Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Menkeu Purbaya Sentil Budaya Asal Bapak Senang di Pemerintahan: Ngibulin Saya Juga Kayaknya

Maka dari itu kata Purbaya, ke depan dirinya akan sidak benar-benar terkait dengan penerapan Coretax apakah hal itu benar-benar berjalan dengan baik. 

Editor: Torik Aqua
KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU
MENTAL ABS - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku ingin menghilangkan mental Asal Bapak Senang alias ABS. 

Di awal jabatannya, Purbaya pun membuat gebrakan dengan akan mencairkan kas negara senilai Rp200 triliun kepada bank-bank BUMN untuk menggenjot daya beli masyarakat. 

Sementara selama 10 tahun, Sri Mulyani dianggap berhati-hati mengelola keuangan negara.

Perbedaan gaya Sri Mulyani dan Purbaya ini kemudian disorot Ekonom Universitas Gadjah Mada, Sekar Utami Setiastuti seperti dimuat Kompas Tv pada Jumat (12/9/2025).

KESALAHAN SRI MULYANI - Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dengan Sri Mulyani. Kini Purbaya diminta jangan ulangi dua kesalahan SM.
KESALAHAN SRI MULYANI - Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dengan Sri Mulyani. Kini Purbaya diminta jangan ulangi dua kesalahan SM. (Tribunnews.com/Nitis)

Sekar mengakui bahwa Sri Mulyani dan Purbaya memiliki gaya berbeda dalam mengelola keuangan Indonesia. 

Selama kepemimpinan Sri Mulyani, arah pengelolaan keuangan Indonesia memang lebih ke arah stance konservatif.

Stance konservatif adalah pandangan yang menekankan pelestarian nilai-nilai, tradisi, dan kebiasaan yang ada, menolak perubahan sosial yang drastis, dan cenderung mendukung otoritas tradisional serta tatanan sosial yang sudah mapan.

Menurut Sekar, gaya Sri Mulyani ini tidak sepenuhnya buruk.

Hal ini lantaran Sri Mulyani lebih berhati-hati mengelola keuangan negara agar tidak terjadi defisit dan inflasi yang berlebih. 

Baca juga: Momen Gus Kautsar Meriahkan Maulid Nabi di Pasuruan, Ribuan Ibu-Ibu Tukar 4000 Cobek

“Sri Mulyani selama jabatannya memiliki fiskal stance hati-hati seperti menjaga defisit realistis, fokus ke program prioritas, menjaga stabilitas fiskal dan melakukan reformasi di sistem penerimaan,” ucapnya.  

Menurutnya, Sri Mulyani mengambil sikap hati-hati dalam pengelolaan ialah karena kondisi global yang saat ini tidak menentu.

Sehingga apabila ekonomi dunia kembali diguncang seperti saat pandemi Covid-19, Indonesia masih memiliki stimulus untuk memulihkan diri. 

Gaya pengelolaan keuangan ini juga bisa menjaga kredibilitas fiskal, menjaga fundamental, menjaga kepercayaan pasar, dan menjaga rupiah agar stabil.

“Karena kondisi atau kita lihat ini diperlukan untuk menjaga fundamental dan kredibilitas fiskal, supaya menjaga kepercayaan pasar, supaya rupiah stabil, inflasi lebih terjaga dan tidak ada lonjakan defisit yang membuat krisis fiskal,” tuturnya. 

Sementara gaya pengelolaan keuangan Purbaya memang jauh lebih ekspresif. 

Di mana Purbaya berencana menarik Rp200 triliun dari Bank Indonesia untuk membuat roda ekonomi berputar. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved