Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jerit Pedagang dan Kantin Sempat Rasakan Sepi, Kini Siswa Mulai Kembali Jajan usai Takut Makan MBG

Siti Mariam (45), pedagang yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan di depan sekolah itu, merasakan betul dampaknya. Kini dagangan makin sepi.

Editor: Torik Aqua
TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf dan KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
SEPI - (kanan) Ilustrasi MBG dan (kiri) suasana pedagang di depan salah satu sekolah di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, para pedagang kaki lima dan pedagang di kantin sekolah beruoaya bertahan di tengah adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (2/10/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Jerit penjual kantin dan pedagang kaki lima yang merasakan sepi imbas munculnya program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kantin adalah tempat di sekolah, kampus, kantor, atau area umum yang menjual makanan dan minuman bagi siswa, pegawai, maupun pengunjung.

Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan makan-minum dengan harga terjangkau dan suasana yang sederhana.

Hal itu dirasakan oleh para penjual di salah satu sekolah negeri di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung Barat.

Baca juga: MBG Jalan Terus Meski Dapat Desakan Imbas Siswa Keracunan Massal, BGN: Di Luar Perintah Presiden

Dulu sering merasakan ramai, kini dagangan mereka sepi dari siswa yang biasa membeli.

Dampak dari adanya program MBG ternyata membuat para pedagang mengelus dada.

Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program pemerintah untuk menyediakan makanan sehat dan seimbang bagi pelajar di sekolah.

Tujuannya membantu pemenuhan gizi anak, mencegah stunting, serta mendukung konsentrasi belajar di kelas.

Siti Mariam (45), pedagang yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan di depan sekolah itu, merasakan betul dampaknya.

"Dulu setiap jam istirahat selalu ramai. Anak-anak beli gorengan, jajan ciki, sampai minuman es. Namun, sejak ada program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembeli berkurang banyak," kata Siti saat ditemui Kompas.com, Kamis (2/10/2025).

Omzet dagangannya merosot tajam.

Dari biasanya bisa membawa pulang Rp 400.000 sehari, kini paling banyak hanya Rp 150.000, bahkan kadang lebih sedikit.

"Kalau terus begini, saya bisa tekor. Tapi mau bagaimana lagi, saya sudah lama di sini. Kalau berhenti, saya enggak ada penghasilan lain," ucapnya pasrah.

Meski begitu, Siti mengaku tidak menolak program MBG.

Ia paham tujuan pemerintah adalah memberikan makanan sehat dan bergizi untuk anak sekolah.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved