Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Cara Sito Jadi Dukuh di Desa Meski Masih Mahasiswa dan Umur 20 Tahun, Kini Berhenti Jadi Barista

Sito masih berstatus sebagai mahasiswa semester tiga Program Studi Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
KISAH PEMUDA INSPIRATIF - Sito Apri Nurrochim, Dukuh Padukuhan Kajor saat ditemui di Kantor Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Selain menjadi dukuh, Sito juga mahasiswa semester 3 Program Studi Psikologi, Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. 

Pada 6 Oktober 2025, Sito resmi dilantik sebagai Dukuh Padukuhan Kajor.

“Pertama kaget, nggak nyangka bisa jadi dukuh. Ini amanah besar dari warga,” kata dia.

Kini, hidup Sito semakin padat.

Selain kuliah, ia mulai aktif melayani warga, dari urusan surat-menyurat hingga menghadiri pertemuan RT dan kegiatan PKK.

Untuk fokus pada tanggung jawab baru ini, Sito memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai barista.

“Saya pikir, kuliah dan jadi pamong sudah cukup. Barista saya tinggalkan,” tutur dia.

Meski masih muda, Sito tak kesulitan menjalin komunikasi dengan warga, termasuk para sesepuh.

“Mereka terbuka, bahkan kadang memanggil saya ‘Pak’. Saya bilang, nggak usah, tapi ya monggo saja,” ujarnya sambil tertawa.

Baca juga: Beda dari Sahdan Ketua RT Gen Z Bikin Bangga, Ketua RW Malah Dicurigai Warganya Diduga Korupsi

Ia juga kerap mendapat candaan dari warga dan teman-temannya untuk segera mencari “ibu dukuh” alias istri.

Namun, Sito yang lahir pada April 2005 ini memilih fokus menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu.

“Tunggu kuliah selesai dulu, baru mikir yang lain,” katanya santai.

Sebagai dukuh, Sito bertekad membawa perubahan positif di Padukuhan Kajor, yang terdiri dari tiga dusun: Guyangan, Kenteng, dan Kajor.

Ia ingin memanfaatkan potensi lokal, seperti kesenian bregodo, tari, jatilan, jemparingan, dan UMKM pembuatan ketupat, untuk mengembangkan desa wisata.

"Saya ingin coba inovasi, mungkin digitalisasi atau teknologi, supaya warga lebih mudah. Potensi budaya dan ekonomi di sini besar,” ungkap dia penuh semangat.

Meski tanggung jawabnya berat, Sito tetap rendah hati. Ia menegaskan, dirinya bukan pejabat, melainkan pelayan masyarakat.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved