Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan Penari Ndolalak Joget di Acara Maulid Nabi, Panitia Akui Lupa Lepas Banner, Tak Niat Lecehkan

Tengah viral di media sosial video penari Ndolalak berjoget di panggung acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram via Kompas.com
ACARA MAULID VIRAL - Tangkapan layar video yang menampilkan penari Ndolalak berjoget di panggung acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Mutisari, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo. Panitia beri penjelasan. 

Untuk meredam polemik, pihak Polsek dan Koramil Watumalang dijadwalkan memanggil panitia serta pihak terkait pada Kamis malam.

Pertemuan itu diharapkan bisa menyamakan persepsi dan menenangkan situasi yang telah telanjur viral di media sosial.

Apa itu Tari Ndolalak?

DPRD Jateng pernah menyelenggarakan Dialog Kebudayaan dan Pagelaran Tari Ndolalak di Hotel Sanjaya, Kabupaten Purworejo, Sabtu (12/2/2022).

Hal ini sebagai upaya melestarikan seni tradisi yang ada di masyarakat Purworejo.

Bagaimana pandangan terkait Tari Ndolalak?

Dalam Dialog Kebudayaan itu, menghadirkan narasumber Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko, yang hadir secara virtual; pelaku seni Tari Krisyanti Tri Astuti; dan Pemerhati Budaya Kabupaten Purworejo, Verra Anggraeni Purwaningrum.

Pemerhati Budaya Kabupaten Purworejo, Verra Anggraeni Purwaningrum menegaskan, kesenian tradisional merupakan salah satu sarana hasil dari cipta rasa dan karsa manusia, sehingga kesenian tradisional juga bisa menjadi suatu identitas tersendiri dari daerah tersebut.

Baca juga: Siswa SD Dibiarkan Sawer Biduan saat Perpisahan Sekolah, Uang dari Orangtua, Kepsek: Kami Kecolongan

Sebagai contoh tarian Ndolalak yang merupakan identitas kesenian masyarakat Purworejo dan sekitar, yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

"Tari Ndolalak merupakan sejarah dari Kabupaten Purworejo dan beberapa daerah sekitar yang menggambarkan tentang perilaku serdadu kolonial Belanda ketika beristirahat di CAMP mereka saat masa penjajahan. Pada saat istirahat itu para serdadu Belanda kemudian melakukan pesta dan berdansa. Aktivitas tersebut kemudian ditiru oleh orang pribumi dan terciptalah gerakan sederhana dan berulang-ulang yang kemudian dinamakan tari Ndolalak. Nama Ndolalak diambil dari tangga nada DO dan LA karena awalnya tarian ini hanya diiringi nada do dan la,” katanya.

Pelaku seni Ndolalak yang juga hadir di acara itu, Krisyanti Tri Astuti menegaskan, Tari Ndolalak memang sempat menjadi kontroversi karena dianggap sebagai tarian erotis.

Bahkan beberapa kalangan sempat melarang penampilan kesenian tradisional ini. Hal itu karena kostum yang dikenakan para penari, banyak meniru seragam para serdadu Belanda yang sedang pesta yang tentu eksotis.

"Namun saat ini, pelaku Ndolalak sadar, saat menarikan di depan anak-anak ataupun kelompok agama, mereka mengenakan celana yang sopan hingga menutup lutut. Ini untuk menyesuaikan dengan norma yang ada. Namun dalam pentas umum, tetap menggunakan kostum yang memang jadi ciri khas tarian ini," tegasnya.

Ditambahkan, butuh peran pemerintah daerah dan kesadaran masyarakat untuk melestarikan kesenian tradisional semacam Tari Ndolalak ini.

Keberhasilan pelestarian kesenian tradisional sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah daerah bersama dengan DPRD, dalam merumuskan program dan kebijakan yang langsung bersentuhan dengan kelompok kelompok kesenian yang terbentuk.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved