Berita Viral
Perkara Joget, Bocah SD Digampar Pemuda hingga Babak Belur, Ibu: Sakit Hati Tak Bisa Dibayar Apapun
Hanya karena joget, bocah SD babak belur digampar pemuda. Ibu sakit hati tak terima.
TRIBUNJATIM.COM - Seorang bocah SD berinisial D (12) di Desa Kambunong, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) babak belur karena digampar pemuda berinisial M (18).
D digampar hanya karena joget.
Ibu korban, Arnikawati mengatakan, insiden tersebut terjadi pada Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, anaknya hendak pergi bermain bersama temannya.
Namun setiba di depan rumah pelaku, Desa Kambunong, Kecamatan Karossa, Mateng korban mendengar musik yang diputar dari dalam rumah si pelaku.
Setelah itu si anak memanggil pelaku terus berkata "Mahfir, lihatka joget,".
"Tapi anak saya tidak ada maksud mengejek," ujar Arni saat ditemui di Mapolres Mateng, Jl H Aras Tammauni, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Mateng, Jumat (12/9/2025).
Setelah itu, anak saya melanjutkan perjalanannya untuk pergi bermain.
Baca juga: Pungut Makanan Sisa Pejabat dari Acara HUT RI, 2 Bocah SD Kini Dapat Hadiah Sepeda
Korban dicekik hingga dipukul
Tak berselang lama kemudian, sekitar 200 meter dari rumah pelaku tetiba pelaku menyusul korban dari belakang mengendarai sepeda motor.
"Kemudian, pelaku menghentikan anak saya, turun dari motornya dan langsung mencekik leher anak saya," ungkapnya.
Setelah itu, pelaku diduga melakukan pemukulan di bagian wajah, mata hingga hidung.
"Mukanya babak belur sampai hidungnya mengeluarkan darah," tambahnya.
Usai dipukul dengan kasar, korban dibawa temannya ke rumah kerabatnya.
"Saya tidak terima Pak, karena anak saya diperlakukan seperti itu, hati ibu siapa yang tidak sakit hati jika di kasih begitu," pungkasnya.
Baca juga: Bocah Keasyikan Sawer TikToker Rp 410 Juta, Bikin Orang Tua Teriak Minta Kembalikan Uang

Ibu lapor polisi minta keadilan
Usai divisum, sang ibu lalu melaporkan insiden tersebut ke Mapolres Mateng.
Kini, kasus tersebut sudah ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Mateng.
Arni meminta proses hukum tetap berjalan.
Ia mengatakan, hubungan mereka dengan keluarga pelaku tetap terjaga.
Namun kejadian aksi penganiayaan itu tidak bisa ia maafkan dengan melihat anaknya menjadi korban.
"Hubungan kami sebagai orang tua tetap terjaga, silaturahmi tetap terjaga tetap proses hukum harus tetap berjalan bagi si pelaku," pintanya.
"Sakit hati seorang ibu tidak bisa dibayar apapun, semua tante-tantenya sudah mengeluarkan air mata tetapi saya tidak, saking sakit hatinya saya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Kepala Dinas Datangi Langsung Rumah Bocah SD yang Viral ke Sekolah Harus Seberangi Sungai
Korban trauma berat
Ia juga menceritakan kondisi anaknya yang masih dalam keadaan trauma berat.
Bahkan setiap anaknya melamun, pasti selalu teringat kejadian traumatis tersebut.
"Anak saya masih proses pemulihan trauma, dia belum masuk sekolah," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
bocah SD
Mamuju
Sulawesi Barat
penganiayaan
joget
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
19 Tahun Jadi Nakes, Jumiriah Kecewa Tak Diusulkan PPPK Paruh Waktu, Gaji Rp180 Ribu Sebulan |
![]() |
---|
Tangis Adik karena Kakak Hilang 2 Tahun Lalu Sisa Kerangka di Pohon Aren, Tahu dari Gelang |
![]() |
---|
Peran Oknun TNI Cari Orang untuk Culik Kacab Bank BUMN, Beri Imbalan Penculik Rp45 Juta |
![]() |
---|
UU Anti-Flexing Usulan Ahmad Dhani Dikritik Lita Gading, Dibandingkan UU Perampasan Aset: Mikir! |
![]() |
---|
BKD Sebut Jabatan Baru ASN Korban Surat Pengunduran Diri Palsu Setara, Pegawai Temukan 3 Kejanggalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.