Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

KPAI dan Ahli Gizi Tegur Keras Program MBG yang Bikin Ribuan Siswa Keracunan, Kini Minta Dihentikan

KPAI dan ahli gizi belakangan menyoroti program MBG yang awalnya diinisiasi oleh pemerintah setelah Prabowo Subianto dilantik.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
X/GunRomli - Dok RSUD Lebong
SERINGNYA KERACUNAN MBG - Menurut Guntur Romli, tercatat sudah 4.000 siswa keracunan program MBG ini sejak diluncurkan Januari 2025. Sebelumnya, ratusan siswa di Kabupaten Lebong, Bengkulu, alami keracunan usai santap MBG, Rabu (27/8/2025). 

Dari 1624 responden anak ada 583 anak menerima makanan MBG sudah rusak, bau dan basi. 

Bahkan 11 responden menyatakan meski sudah rusak, bau dan basi mereka tetap mengonsumsinya karena berbagai sebab.

Kedua, soal tempat makan MBG di mana responden merasakan bau tidak sedap dari tempat makan MBG.

Ketiga, anak meminta makanan tetap fresh atau tidak basi saat mau dimakan. 

Karena makanan yang sudah tidak fresh membuat siswa malas untuk menyantapnya.

Keempat, edukasi kepada penyedia MBG, siswa dan wali siswa bahwa memakan makanan bergizi itu sangat penting dan banyak manfaat yang akan didapatkan.

Baca juga: Kata Pakar soal Buku yang Disita Polisi dari Para Pendemo: Sebaiknya Lebih Bijak

Dari temuan tersebut, bisa disimpulkan pemahaman MBG yang masih berkutat pada dampak ekonomi seperti alasan hemat, mengurangi uang jajan dan lain lain.

Anak senang adanya budaya makan bersama, namun aspek keamanan dan kebersihan pangan harus terjaga.

Oleh sebab itu, pemerintah harus memastikan pemenuhan hak anak untuk memperoleh makan bergizi gratis yang aman dan berkualitas, serta pemulihan atas kerugian yang ditimbulkan dari kasus tidak dinginkan seperti keracunan.

Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menilai evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan.

Ia mengidentifikasi tiga titik rawan dalam rantai penyediaan makanan MBG.

Baca juga: Kebakaran Kandang Ternak di Montong Tuban, 3 Ekor Kambing Mati Terpanggang 

“Setidaknya ada tiga kemungkinan terjadinya keracunan dan harus dievaluasi mendalam,” ujar Prof Tjandra, Sabtu (20/9/2025).

Pertama, proses memasak di SPPG. Kebersihan alat, prosedur masak, dan pengemasan harus dijamin. 

Namun, ia menekankan bahwa masalah tidak selalu berasal dari dapur.

“Kemungkinan titik kritis lain masih terbuka,” katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved