Fakta Mobil Pengantar MBG Dijadikan Pengangkut Hewan Hidup Babi dan Ayam, Kepala BGN Beber Kronologi

Ringkasan Berita:

• Tengah viral di media sosial sebuah mobil berstiker BGN yang tugasnya mengantarkan makanan malah digunakan untuk mengangkut hewan hidup.
• Kepala BGN membenarkan dan mengungkap kejadian itu berlangsung, Minggu (25/10/2025).
• Saat ini pihak BGN dengan Korwil tengah melaporkan kejadian ke polisi.

TRIBUNJATIM.COM - Ada video yang belakangan muncul dan menggegerkan media sosial.

Sebuah mobil berstiker pengantar Makanan Bergizi Gratis (MBG) diduga membawa hewan ternak di dalamnya.

Padahal mobil pengantar Makanan Bergizi Gratis (MBG) biasanya melakukan pengantaran mengangkut makanan dengan kondisi harus steril.

Mobil itu terekam mengangkut sejumlah ekor babi.

Mobil tersebut berlogo Badan Gizi Nasional (BGN) dan bertuliskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Ringkasan Berita:

• Kegiatan mengantar makanan seperti MBG harus dalam keadaan steril.
• Perilaku pihak pengantar makanan MBG jadi sorotan.
• Tidak ada izin angkut hewan hidup yang dipegang oleh pihak pengantar MBG.

Video viral

Dalam video beredar, mobil MBG hendak memarkirkan kendaraan.

Kemudian saat dibuka bak belakang mobil, terlihat beberapa ekor babi.

"Ayo kita lihat apa di dalamnya (mobil). Ini kawan seperjuangan tinggal di jalan kami tidak tahu apa yang terjadi ternyata bawa babi balek," ucap seorang pria dalam video yang viral itu. 

Kejadian viral itu terjadi di Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara (Sumut).

Hingga berita diturunkan, video ini masih menjadi perbincangan dan jumlah penontonnya semakin banyak.

Klarifikasi Kepala BGN Sumut

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sumut, Agung Kurniawan membenarkan kejadian tersebut.

"Kejadiannya betul di Nias dan itu terjadi pada tanggal 24 lalu. Sejauh ini kami sedang berkoordinasi karena mereka belum mendapatkan izin," katanya, Kamis (30/10/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Jumat (31/10/2025).

Dikatakannya, pihak yang bersangkutan juga masih mengurus izin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tersebut.

"Sejauh ini kami sedang berkoordinasi karena mereka (belum dapat izin) menggunakan apapun statusnya belum operasional dan nama (SPPG) masih atas nama yayasan. Masih proses,"jelasnya.

Pihaknya pun akan meminta pertanggungjawaban dari pihak yayasan tersebut.