Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tarif Kawin Kontrak Dibongkar Warga, Kuak Komunitas Terselubung PSK yang Siap Dinikahi Sementara

TM, seorang warga setempat mengatakan jika prostitusi berkedok kawin kontrak ini memiliki tarif yang beragam. Ada komunitas terselubung.

Editor: Torik Aqua
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
TARIF KAWIN KONTRAK - Suasana di Jalan Raya Puncak Bogor, kawasan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat (24/10/2025). Tarif kawin kontrak yang terselubung di kawasan Puncak, Bogor diungkap warga setempat. 

TRIBUNJATIM.COM - Tarif prostitusi berkedok kawin kontrak di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat diungkap oleh warga.

TM, seorang warga setempat mengatakan jika prostitusi berkedok kawin kontrak ini memiliki tarif yang beragam.

Sebab, praktik ini terselubung dan bahkan pernah dibongkar oleh polisi.

Kawin kontrak merupakan praktik eksploitasi seksual yang disamarkan melalui perjanjian pernikahan sementara.

Baca juga: Dulu Marak Kawin Kontrak, Kini Tamu Arab Bawa Istri dan Anak saat Wisata ke Puncak

BIasanya berkedok budaya atau agama tapi sebenarnya alasan komersial dan melanggar hukum.

Menurut dia, prostitusi berkedok kawin kontrak sudah menjadi rahasia umum sejak era 1990-an.

Kawin kontrak adalah pernikahan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan waktu tertentu, bukan komitmen seumur hidup.

Praktik ini sering terjadi antara warga lokal dan warga asing, terutama di daerah wisata atau religi.

Salah satu di antaranya, yaitu di Bogor.

Dalam banyak kasus, kawin kontrak hanya menjadi legalisasi semu untuk hubungan seksual berbayar.

Perempuan “dinikahi” untuk jangka pendek, lalu “diceraikan” setelah masa kontrak habis. Uang dan fasilitas diberikan sebagai imbalan, mirip dengan transaksi prostitusi.

Dampaknya dapat merusak nilai pernikahan dan martabat perempuan.

Menyuburkan praktik perdagangan manusia dan eksploitasi seksual. Di beberapa wilayah, praktik ini telah ditindak sebagai bentuk prostitusi terselubung.

Berdasarkan pengakuan TM, banyak PSK datang dari luar Bogor untuk mencari uang dengan cara mengikuti kawin kontrak.

Mereka memanfaatkan situasi banyaknya wisatawan Arab dari Timur Tengah yang berwisata ke kawasan wisata Puncak.

"Perempuan-perempuannya gak ada orang sini," kata TM, salah satu warga asal kawasan Puncak Bogor kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (24/10/2025).

KAWIN KONTRAK - Suasana di Jalan Raya Puncak Bogor, kawasan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat (24/10/2025). Fenomena kawin kontrak sudah menurun, turis Arab disebut sudah bawa istri dan anak.
KAWIN KONTRAK - Suasana di Jalan Raya Puncak Bogor, kawasan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat (24/10/2025). Fenomena kawin kontrak sudah menurun, turis Arab disebut sudah bawa istri dan anak. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

"Emang ada semacam komunitasnya di sini, tapi ini terselubung," imbuh TM.

Pernikahan kontrak ini, kata dia, memang kerap dilakukan di kawasan Puncak Bogor atau Puncak Cianjur, meski pelakunya orang luar.

Modusnya, pernikahan kontrak dilakukan terlihat seperti pernikahan biasa.

Namun orang yang terlibat seperti saksi, wali nikah dan amil merupakan orang suruhan atau bodong.

Tarif sekali nikah kontrak adalah Rp 2 Juta - 4 Jutaan, itu biasanya dibayarkan ke orang yang berperan sebagai amil bodong.

"Pokoknya di atas Rp 2 Jutaan lah kalau dinikahkan, itu sekali kawin kontrak," katanya.

"Bayarnya ke amil (amil bodong), Rp 2 Juta, Rp 2,5 Juta, sampai Rp 4 Juta," sambung TM.

Setelah itu, uang itu nanti dibagi-bagi ke pelaku lain yang terlibat membantu menggelar pernikahan kontrak itu.

Kemudian untuk sang PSK yang dinikahkan kontrak, akan menjadikan sang tamu Arab hidung belang ini sebagai 'pohon uang.'

Jika dia dapat banyak, sang PSK akan memberikan uang tambahan kepada para pelaku lain yang membantunya dalam proses kawin kontrak.

"Nanti si cewek itu, uang jajan, uang makan, kan dikasih sama orang Arab, nanti dikasih ke orang-orang itu (pelaku lain)," kata TM.

Selama beberapa hari sampai belasan hari, si PSK akan tinggal di vila bersama si hidung belang tamu Arab ini layaknya pasangan suami istri.

Sampai nanti si hidung belang memutuskan untuk cerai.

"Tinggal di vila, si ceweknya merengek ke si Arab itu. Kakak saya begini, saya butuh uang, keluarga sakit lah, dirawat lah. Nanti dapet (duit) lagi, nanti dikasihkan," katanya.

"Namanya juga jablay (PSK), bukan cewek biasa," imbuhnya.

Meski begitu, kata TM, fenomena kawin kontrak ini kini telah menurun, tidak sebanyak dulu.

"Sekarang biong-biong, gremo-gremo itu pada stres," kata TM.

Sebab kini wisatawan timur tengah yang berkunjung ke kawasan Puncak ramai yang membawa anak dan istrinya.

"Karena tamu-tamu Arab kebanyakan sekarang bawa istri, bawa anak," kata TM.

"Jadi anak sendiri dibawa, istri sendiri dibawa, jadi tidak ada kesempatan. Gak kayak dulu, dulu kan banyak yang (tamu Arab) bujangan," imbuhnya.

Meski menurun, menurut TM, aktivitas kawin kontrak ini masih ada di kawasan Puncak.

"Sekarang masih ada, tapi sedikit, udah menurun. Kan dulu mah rame viral. Sekarang mah pada takut, takut sama HP (takut viral)," ungkapnya.

Pernah Diungkap Polisi pada 2019

Pada tahun 2019 silam, Polres Bogor pernah membongkar praktik kawin kontrak di kawasan Puncak ini.

Polisi saat itu berhasil mengamankan empat orang pelaku yang kerap berbisnis haram mengadakan kawin kontrak untuk wisatawan asal Timur Tengah.

Keempat pelaku ini diketahui merupakan mantan TKI Timur Tengah asal Cianjur dan Sukabumi yang berinisial ON, IM, BS dan K.

Selain itu, Polisi saat itu juga menemukan enam perempuan yang dijajakan para pelaku ke hidung belang yang semuanya berasal dari Sukabumi.

Polisi menjerat para pelaku itu dengan UU tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di UU nomor 21 tahun 2007 pasal 2 dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun.

Fenomena sudah menurun

Fenomena kawin kontrak di Puncak Bogor dan Cianjur, Jawa Barat telah menurun.

Kawin kontrak itu biasanya dimanfaatkan oleh Warga Negara Asing (WNA) khususnya Timur Tengah.

Menurut tokoh warga di Puncak Bogor, TM menyebut jika kini turis laki-laki dari kawasan Arab dan sekitarnya ikut membawa istri dan anaknya ketika berlibur ke Puncak Bogor atau Cianjur, Jawa Barat.

Hal itu, TM menambahkan, membuat kesempatan para lelaki untuk kawin kontrak sudah tak ada lagi.

Baca juga: Ditawari Gaji Rp 30 Juta, Wanita Cianjur Dipaksa Kawin Kontrak dengan Orang Tiongkok, Sempat Disekap

"Karena tamu-tamu Arab kebanyakan sekarang bawa istri, bawa anak. Jadi anak sendiri dibawa, istri sendiri dibawa, jadi tidak ada kesempatan. Gak kayak dulu, dulu kan banyak yang (tamu Arab) bujangan," kata TM di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat (24/10/2025).

Kawin kontrak adalah pernikahan yang dilakukan berdasarkan perjanjian untuk jangka waktu tertentu, bukan untuk selamanya seperti pernikahan biasa.

Setelah masa kontrak habis, hubungan suami istri otomatis berakhir. 

Dia mengatakan bahwa sekarang ini di tahun 2025, banyak biong atau germo kawin kontrak yang pusing.

Mereka sudah tak mendapatkan lagi penghasilan dari prostitusi yang dibalut kawin kontrak tersebut.

"Sekarang biong-biong, gremo-gremo itu pada stres," kata TM.

Walau demikian menurut TM, praktik kawin kontrak ini masih ada dan dilakukan secara tersembunyi.

Dalam kawin kontrak ini, kata dia, orang-orang yang terlibat seperti perempuannya kebanyakan orang luar Bogor.

Biasanya ditarif sekitar Rp2,5 Juta atau lebih untuk sekali kawin kontrak.

Itu belum termasuk uang tambahan yang diminta si perempuan ke si hidung belang.

Namun dia mengatakan bahwa sekarang ada modus yang agak berbeda yang ditemukan di salah satu desa di kawasan Puncak Bogor.

Kasusnya melibatkan perempuan-perempuan asal Cianjur, Sukabumi, dan Sumedang.

"Mereka diajak nikah sama laki-laki, tapi nikahnya sama orang Arab. Dinikahi sama orang Arab, ternyata bukan dijadikan istri, dijual ke Arab lagi," kata TM.

Pernikahan Bodong

Pernikahan kontrak ini, kata dia, memang kerap dilakukan di kawasan Puncak Bogor atau Puncak Cianjur, meski pelakunya orang luar.

Modusnya, pernikahan kontrak dilakukan terlihat seperti pernikahan biasa.

Namun orang yang terlibat seperti saksi, wali nikah dan amil merupakan orang suruhan atau bodong.

Tarif sekali nikah kontrak adalah Rp 2 Juta - 4 Jutaan, itu biasanya dibayarkan ke orang yang berperan sebagai amil bodong.

"Pokoknya di atas Rp 2 Jutaan lah kalau dinikahkan, itu sekali kawin kontrak. Bayarnya ke amil (amil bodong), Rp 2 Juta, Rp 2,5 Juta, sampai Rp 4 Juta," sambung TM.

Setelah itu, uang itu nanti dibagi-bagi ke pelaku lain yang terlibat membantu menggelar pernikahan kontrak itu.

Kemudian untuk sang PSK yang dinikahkan kontrak, akan menjadikan sang tamu Arab hidung belang ini sebagai 'pohon uang.'

Jika dia dapat banyak, sang PSK akan memberikan uang tambahan kepada para pelaku lain yang membantunya dalam proses kawin kontrak.

"Nanti si cewek itu, uang jajan, uang makan, kan dikasih sama orang Arab, nanti dikasih ke orang-orang itu (pelaku lain)," kata TM.

Selama beberapa hari sampai belasan hari, si PSK akan tinggal di vila bersama si hidung belang tamu Arab ini layaknya pasangan suami istri.

Sampai nanti si hidung belang memutuskan cerai.

"Tinggal di vila, si ceweknya merengek ke si Arab itu. Kakak saya begini, saya butuh uang, keluarga sakit lah, dirawat lah. Nanti dapet (duit) lagi, nanti dikasihkan," katanya.

"Namanya juga jablay (PSK), bukan cewek biasa," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved