Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jupriadi Tak Terima Dipecat usai 16 Tahun Mengajar Gara-gara Pernah Nyaleg: Tidak Pernah Dipanggil

Ia mengaku diberhentikan sekolah secara mendadak meski sudah mengabdi sejak tahun 2007.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/Sukoco
GURU DIPECAT MENDADAK - Ilustrasi berita guru SMAN 10 Makassar bernama Jupriadi mendadak dipecat padahal sudah mengajar selama 16 tahun. Kepala sekolah memberi penjelasan soal pemecatannya. 

Fakta lain terungkap, Jupriadi sempat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada 2019.

Namun, gagal melenggang ke kursi DPRD.

Diketahui, Jupriadi ditunjuk langsung pihak sekolah mengajar ilmu komputer, saat itu masih menjadi bagian dari kurikulum pendidikan nasional.

Namun, setelah mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dihapus dari kurikulum, tugas Jupriadi dialihkan ke pengelolaan laboratorium komputer.

Ia bertanggung jawab atas jaringan, peralatan, dan juga membantu di bagian tata usaha.

Baca juga: Ancam Relawan Ranjau Paku Pakai Bambu, Tukang Tambal Ban Kini Kabur usai Aksinya Viral

Ketika program Smart School diluncurkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Jupriadi dipercaya menjadi operator utama, mengelola delapan layer sistem yang diterapkan di SMAN 10 Makassar.

Selama bertahun-tahun, Jupriadi aktif menjalankan tugasnya.

Termasuk melakukan sosialisasi ke kelas-kelas.

Ia bekerja di bawah kepemimpinan beberapa kepala sekolah, mulai dari Plt Basri hingga Bahmansyur.

Namun, ia sering mempertanyakan status dan kelayakan tugas sebagai operator Smart School.

Pengakuannya, ia tidak pernah mendapat tanggapan dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan.

Ilustrasi guru dari laman BKN. Kepala SMAN 10 Makassar, Bahmansyur, buka suara usai viral pemberhentian guru honorer yang telah mengabdi sejak 2007 atau 16 tahun.
Ilustrasi guru dari laman BKN. Kepala SMAN 10 Makassar, Bahmansyur, buka suara usai viral pemberhentian guru honorer yang telah mengabdi sejak 2007 atau 16 tahun. (BKN)

Konflik bermula saat pesan politik dikirim ke grup WhatsApp sekolah.

Jupriadi menanggapi dengan menyatakan bahwa grup pendidikan seharusnya bebas dari konten politik.

Tak lama setelah komentarnya, ia dikeluarkan dari grup.

Keesokan harinya, ia dipanggil Kepala Tata Usaha dan menerima surat yang awalnya ia kira insentif Smart School. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved