Berita Viral
Tangkap 3 Pengedar Narkoba, Polisi Miris Malah Tangkap Teman Sendiri yang Ternyata Pengepulnya
Polisi terekam begitu miris melihat temannya sendiri yang ternyata menjadi pengepul uang dari para pengedar narkoba di kawasannyal.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kondisi miris dialami polisi yang ada di Polda Riau baru-baru ini.
Anggota Polisi di Polda Riau awalnya berhasil menangkap tiga orang pengedar narkoba.
Penangkapan tersebut lantas mengarah kepada seseorang lainnya yang menampung hasil uang para pengedar narkoba ini.
Ternyata polisi mendapati kawan sendiri ikut terlibat dalam peredaran narkoba itu.
Akhirnya kini anggota polisi, Bripka AS, merusak citra Kepolisian Daerah (Polda) Riau.
AS merupakan anggota Direktorat Samapta Polda Riau.
Ia ditangkap atas peredaran narkotika dengan barang bukti 1 kilogram sabu.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Riau, Kombes Anom Karibianto, saat dikonfirmasi, membenarkan penangkapan oknum polisi tersebut.
Dia menyebut, pelaku saat ini telah diproses hukum dan dilakukan penempatan khusus atau patsus.
"Yang bersangkutan sudah dipatsus dan ditangani propam," ujar Anom melalui keterangan tertulis, Minggu (21/9/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Baca juga: Warga Ditagih PLN Rp 11 Juta untuk Pindahkan Tiang Listrik, Pihak PLN Ungkap Alasannya
Anom memastikan bahwa Bripka AS tidak hanya diproses hukum pidana, tetapi juga mendapatkan sanksi internal secara etik.
Anom mengatakan tidak pandang bulu dalam menindak siapa pun yang terlibat dalam narkoba.
"Kami tidak akan pernah melindungi oknum yang menyimpang, apalagi terlibat dalam tindak kejahatan berat seperti narkoba, yang merupakan atensi dari Kapolda Riau," ucap Anom.
Kasus ini, tambah dia, sekaligus menjadi peringatan bagi seluruh personel Polda Riau untuk tidak main-main dengan narkoba.

Polda Riau berkomitmen menjunjung tinggi prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam setiap penanganan kasus, termasuk yang melibatkan anggotanya sendiri.
Bripka AS ditangkap dalam Operasi Anti Narkotika (Antik) yang digelar pada 10 September 2025, di Kota Dumai.
Petugas awalnya menangkap tiga orang pengedar sabu di lokasi berbeda, berinisial MR, AY, dan AP.
"Pelaku (Bripka AS) terungkap memiliki 1 kilogram sabu setelah Polda Riau menangkap 3 tersangka," kata Anom.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ketiga tersangka mengaku mendapatkan sabu dari Bripka AS.
Ketiga pelaku juga mengaku menyetor hasil penjualan narkoba ke rekening penampungan Bripka AS yang menggunakan nama orang lain.
Setelah dilakukan pengembangan, petugas menangkap Bripka AS saat berada di Kota Pekanbaru.
Baca juga: Fakta soal Munculnya Surat Perjanjian Agar Mau Merasiakan Keracunan MBG, Disdik: Ini Berat Sekali
Sementara itu, di tempat lainnya, 14 kepala desa alias kades dinonaktifkan dari jabatannya setelah terbukti positif narkoba.
Kebijakan itu diambil oleh Bupati Lahat, Sumsel Bursah Zarnubi.
Bursah Zarnubi menonaktifkan kadesnya setelah mereka menjalani tes urine.
Hal itu diketahui Bupati Lahat, saat pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Lahat, menggelar tes urine bagi camat, lurah, dan seluruh kepala desa se-Kabupaten Lahat, Kamis (07/08/2025) yang lalu.
Baca juga: Deretan Fakta Ketua RT Nikah dengan Dua Wanita di Pelaminan, Kades Berikan Penjelasan
Diungkapkan lelaki yang akrab disapa BZ ini, setidaknya ada 14 orang kepala Desa yang dinyatakan positif hasil tes urine.
Ditegaskan Bursah para kepala desa yang terbukti positif akan diberhentikan sementara dan digantikan Penjabat (Pj) selama enam bulan sebagai masa pembinaan.
“Kepala desa yang positif urinenya narkoba di Pj-kan sementara, selama enam bulan minimal supaya diperbaiki. Kalau membaik, kita kembalikan jabatannya. Kalau tidak membaik, langsung diberhentikan,” tegas Bursah, (14/8/2025).
Ia mengaku jumlah 14 orang ini tergolong banyak dan patut menjadi perhatian serius.
“Sekarang kita Pj-kan 14 orang, ini tergolong banyak, namun prosesnya sesuai aturan yang ada ” ujarnya.
Bupati menekankan bahwa peredaran narkoba kini sudah berada di halaman rumah dan mengancam semua lapisan masyarakat.
Karena itu, ia mengajak seluruh pihak bersatu memberantasnya.
“Kepala desa, sesepuh, tokoh dusun, para dinas, Kodim, polisi, bersatu berantas narkoba ini. Narkoba sudah di halaman rumah kita, tinggal tunggu saatnya. Makanya berantas dari sekarang,”pinta Bursah.
Selain narkoba, Bursah juga menyoroti penyakit sosial lain seperti praktik hiburan malam yang menurutnya menjadi sumber perilaku menyimpang.
“Jangan sampai meluas, termasuk rumah-rumah gubuk-gubuk malam itu. Disitulah pusat segala yang gila-gila itu. Kami akan koordinasi dengan Kodim, akan habiskan. Nggak bisa di zaman saya ada itu. Habis. Zaman bupati yang akan datang silakan, tapi di zaman saya jangan. Rusak anak kita nanti. Bukan cuma anak kita, warga desa juga rusak,” tegasnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kirtam Resah Air Sumur Jadi Bau dan Hitam karena Limbah MBG, Tak Layak Dipakai Mandi Warga |
![]() |
---|
Karyawati Toko Santai Ambil Uang dari Laci Kasir hingga Rp 480 Juta, Pemilik Tahu setelah 3 Tahun |
![]() |
---|
Pekerjaan Baru Wahyudin Setelah Dipecat PDIP, Gaji Rp 100 Juta Amblas Kini Cuma Rp 200 Ribu |
![]() |
---|
Alasan Rakyat Gerah Dengar Strobo Bunyi Tot Tot Wuk Wuk di Jalan, Pengamat Singgung Kesehatan Mental |
![]() |
---|
Mbah Upit Bikin Ribut Imbas Cekcok Tagih Utang, Tetangga Ngamuk Lalu Lempar Gelas Isi Es Batu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.