Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Korban Konten 'Rp 10 Ribu di Tangan yang Istri Tepat', Suami Malah Mancing saat Anak Sesak Napas

Seorang dokter mengungkap korban konten 'uang Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat' Diketahui, konten itu viral di media sosial TikTok

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok Merliana8 dan ilustrasi uang 10 ribu dari pinterest via TribunTrends
DAMPAK KONTEN TIKTOK - Konten video soal 'uang Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat' kini tengah viral di media sosial TikTok. Siapa sangka konten itu memakan korban di dunia nyata. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang dokter mengungkap korban konten 'uang Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat'

Diketahui, konten itu viral di media sosial TikTok belakangan ini.

Konten itu menunjukkan seorang istri diberi uang belanja sebesar Rp 10 ribu per hari oleh suaminya.

Istri itu lalu memakai uang Rp 10 ribu untuk berbelanja sayur hingga bumbu dapur seadanya, mulai membeli bawang seharga Rp 500, tahu Rp 1.000, hingga kakung Rp 2.000.

Wanita tersebut  kemudian memasaknya, dan memperlihatkan lauk yang sedikit tersebut bisa cukup untuk 3 kali makan.

Namun, konten ini menuai kritik pedas dari publik.

Sebagian besar mereka menganggap konten tersebut terlalu mengada-ada.

Pasalnya saat ini harga bahan pangan tidak murah, dan harga di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda.

Penggunaan frasa 'istri yang tepat' dinilai juga menyakiti perasaan ibu-ibu lainnya.

Terbaru, konten tersebut ternyata emakan korban.

Seorang dokter bernama Mariska Haris menceritakan nasib pilu seorang balita berusia 2,5 tahun.

Dokter Mariska mengatakan balita tersebut datang ke tempat prakteknya malam-malam dalam keadaan sesak.

Ternyata balita tersebut mengalami sesak napas sejak pagi hari.

Baca juga: Ibu Persit Pura-pura Izin Suami TNI ke Pasar Tak Tahunya Belok Hotel Temui Pratu RH

"Engga nyangka perkara Rp10 ribu di tangan istri yang tepat juga memengaruhi pasien saya," ucap dokter Mariska dalam unggahan di akun TikTok pada Kamis (9/10/2025), melansir dari TribunJakarta.

"Gila ya ternyata medsos pengaruhnya luar biasa,"

"Jadi barusan, kita lagi uap anaknya sekarang,"

"Ada anak yang sesak dari pagi hari, anaknya berusia 2,5 tahun, sesak  dari pagi baru dibawa sekarang, alasan ibunya menunggu ayahnya pulang memancing," imbuhnya.

Bukan tanpa asalan, anak tersebut ternyata baru diajak berobat malam hari karena ibunya menunggu ayahnya pulang memancing.

Ibunya mengaku tidak memiliki cukup uang untuk berobat sendiri.

Dokter lantas menasihati ayah dari balita tersebut.

"Baru saja pulang kerja ceritanya, jadi hari ini libur kerja dia sedang memancing bersama teman-temannya sejak pagi,"

"Saya ngomong 'kalau anak lagi sesak, jangan mancing, tinggalin istrinya uang',"

Baca juga: 5 Tahun Menikah, Suami Nangis Serahkan Istri ke Selingkuhan Sacara Adat, si Pebinor Bayar Rp 5 Juta

Namun jawaban pria tersebut sungguh mengejutkan.

Dia mengaku sudah memberikan istrinya uang sebesar Rp200 ribu.

Uang Rp200 ribu tersebut menurut sang istri diberikan seminggu lalu, dan kini sudah habis dipakai untuk membeli beras hingga bahan makanan.

"Saya sudah meninggalkan uangnya, dok, saya meninggalkan 200.000 untuk istriku," ucap dokter Mariska meniru ucapan ayah dari balita tersebut.

"Istrinya langsung mengeluh 'Kamu pergi seminggu yang lalu. Beras habis dan lainnya, 200.000 sisa hanya 25.000, pas anak lagi sesak'," 

"Jadi ibunya akhirnya menunggu ayahnya pulang dulu karena merasa tidak punya uang," imbuhnya.

Tak puas dengan respon sang istri, pria tersebut menyebut pasangannya itu boros.

Ia kemudian membandingkan sang istri dengan pembuat konten 'uang Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat'

"Suaminya langsung mengatakan 'kamu istri yang gak tepat'," ucap dokter Mariska.

"Itu ada di media sosial yaitu TikTok, katanya 10.000 bisa cukup semuanya," imbuhnya.

Mendengar jawaban sang suami, dokter Mariska langsung geleng-geleng kepala.

Ia lalu menasihati pembuatan konten 'uang Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat' untuk lebih bijak dalam bermedia sosial.

Pasalnya konten tersebut dapat menginspirasi para suami untuk memberikan nafkah tak laik kepada istrinya.

Sejumlah netizen tampak sepakat dengan dokter Mariska.

"akibat kelakuan Hi nina, Merli ana, Heyyy, IstriMasEnzy tuh akun2 si istri paling tepat"

"Sudah kuduga pasti ada yg fyp ke suami model bgtu, kan kasian, masih lanjut branding 10k di istri yg tepat kah ? ( hi nina & merli anna ) "

"Makanya stop konten 10rb ditangan istri yg tepat.. mencuci otak suami pelit makin jd pelit"

"parah nih si hi nina, sama merli bikin mental perempuan down yang pertama, dan kedua bikin para suami jadi pelit"

Cara Cegah Dampak Negatif Konten

Menurut psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., salah satu dampak negatif dari tren ini adalah suami menormalisasikan memberikan uang belanja yang sedikit kepada istri.

Istri juga bisa menormalisasikan menerima uang belanja yang sedikit. Keduanya bisa menormalisasikan bahwa uang Rp 10.000 cukup untuk memberi makan keluarga ke keturunannya.

Nah, bagaimana cara mencegah agar tren ini tidak dinormalisasi oleh masyarakat?

“Yang paling jelas dan yang bisa dilakukan adalah kampanye literasi keuangan,” kata psikolog yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru ini saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (1/10/2025).

Para tokoh publik, termasuk influencer, yang prihatin dengan tren ini bisa menggelar kampanye literasi keuangan di media sosial.

Beberapa hal yang bisa dibahas mencakup cara membuat anggaran, pentingnya menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, menghitung kemampuan bayar sebelum berutang, perencanaan keuangan jangka panjang, dan membuat dana darurat.

Baca juga: Suami Tukar Istri dengan Sapi untuk Dibawa oleh Selingkuhan, Diupacarakan dan Disaksikan Tokoh Adat

Dalam anggaran terkait belanja, misalnya, perlu dirincikan nominal Rp 10.000 bisa untuk membeli bahan pangan apa saja yang bisa diolah menjadi lauk untuk tiga kali makan seluruh anggota keluarga.

Meskipun, dengan nominal tersebut, rasanya sulit mendapatkan bahan pangan dengan jumlah yang cukup untuk seluruh keluarga, terutama jika memiliki anak yang perlu menerima asupan gizi seimbang demi tumbuh kembang yang optimal.

Tidak ada salahnya untuk mengunggah video “Rp 10.000 di tangan istri yang tepat”. Hanya saja, Joko mengimbau agar para pengunggah menambahkan konteks di setiap video.

“Misalnya, biaya bulanannya yang nyata berapa, jumlah orang di rumah berapa, dan lain sebagainya,” ucap Joko.

Dengan demikian, warganet yang melihat konten tersebut lebih memahami situasi dan kondisi keluarga pengunggah konten dan tidak menormalisasikannya.

Baca juga: Direktur Wanita Habis Rp 6,6 Miliar Agar Karyawan Ceraikan Istri dan Berpaling, Habis di Pengadilan


Seperti yang disebutkan sebelumnya, tren ini bisa menimbulkan dampak negatif berupa menormalisasikan memberi uang belanja yang sedikit, termasuk kemiskinan.

“Kadang ada orang-orang atau suami yang menormalisasikan kemiskinan, misalnya, ‘Itu ada pasangan suami istri dengan Rp 10.000 saja bisa hidup, masa kamu enggak bisa?’,” tutur Joko.

Joko tidak menampik bahwa ada suami yang memang memiliki karakter pelit. Mereka bisa semakin menjadi ketika terpapar konten “Rp 10.000 di tangan istri yang tepat”.

“Padahal, mungkin dia (suami) bisa memberikan lebih, tapi dia pelit. ‘Istri bisa hidup dengan Rp 10.000 per hari itu ada contohnya tuh’, ini bisa menjadi senjata si suami untuk malas menaikkan alokasi belanja,” jelasnya. 

Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi bahwa konten seperti itu hanya hiburan, bukan merupakan standar pemberian uang belanja.

“Konten tentang Rp 10.000 itu hanya untuk hiburan, karena bagaimana pun, uang Rp 10.000 sekarang tuh dapat apa? Jangan dianggap sebagai sebuah kebenaran karena bisa disalahartikan sama suami yang cenderung mau menang sendiri dan tidak bertanggungjawab,” kata Joko.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved