Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kepsek Rasita Seberangi Laut dan Hutan Tiap Hari Demi Ngajar, Pantas Masuk Nominasi Sekolah Hebat

Kepsek Rasita tak masalah menyebrangi sungai hingga lewat perbatasan Malaysia demi bisa mengajar anak-anak didikan dalam kondisi tak menyenangkan.

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Tribunnews.com
KEPSEK HEBAT - Kepsek Rasita yang teladan karena rela selalu berkorban nyebrang dan masuk ke hutan demi ngajar. Rasita berhasil membuat sekolahnya jadi sekolah hebat. 

TRIBUNJATIM.COM - Perjuangan Rasita Siregar membuat sekolah yang dipimpin olehnya jadi masuk nominasi sekolah hebat.

Setiap pagi, Rasita Siregar menyeberangi laut menuju sekolahnya di Kepulauan Meranti, Riau.

Cuaca pasang dan hujan deras menjadi tantangan yang sudah biasa ia hadapi.

"Kalau pas lagi musim hujan itu airnya bisa lebih tinggi lagi," ujar Rasita kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2025). 

"Kadang kita ketemu ular. Nah, kalau pas lagi musim air pasang, kalau tahun lalu air pasang besar, itu sempat ada buaya naik ke darat. Tapi saya enggak pernah ketemu," sambungnya. 

Buaya itu bahkan pernah muncul di depan halaman sekolah dan belum tertangkap hingga kini.

"Sekarang udah dikasih apa, papan peringatan sama Babinkamtibmas di sana. Papan peringatan untuk berhati-hati untuk tidak bermain di tepi parit di depan," katanya.

Rasita juga mengingatkan murid-muridnya agar bermain di area yang lebih aman.

"Anak-anak diingatkan untuk tidak main sampai ke halaman depan. Biasanya anak-anak jangan main di sekitaran halaman di depan ruang kelas," ujarnya.

Berdasarkan penelusuran tim Kompas.com yang liputannya dikutip TribunJatim.com, Minggu (26/10/2025), Rasita mulai bertugas di sekolah itu pada 2022.

Tepat setelah sekolah berubah status menjadi negeri.

Kepsek Rasita yang teladan
Kepsek Rasita yang teladan (Kompas.com)

Saat pertama kali datang, ia mendapati kondisi sekolah masih jauh dari kata layak.

"Kondisi sekolah itu waktu pertama kali saya di sana dalam keadaan atapnya bocor," ujar Rasita.

Ia menambahkan, karena atap bocor setiap hujan maka ruang kelas mengalami banjir. 

Selain itu, peralatan dalam kelas juga masih minim dan proses pembelajaran berpusat pada guru daripada pada anak. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved