Berita Viral
Sosok Atha Putri Pedagang Dapat Beasiswa di 5 Kampus Ternama, Ingin Dirikan Sekolah untuk Anak
Ia melalui berbagai proses seleksi beasiswa, tes kemampuan Bahasa Inggris, serta aplikasi ke universitas-universitas internasional.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang anak pedagang warung di pinggiran kota berhasil diterima beasiswa di lima kampus di Inggris.
Ia tidak menyangka bahwa langkah kecil bisa membawanya sebagai salah satu orang Indonesia ke salah satu universitas terbaik di dunia.
Inilah kisah Athanasia Gusanto, yang lahir pada Juni 2003 menyelsaikan S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cumlaude.
Baca juga: Mahasiswa Indonesia Meninggal usai Jadi Pemandu Kunker Pejabat di Wina, Pihak Kemlu Buka Suara
Ketika kuliah sarjana, gadis yang besar di Buleleng ini adalah penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar - Kuliah (KIP Kuliah).
"Target saya memang setelah S1 harus lanjut S2. Entah di dalam negeri atau luar negeri, yang penting saya maju," ujar Athanasia, dikutip dari situs Pemkab Buleleng, Selasa (9/9/2025).
Diketahui, Atha, sapaan akrabnya, mendaftarkan diri ke lima universitas ternama di Inggris.
Yaitu University of Newcastle, University of Leeds, University of Edinburgh, University of Warwick, dan University of Birmingham.
Menurut informasi di akun IG @undiksha.bali, Atha melalui berbagai proses seleksi beasiswa, tes kemampuan Bahasa Inggris, serta aplikasi ke universitas-universitas internasional yang memerlukan kesiapan dokumen dan mental.
Tidak disangka, ia diterima semua universitas yang didaftarnya.
Kini, ia memilih University of Edinburg yang memang kampus impiannya.
Atha semakin terkejut saat lebih dulu mendapat tawaran beasiswa penuh dari rektor kampus top 3 perguruan tinggi di Inggris tersebut sebelum pengumuman resmi kelulusan diterbitkan.
"Saya sampai bingung, kok saya malah dapat beasiswanya duluan, bukan pengumuman diterima kuliahnya," kenang Athanasia, dilansir dari Tribun Jabar.
Beasiswa yang diberikan kampusnya tersebut membebaskan Atha dari biaya kuliah, akomodasi, biaya hidup hingga biaya penelitian.
Namun, di tengah kebahagiaan diterima di kampus impiannya, Atha kehilangan ayah tercinta yang meninggal dunia.
"Kepergian ayah justru jadi motivasi saya untuk melangkah lebih jauh dan mengangkat derajat keluarga. Karena saya tahu, beliau pasti bangga meski berada pada dunia berbeda," ucapnya lirih.
Kini, ia bersiap menjadi mahasiswa Master of TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages) di University of Edinburgh, Skotlandia.
Adapun ia berencana tetap mengajar secara daring dan mengambil kerja part-time selama menjalankan pendidikan.
Setelah pulang dari Inggris, ia ingin mendirikan sekolah atau pusat belajar bagi anak-anak dari keluarga sederhana seperti dirinya di Buleleng.
Baca juga: Imbas Sebut Ayahnya Lengserkan Agen CIA, Yudo Sadewa Anak Menkeu Minta Maaf, Singgung Ternak Mulyono
Kisah menginspirasi lainnya datang dari Melfi, pemuda asal Pulau Sawu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pasalnya, ia menjadi orang pertama di daerahnya yang bisa kuliah di Universitas Indonesia (UI).
Melfi seorang anak tukang tenun kain dan punya cita-cita meraih pendidikan yang layak.
Ia bukanlah pemuda yang berasal dari keluarga yang berada.
Melfi tinggal di pulau dengan kondisi rumah yang memprihatinkan karena sempat dihantam badai.
Belakangan, kisah haru Melfi putra daerah asal NTT yang diterima di UI ini jadi sorotan setelah dibagikan dosen ITB sekaligus influencer pendidikan, Imam Santoso.
Imam Santoso bercerita, untuk menemui Melfi di Pulau Sawu, ia dan tim dari Paragon Corp menempuh perjalanan yang sangat panjang.
Mereka harus menaiki pesawat dari Bandara Soekerno Hatta selama tga jam.
Lalu melanjutkan dengan perjalanan darat yang tak kalah lama.
Tak berhenti di situ, demi bisa menemui Melfi dan memberikan beasiswa serta hadiah dari Paragon Corp, mereka juga lanjut menaiki kapal selama 12 jam.
Pulau Sawu terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu, di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote.
"Kakak-kakak Paragon tempuh waktu berhari-hari sampai naik kapal 12 jam ke rumah Melfi," tulis Imam Santoso.
Saat melihat kedatangan Imam Santoso dan tim dari Paragon Corp, air mata Melfi langsung tumpah.
"Melfi, dari SD jalan kaki puluhan KM ke sekolah, jadi anak pertama dari Pulau Sawu, pulau kecil di Selatan Indonesia yang keterima UI," tulis Imam Santoso lagi.
"Dari SMA 1 Hawu Mehara," imbuhnya, melansir Tribun Jakarta.
Melfi bukan berasal dari keluarga yang berada.
Sedari kecil, Melfi tinggal di rumah beratap rotan.
Rumah tersebut kemudian hancur dihantam Badai Seroja, pada tahun 2021 lalu.
Badai Seroja adalah siklon tropis yang melanda NTT pada April 2021, menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa.
Badai ini menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang yang merusak infrastruktur, rumah, dan lahan pertanian.
"Dari kecil Melfi tinggal di rumah beratap daun lontar ini sebelum terkena Badai Seroja," tulis Imam Santoso.
Meski di tengah keterbatasan, Melfi tak pernah menyerah.
Ia belajar dengan bersungguh-sungguh, sehingga bisa diterima di UI dan mendapatkan beasiswa dari Paragon Corp.
"Kondisi ekomoni, tak halangi untuk bermimpi tinggi," imbuhnya.
Baca juga: Truk Sedot WC Buang Limbah Tinja ke Sungai dari Atas Tol, Sopir Langsung Kabur saat Kepergok
Setelah rumah beratap daun lontarnya hancur, Melfi dan sejumlah warga lainnya kini tinggal di rumah bantuan dari pemerintah.
"Setelah badai seroja, Melfi tinggal di rumah komunal bantuan pemerintah dan ditempati beberapa keluarga," lanjut keterangan.
Menurut Imam Santoso, mengetahui Melfi diterima di UI, seluruh warga desa ikut berbahagia.
Warga desa terlihat berkumpul mendoakan remaja laki-laki tersebut.
"Melfi keterima UI membuat bahagia banyak orang," tulis Imam Santoso.
"Melfi didoakan banyak orang agar sukses di UI," imbuhnya.
Bukan hanya Melfi, anak-anak di Pulau Sawu juga berjuang esktra keras hanya untuk bisa bersekolah.
Anak-anak di Pulau Sawu harus berjalan puluhan kilometer dan melewati lembah, hanya demi bisa menuntut ilmu.
"Anak-anak di sana sekolah jalan kaki, tempuh pulahan KM, naik dan turun lembah," tulis Imam Santoso.
"Bukan hanya Melfi masih banyak anak lain yang berjuang menembus jarak dan keterbatasan," imbuhnya.
pedagang warung
Athanasia Gusanto
Universitas Pendidikan Ganesha
University of Edinburgh
Skotlandia
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Penjelasan Dosen UGM soal Efek Mikroplastik di Tubuh Manusia, Paparan Tinggi di Kota Besar |
|
|---|
| Hati-hati Gelar Hajat Bisa Kenda Denda Rp 50 Juta Jika Tak Izin, Walikota Eri: Kita Harus Tegas |
|
|---|
| Anen Tak Sudi Ngemis Sejak 1981, Kerja Jual Koran dan Majalah Meski Buta, Hapal Tekstur Tiap Kertas |
|
|---|
| Pasang Foto AI Pakai Seragam TNI AL, Wandi Bisa Dapat Rp 210 Juta Meski dari Balik Jeruji Besi |
|
|---|
| Nasib Warga Israel Heboh karena Punya KTP WNI, Kadisdukcapil Buka Suara dan Ungkap Sikap Bupati |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/anak-pedagang-Athanasia-Gusanto-diterima-beasiswa-di-lima-universitas-di-Inggris.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.