Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Aziza Siswa SD Selalu Bungkus MBG untuk Dimakan Bareng Ibu dan Adik, Tak Punya Beras di Rumah

Seorang siswa SD di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) selalu membungkus MBG.

Tribun Sulbar/Fahrun Ramli
BAWA PULANG MBG - Seorang siswa SD di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) selalu membungkus makanan bergizi gratis (MBG) yang diberikan sekolah. Siswa bernawa Nur Aziza tersebut sengaja membawa pulang porsi MBG karena untuk dimakan bersama ibu dan adiknya, Sabtu (1/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Aziza bocah SD di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) selalu membungkus makanan bergizi gratis (MBG) yang diberikan sekolah.
  • Ibu Aziza merupakan penjual sapu lidi. Dalam sehari hanya mendapat untung Rp2.000.
  • Aziza berasal dari keluarga kurang mampu.

 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang siswa SD di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) selalu membungkus makanan bergizi gratis (MBG) yang diberikan sekolah.

Siswa bernawa Nur Aziza tersebut sengaja membawa pulang porsi MBG karena untuk dimakan bersama ibu dan adiknya.

Aziza merupakan siswa kelas satu SDN 021 Bunga-Bunga, Desa Bunga-Bunga, Kecamatan Matakali.

Aziza tinggal di rumah sederhana bersama adiknya, Mutiara (3), dan ibunya, Ratna (38). 

Sejak kedua orang tuanya berpisah, Nur Aziza harus hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Ibunya, Ratna, bekerja serabutan sebagai penjual sapu lidi.

Baca juga: Awal Mobil Berstiker SPPG Dipakai Angkut Babi, Pemilik Bantah Pernah Antar MBG, BGN: itu Calon Mitra

Tidak Punya Beras di Rumah

Ratna mengaku, seringkali harus kehabisan beras untuk makan sehari-hari. 

Kondisi inilah yang membuat Aziza berinisiatif membawa pulang MBG dari sekolah.

"Iye, anak saya Aziza sering bawa pulang MBG untuk kita makan di rumah. Kadang juga dibungkuskan sama gurunya kalau ada sisa," tutur Ratna saat ditemui di kediamannya, Jumat (31/10/2025), dikutip dari Tribun Sulbar.

Ratna bercerita, demi mencukupi kebutuhan hidup dua anaknya, ia harus mencari daun kelapa kering setiap hari untuk dibuat sapu lidi.

Satu ikat sapu lidi hanya dijual seharga Rp2 ribu. 

Ia bersyukur, selama ini sudah sering mendapat bantuan, baik dari pemerintah desa maupun dari para tetangganya.

BAWA PULANG MBG - Nur Aziza (5), siswi SDN 021 Bunga-Bunga, Polman, yang rutin membawa pulang makanan bergizi gratis (MBG) untuk ibu dan adiknya.
BAWA PULANG MBG - Nur Aziza (5), siswi SDN 021 Bunga-Bunga, Polman, yang rutin membawa pulang makanan bergizi gratis (MBG) untuk ibu dan adiknya. (Tribun Sulbar/Fahrun Ramli)

Kisah Pilu Serupa Bawa Pulang MBG

Aksi yang sama juga dilakukan bocah SD bernama Reno Aditya Pratama (9).

Bocah itu tinggal di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Reno yang masih kecil menyimpan kisah sedih. Ia kini lebih akrab dengan Murni (48) nenek yang dipanggilnya Mamak.

Reno kecil yang sejak usia 3 tahun sudah dtinggal pergi oleh sang ayah Eko Budi Utomo yang mengadu nasib ke negeri Malaysia untuk mencari rezeki.

Namun sayangnya sang ayah tidak pernah memberi kabar apalagi mengirim uang untuk anak semata mayangnya itu.

 “Jangankan mengirim uang, mengirim kabar saja tidak,” kata Murni, Jumat (26/9/2025), melansir dari Tribun Sumsel.

Untuk membiayai hidup Reno, sang ibu Nuarini Kholbia  (25) bekerja sebagai penjaga toko dari pagi hingga sore.

Reno tinggal bersama neneknya di RT 6 RW 4  Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat OKU.  

Rumah yang ditempati  berukuran  6 X  6 M bagunnnya sudah mendapat bantuan rehab Porgram RTLH dari pemerintah Kabupaten OKU.

Di rumah yang medannya memang luamayan sulit  perbukitan ini Reno tinggal bersama Mbah, ibu dan paman-pamannya.

Baca juga: Pembelaan SPPG Soal Ditemukannya Ulat di Menu MBG Sayur Singkong: Bisa Dikonsumsi & Tinggi Protein

Sehari-hari Reno lebih banyak dirawat oleh sang nenek yang akrab dia sapa Mamak tersebut.

Reno memang memiliki kedekatan emosinal yang kuat dengan nenek sebab sudah merawatnya sejak bayi. 

Semua  keperluan sehari-hari Reno diurus oleh neneknya.  

Bahkan setiap pulang dari bepergian, sang nenek selalu membawakan oleh-oleh untuk cucu pertamanya itu.

”Kalau saya balek dari pengajian, snacknya saya bawa pulang untuk Reno, mungkin dia juga mencontoh kebiasaan saya, nasi MBG jatah di sekolah dibawanya pulang untuk dimakan bersama,” kata Murni.

Sang nenek menceritakan keseharian Reno yang selalu aktif dan suka menolong.

Dia juga terbiasa mandiri. Terbukti, untuk urusan mencuci baju dan sepatu sudah dilakukan sendiri oleh bocah tersebut. 

Reno juga tak banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Dikarenakan sekolah siang, maka pagi hari dimanfaatkanya untuk bantu-bantu, yang paling sering bantu di peternakan ayam milik Yanto dekat rumah. 

"Biasanya Reno suka membantu memungut telur dan bantu-bantu bersih kandang ayam, pulangnya mendapat telur untuk dikonsumsi dan kadang-kadang dikasih uang Rp 10 ribu," ujarnya. 

Baca juga: Pengakuan Sekolah soal Larangan Orang Tua Menggugat Jika Anak Keracunan MBG: Ini Hari Pertama

"Begitu juga saat bantu-bantu di UMKM pembuatan kerupuk, pulangnya dikasih kerupuk dan dapat duit jajan," sambungnya.

Sebenarnya itu memang kemauan dari Reno sendiri yang tidak mau diam, walaupun keluarga juga ingin Reno fokus belajar, namun karena keinginan keras sang bocah akhirnya keluarga mengizinkan.

Asalkan Reno sudah mengaji di pagi hari dan siang hari pergi ke sekolah untuk belajar.

Sedangkan Reno menuturkan setiap hari selalu membawa kotak makan untuk menampung nasi jatahnya yang akan dibawah pulang kemudian  dimakan bersama dengan Mamak.

”Nasinya kami makan dengan mamak (nenek),” kata Reno.

Di mata guru-guru dan pihak sekolah Reno termasuk murid yang baik dan rajin, sering bantu-bantu buang sampah dan pekerjaan lainnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved