Berita Viral
Purbaya Balas Kritik Hasan Nasbi Sambil Bawa Hasil Survei, Ungkit Gaya Koboi: Atas Perintah Presiden
Hasan Nasbi mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang dinilai terlalu sering menyinggung pejabat yang lain.
TRIBUNJATIM.COM - Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi Batupahat, mengkritik Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
Kini Purbaya membalas kritikan yang dilontarkan oleh Hasan Nasbi.
Ia 'tampar balik' sindiran Hasan Nasbi pakai data survei.
Baca juga: Kakak Suntikkan Sabu ke Tubuh Adik Kandungnya Imbas Sakit Hati ke Orang Tua, Korban Diancam Dijual
Ia menegaskan, kebijakannya saat ini justru berhasil secara perlahan meningkatkan kepercayaan publik serta menjaga stabilitas.
Purbaya pun menunjukkan hasil survei kepercayaan masyarakat yang mengalami kenaikan ke hadapan awak media.
Survei tersebut telah dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Ini indeks kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Kalau jatuh seperti ini, keadaan buruk," ucap Purbaya.
"Ini kemarin waktu bulan Juli, Agustus, September turun terus ke titik terendah sini, terjadi banyaknya demo," lanjutnya.
"Tapi setelah kita melakukan kebijakan yang mungkin untuk bagian kalangan agak drastis, agak ceplas-ceplos, tapi ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat ke pemerintah," terang Purbaya lagi.
Ia mengatakannya sambil menunjukkan hasil survei di kertas ke hadapan awak media, seperti dikutip dari Kompas TV, Selasa (28/10/2025).
Kepercayaan masyarakat mulai membaik dan cenderung stabil setelah Purbaya mengambil kebijakan dengan gayanya yang dinilai sebagian besar kalangan seperti 'koboi'.
"Sudah stabil lagi. Jadi, stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat, kecuali di mata orang itu ya (Hasan Nasbi)," katanya.
Pemulihan kepercayaan publik, katanya, seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat.
"Karena ekonomi memburuk, kepercayaan menurun, ketika ekonomi bagus kepercayaan naik," katanya.
"Ketika ekonomi buruk, mereka (masyarakat) enggak suka pemerintah, tapi ketika mulai balik, mereka juga seneng ke pemerintah," jelas Purbaya.
Purbaya menegaskan dirinya ialah perpanjangan tangan dari Presiden Prabowo Subianto.
Keputusan atau kebijakan yang diambil bagian dari arahan langsung sang Presiden.
"Jadi, sepertinya saya koboy, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat, ke pemerintah."
"Itu juga atas perintah Bapak Presiden, jadi saya enggak berani gerak sendiri. Jangan dianggap saya koboy."
"Saya hanya perpanjangan tangan oleh Bapak Presiden dengan versi yang lebih halus malah," pungkas Purbaya.
Baca juga: Hukuman Kades & Kasun Suruh Mahasiswi Korban Rudapaksa Nikahi Pelaku, Diperiksa Inspektorat Pemkab
Sebelumnya, Hasan Nasbi mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang dinilai terlalu sering menyinggung pejabat lain.
Menurutnya, pola komunikasi seperti itu berpotensi melemahkan kekompakan pemerintah.
"Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah," ujar Hasan Nasbi melalui tayangan di kanal YouTube pribadinya.
Hasan menilai, perdebatan antar pejabat seharusnya dilakukan secara tertutup agar tidak menimbulkan kesan perpecahan di mata publik.
"Kalau mau baku tikam di ruang tertutup, mau saling koreksi, mau saling marah-marah, mau saling debat, mau tunjuk-tunjukan di ruang tertutup."
"Tapi kalau di ruang terbuka, kita nanti akan meng-entertain orang yang tidak suka dengan pemerintah," katanya.
Ia mencontohkan gaya komunikasi Purbaya saat berdebat dengan kepala daerah terkait dana transfer ke daerah (TKD).
"Misalnya menteri berantem sama Gubernur, mungkin hari ini kita melihatnya jadi hiburan. Tapi kalau lama-kelamaan orang akan melihat ini sebagai ketidak-solidan pemerintah," ucap Hasan Nasbi.
Kritik Hasan Nasbi terhadap Purbaya ini pun menjadi sorotan publik.
Hasan Nasbi dinilai tak etis menyerang Purbaya karena saat ini menjabat sebagai Komisaris Pertamina.
"Nah, kalau Hasan Nasbi ini kan sekarang Komisaris Pertamina," ujar Pengamat Politik, Syahganda Nainggolan, seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Bambang Widjojanto yang tayang pada Selasa (28/10/2025).
"Dia harusnya terikat, dia ngerti hierarki, dia tidak boleh menjadi pengkritik Purbaya sebagai Menteri Keuangan menurut saya," papar dia.
Baca juga: Sosok Windy Mahasiswi Penjual Jagung Bakar Peraih Beasiswa Kuliah, Ingin Perbaiki Ekonomi Keluarga
Syahganda beralasan karena Hasan Nasbi mendapatkan gaji dari uang negara, ia semestinya mendukung kebijakan pemerintah.
Kejadian tersebut pernah dialami oleh Syahganda sendiri yang kala itu ditawari jabatan komisaris di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia menolak jabatan tersebut karena tidak boleh mengkritik pemerintah.
"Saya kan dulu ditawari jadi komisaris ya, oleh salah satu orang dekatnya presiden, saya tolak kan. Kenapa saya enggak mau jadi komisaris? Karena kalau saya komisaris saya makan uang negara," pungkasnya.
| Pengakuan Sekolah soal Larangan Orang Tua Menggugat Jika Anak Keracunan MBG: Ini Hari Pertama |
|
|---|
| Viral Mahasiswi UNS Penerima KIP Kuliah Kepergok Dugem, Beasiswa Dicabut, Kampus: Efek Jera |
|
|---|
| Suci Pengirim Papan Bunga Beri Titel Baru Wanita Diduga Selingkuhan Suaminya saat Wisuda: Selamat |
|
|---|
| 1.585 Hektar Habitat Gajah Sumatera Diganti Kebun Sawit, Padahal Populasi Hanya Tersisa 50 Ekor |
|
|---|
| 9 Bulan Jadi Gubernur, Agustiar Sabran Tak Pernah Ambil Gaji Pilih Sumbangkan: Dikasih Rezeki Lain |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.