Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sumini Resah soal Isu Penjual Soto Daging Manusia dari Video AI, Yakinkan Pembeli Dagangannya Halal

Tengah viral di media sosial video cerita berbasis kecerdasan buatan (AI) yang merasahkan masyarakat Wonosobo, Jawa Tengah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunJateng/Imah Masitoh
VIDEO AI MERESAHKAN - Pedagang soto di Wonosobo, Jawa Tengah resah karena video viral soto berbahan dasar daging manusia. Salah satu pedagang soto bernama Sumini buktikan daging yang digunakan bahan sotonya dijamin aman dan halal dan sudah bersertifikat, Kamis (20/9/2025).  

Salah satu pelanggan yang memang pelanggan setia saya katanya, Alhamdulilah tidak mempercayainya.

Malah bilang ngga usah terlalu terbawa Bu, enggak apa-apa," ucapnya.

Baca juga: Putro Penjual Soto Terpaksa Tetap Jualan saat Demo Ricuh di Grahadi, Butuh Biaya Kuliah Anak

Ia menegaskan bahwa bahan-bahan yang ia gunakan dijamin aman dan halal.

"Daging yang saya beli juga kan sudah dapat sertifikat halal juga," tegasnya.

Soto daging sapi buatan Sumini dijual dengan harga Rp15.000 untuk porsi biasa, dan Rp20.000 untuk porsi full daging.

Dalam sehari, ia bisa menjual 25 sampai 35 porsi, dan meningkat hingga 100 porsi jika ada event akhir pekan.

Ia juga menyebut beberapa pelanggan tetap dari kalangan pejabat.

"Harapannya ya semoga orang-orang nggak langsung percaya gitu aja, kasihan pedagang yang bener-bener jualan jujur," tandasnya.

Baca juga: Baru Laku Rp70 Ribu, Penjual Soto Kalem Dikasih Dedi Mulyadi Uang Jutaan, Tetap Fokus Layani Pembeli

Sementara itu, Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Wonosobo, Astin Meiningsih, menyebut video tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan teknologi AI yang tidak beretika.

"Sebetulnya kalau kita ngomong soal perkembangan teknologi dulu ya, hari ini AI itu menjadi luar biasa.

Bisa menjadi peluang, tetapi bisa menjadi petaka ya. Petakanya kalau kita belum paham tentang etika," ucapnya.

Ia menyayangkan bahwa motivasi di balik video tersebut hanya untuk meraup keuntungan dari tayangan (adsense), tanpa mempertimbangkan dampaknya ke masyarakat.

Astin juga mengungkapkan bahwa upaya pelaporan dari Mafindo ke YouTube belum langsung mendapat tanggapan.

Mafindo telah melakukan koordinasi dengan pihak Diskominfo Wonosobo dan memanfaatkan jaringan nasional mereka untuk mempercepat penanganan konten tersebut.


Langkah selanjutnya, menurut Astin, adalah edukasi dan klarifikasi publik.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved