Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SMA Diduga Jadi Korban Bullying Diinjak Teman, Kata Polisi Hanya Perkelahian: Kenakalan Remaja

Tampak siswa dianiaya temannya dengan cara diinjak dan dipukul berkali-kali tanpa perlawanan.

Editor: Alga W
Instagram/groboganupdates
PERKELAHIAN - Tangkapan layar dua orang remaja diduga berasal dari siswa SMA swasta di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, melakukan perkelahian dan pembullyan. Video itu pun viral di media sosial. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi dugaan bullying (perundungan) oleh beberapa siswa SMA swasta di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, viral di media sosial (medsos).

Dalam sebuah video berdurasi 20 detik yang viral beredar, memperlihatkan aksi siswa SMA dianiaya temannya.

Ia dianiaya temannya dengan cara diinjak dan dipukul berkali-kali tanpa perlawanan.

Baca juga: Bikin Konten Tak Senonoh Siswi & Guru Sekolah Pakai AI, Status Mahasiswa Chiko Kini Terancam

Sementara teman-teman lainnya hanya menonton tanpa berusaha melerai.

Peristiwa ini tampak terjadi di sebuah area kebun, bukan di lingkungan sekolah.

Namun, para pelaku dan korban masih mengenakan seragam sekolah. 

Suara dalam video bahkan terdengar memprovokasi aksi tersebut.

"Pancalo, mati sisan (injak saja, biar mati sekalian)," ujar salah satu suara dalam video.

Video yang diunggah oleh akun Facebook Abm Putra ini telah ditonton lebih dari 51 ribu kali, mendapat 254 komentar, dan dibagikan 224 kali.

Dalam unggahan tersebut, pengunggah meminta pihak kepolisian segera menindaklanjuti kasus tersebut.

"Pembullyan, tolong Kapolres Grobogan dan Polsek Gubug segera ditindaklanjuti," tulis pengunggah dalam keterangan videonya.

Menanggapi hal tersebut, KBO Satreskrim Polres Grobogan, Iptu Imam Siswanto, buka suara.

Ia membenarkan adanya video yang memperlihatkan perkelahian antar remaja di Kecamatan Gubug

Namun, pihaknya menegaskan bahwa peristiwa tersebut bukan tindakan bullying.

"Tidak ada pembullyan. Hanya kenakalan remaja. Saling berkelahi," ujarnya, Jumat (17/10/2025), dikutip dari Tribun Jateng.

Tangkapan layar dua orang remaja diduga berasal dari siswa SMA swasta di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, melakukan perkelahian dan pembullyan. Video tersebut pun viral di media sosial.
Tangkapan layar dua orang remaja diduga berasal dari siswa SMA swasta di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, melakukan perkelahian dan pembullyan. Video tersebut pun viral di media sosial. (Instagram/groboganupdates)

Iptu Imam juga menyampaikan bahwa pihak sekolah telah melakukan mediasi antara para siswa yang terlibat. 

"Informasi dari sekolah sudah mediasi. Tapi hari ini ada yang melaporkan ke Polsek Gubug," tambahnya.

Sementara itu, pihak Kapolsek Gubug belum memberikan keterangan resmi terkait laporan yang masuk.

Hingga berita ini ditulis, upaya konfirmasi yang dilakukan Tribun Jateng belum mendapatkan jawaban.

Baca juga: Sebarkan Konten Tak Senonoh Hasil Editan AI Siswi hingga Guru SMAN, Chiko Ternyata Anak Polisi

Sebelumnya, kasus bullying yang menyebabkan kematian siswa SMPN 1 Geyer, Angga Bagus Perwira (12), mengejutkan banyak pihak, termasuk keluarganya.

Angga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di ruang kelas VII G pada Sabtu (11/10/2025), sekitar pukul 11.00 WIB.

Temannya, APR (12), memberikan kesaksian sebelum Angga tewas.

Berdasarkan keterangan dari APR, Angga sempat terlibat dua kali perkelahian dengan rekan sekelasnya di hari yang sama, sebelum akhirnya mengalami kejang-kejang dan meninggal dunia.

"Awal mulanya Angga diejek teman-temannya, lalu Angga tidak terima dan berkelahi," ungkap APR, teman seangkatan Angga, saat ditemui di rumah duka pada Minggu pagi.

"Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti. Itu saat jam ketiga, tapi belum ada guru," jelasnya.

"Kamu beraninya sama siapa? Lalu Angga berkelahi dengan AD hingga kepala Angga kena pukul berkali-kali," ujar APR menambahkan.

"Dia kejang-kejang dan dibawa ke UKS tapi meninggal. Saat itu jam pelajaran tapi guru belum datang," tambah dia.

KRONOLOGI ANGGA TEWAS - Kepala SMPN 1 Geyer, Sukatno menunjukkan ruang kelas VII G, lokasi siswa tewas yang diduga korban bullying, Senin (13/10/2025). Ia membeberkan kronologi tewasnya Angga.
Kepala SMPN 1 Geyer, Sukatno menunjukkan ruang kelas VII G, lokasi siswa tewas yang diduga korban bullying, Senin (13/10/2025). Ia membeberkan kronologi tewasnya Angga. (KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO)

Kepala Sekolah SMPN 1 Geyer, Sukatno, akhirnya angkat bicara terkait meninggalnya Angga yang diduga menjadi korban perundungan atau bullying di lingkungan sekolah.

Melalui pesan singkat kepada KOMPAS.com pada Minggu (12/10/2025), Sukatno menyampaikan, penanganan kasus tersebut telah diserahkan kepada aparat penegak hukum.

"Maaf baru balas. Permasalahan di sekolah sudah ditangani oleh pihak berwajib Polres Grobogan," kata Sukatno.

Kedua orang tuanya, Sawendra (38) dan Ike Purwitasari, yang berdomisili di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, langsung pulang ke Grobogan dan tiba ketika jenazah Angga sudah tidak bernyawa.

Jenazah Angga dimakamkan di pemakaman umum Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Minggu pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, disaksikan oleh warga dan para pelayat.

Paman korban, Suwarlan (45), mengungkapkan bahwa keluarga mendapat kabar kematian Angga dari pihak sekolah pada Sabtu siang.

"Kata teman-teman sekolahnya, diduga korban bullying. Saat itu kejang-kejang dan mau dibawa ke UKS, tapi sudah meninggal dunia," ujarnya.

Jenazah Angga sempat dibawa ke Puskesmas terdekat dan kemudian dirujuk ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, untuk dilakukan autopsi.

"Permintaan kami supaya diautopsi kepolisian, biar jelas penyebab kematiannya. Perut dan dadanya menghitam," jelas Suwarlan.

Baca juga: Guru Maya Tuduh Siswa Pakai Narkoba Ketar-ketir, Nita Temui Richard Lee Demi Tuntut Keadilan Anaknya

Sementara itu, kakek korban, Pujiyo (50), menuturkan bahwa cucunya sering mengeluh soal perundungan yang dialaminya di sekolah.

Bahkan, sempat enggan masuk sekolah karena mengalami kekerasan secara verbal maupun fisik.

"Pernah sakit juga di kepala karena dipukuli dan tidak masuk sekolah. Kami akhirnya datangi sekolah dan melaporkannya. ABP pun kemudian mau masuk sekolah meski tetap dihina dan dianiaya. Dia itu anak penurut dan enggak aneh-aneh. Hobinya sepak bola," kata Pujiyo.

"Harusnya diawasi, kan udah kejadian. Kasihan mas, anaknya pendiam. Orangtuanya kalau pulang hanya pas Lebaran," tambahnya sambil menangis.

Keluarga juga menerima informasi simpang siur, termasuk dugaan bahwa Angga sempat dijatuhkan dari tangga sebelum meninggal.

Untuk itu, mereka menuntut agar penyebab kematian Angga diusut tuntas melalui autopsi oleh kepolisian.

"Kami melihat jenazah ABP di Puskesmas sebelum dilarikan ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi untuk diautopsi atas permintaan kami. Info yang kami terima, dia dibully, sampai kejang-kejang dan meninggal di ruang kelas," tegas Pujiyo.

PERMINTAAN TERAKHIR - Sawindra, ayah Angga Bagus Perwira siswa SMPN 1 Geyer yang meninggal dunia di sekolah saat ditemui tim Tribun Jateng, Rabu (15/10/2025). Orangtua Angga, Sawendra (38) dan Ike Purwitasari (34) mengantar jenazah anak sulungnya ke peristirahatan terakhir di TPU Dusun Muneng, Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Minggu (12/10/2025) pagi. Angga merupakan siswa SMP Negeri 1 Geyer korban perundungan oleh teman-temannya. Korban tewas di kelas pada Sabtu (11/10/2025).
Sawendra (38), ayah Angga Bagus Perwira siswa SMPN 1 Geyer yang meninggal dunia di sekolah saat ditemui tim Tribun Jateng, Rabu (15/10/2025). Ia mengantar jenazah anak sulungnya ke peristirahatan terakhir di TPU Dusun Muneng, Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Minggu (12/10/2025) pagi. (KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO - TRIBUN JATENG/FAIZAL AFFAN)

Dalam kasus dugaan perundungan dan penganiayaan yang menewaskan Angga ini, pihak keluarga menuntut keadilan dan mendesak kepolisian bertindak profesional.

Ayah Angga, Sawendra, tak habis pikir mengapa tidak ada pengawasan serius dari tenaga pendidik di SMPN 1 Geyer hingga petaka merenggut nyawa anaknya.

Padahal, bullying verbal dan fisik yang membayangi Angga akhir-akhir ini sudah pernah dilaporkan ke pihak sekolah.

"Harapannya berlanjut seadil-adilnya. Enggak ada kata maaf intinya. Soalnya nyawa hubungannya ini."

"Kalau bisa nyawa dibayar nyawa. Tapi hukum kita ikuti aturan yang berlaku. Tapi harus dihukum setuntas-tuntasnya," tegas Sawendra yang sudah 20 tahun merantau di Cianjur ini.

Baca juga: Kepsek Rendahkan Guru PPPK, Balasan Pak Joko Disoraki Siswa: Katanya Saya Baru Seumur Jagung

Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Rizky Ari Budianto mengatakan, kasus kematian Angga yang diduga korban bullying dan pengeroyokan teman sekolahnya masih didalami.

Penyidik Satreskrim Polres Grobogan masih memeriksa sejumlah saksi, di antaranya teman-teman sekolah Angga termasuk para guru SMPN 1 Geyer.

"Masih proses pemeriksaan semua. Saksi yang diperiksa banyak," kata Rizky.

Selain itu, saat ini Satreskrim Polres Grobogan juga menggandeng Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jateng untuk mengautopsi jenazah Angga.

Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti permintaan keluarga Angga sekaligus mengetahui penyebab pasti kematian remaja tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved