peningkatan kesejahteraan guru.

Selain itu, mahasiswa juga menyoroti sejumlah isu lokal, seperti pemerataan pendidikan, evaluasi teknis program Makan Bergizi Gratis (MBG), pengadaan tempat pembuangan sampah, penertiban juru parkir liar, peningkatan keamanan, hingga pengusutan tuntas kasus pembunuhan Resma Reta yang hingga kini belum menemukan titik terang.

Koordinator lapangan aksi, Aldo Febriansyah, menambahkan bahwa ada tuntutan yang bersifat teknis dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

“Kami menyoroti masalah irigasi, pendidikan, dan keamanan. Hal-hal ini konkret dirasakan masyarakat dan butuh respons cepat dari DPRD,” ujarnya.

Baca juga: Rochmat Tukang Sol Lemas Sepatu Dagangan Habis Dijarah saat Demo Ricuh: Bukan Rezeki Saya

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved