Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan Orang Tua Masih Beri Uang Saku ke Anak Meski sudah Dapat MBG di Sekolah, Sempat Cicipi Menu

Mereka masih tetap memberikan uang saku karena menu yang disediakan oleh sekolah. Sebab, anak-anak belum tentu suka dengan menu yang tersedia.

Editor: Torik Aqua
KOMPAS.com/Egadia Birru
UANG SAKU - Ilustrasi menu makan bergizi gratis. Orang tua siswa masih berikan uang saku ke anak meski di sekolah sudah dapat menu MBG. 

Ringkasan Berita:
  • Orang tua tetap memberi uang saku karena anak tak selalu suka menu MBG.
  • Menu sayur dan ikan sering ditolak, sedangkan menu modern disukai.
  • Program MBG tetap dianggap membantu ekonomi dan gizi keluarga.

 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap alasan orang tua siswa masih memberikan uang saku ke anaknya meski di sekolah sudah diberi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu dilakukan oleh sejumlah orang tua siswa SMP Negeri 61 Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat.

Mereka masih tetap memberikan uang saku karena menu yang disediakan oleh sekolah.

Sebab, anak-anak belum tentu suka dengan menu yang tersedia, di antaranya sayur dan ikan.

Baca juga: 52 Siswa SMPN 1 Boyolangu  Tulungagung Diduga Keracunan MBG, 4 diantaranya dalam Kondisi Parah

“Saya tetap kasih uang saku, biasanya Rp5.000 per hari. Soalnya kalau menu MBG-nya sayur atau ikan, anak saya suka sisain,” ujar Rudi (45), orang tua siswa kelas VIII, saat ditemui Kompas.com, Senin (13/10/2025).

Rudi menilai program MBG sangat membantu keluarga dari sisi ekonomi karena anaknya mendapat makanan lengkap tanpa perlu menyiapkan sarapan di rumah.

Namun, ia juga memahami bahwa selera anak berbeda-beda terhadap menu MBG yang disajikan.

“Awalnya kan menunya unik, ada nasi, sayur, lauk, buah, susu. Tapi lama-lama ada juga yang diganti, kayak nasi diganti spaghetti,” kata Rudi.

“Nah, kalau burger atau spaghetti, anak saya doyan banget. Tapi kalau sayur atau ikan lele, biasanya disisihin,” lanjutnya.

Rudi sempat mencicipi makanan MBG yang dibawa pulang anaknya.

Dari situ, ia memahami mengapa anak-anak lebih menyukai menu modern ketimbang sayuran.

“Saya pernah coba, ternyata sayurnya hambar. Nggak ada rasanya, nggak asin, nggak manis juga. Jadi wajar kalau anak-anak nggak suka,” tuturnya.

Meski begitu, ia tetap mengapresiasi kualitas pengawasan makanan dari Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) Palmerah yang menyalurkan MBG ke sekolah.

“Saya nggak khawatir soal kebersihan, karena prosesnya diawasi. Tiap boks juga ada nama pengantar dan penerimanya, jadi jelas,” tambahnya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved