Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Anggaran Dipangkas Menkeu, Purbaya Minta Maaf Sambil Nasihati Menteri dan Pemda: Kerja yang Benar

Selain permintaan maaf, Purbaya juga meminta agar mereka bisa bekerja secara benar. Karena seharusnya anggaran harus dihabiskan.

Editor: Torik Aqua
Instagram @purbayayudhi_official
KERJA YANG BENAR - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya beri pesan ke Kementerian dan Pemda agar kerja yang benar usai anggaran mereka dipangkas. 

Ia memastikan tidak ikut campur bagaimana cara bank memakai uang tersebut.

Namun Purbaya mengumpulkan keahlian orang-orang di Perbankan itu sendiri.

"Saya pakai keahlian orang perbankan, untuk berpikir mencari program-program yang paling menguntungkan. Mereka lebih ahli dari pemerintah atau dari saya. Jadi saya manfaatkan mereka untuk berpikir mencari proyek-proyek yang paling menguntungkan. Jadi saya menggunakan kepintaran sistem untuk memakai uang yang saya kasih tadi," papar Purbaya.

Karena, kata Purbaya ketika ia memindahkan uang ke sistem atau Perbankan, maka seperti ada peserta baru.

"Bank kan pasti nyari penyalurannya. Kalau tidak, kan dia bayar ke saya, hampir 4 persen. Rugi dia 4 persen , jadi dia pasti akan nyalurin," kata Purbaya.

Sebab, mereka tidak bisa lagi memberikan uang itu ke BI.

"Dia akan nyari tempat yang lain. Dia akan pasti mencari proyek-proyek yang menguntungkan pertamanya atau yang paling gampang mereka buang ke interbank market itu sudah bagus juga. Bunga di perbankan turun," katanya.

"Nanti kalau sudah itu habis, cari kredit-kredit. Jadi saya maksa mereka berpikir menggunakan kerja kecerdasan mereka yang selama ini nganggur, untuk membuat keuntungan maksimal buat mereka sendiri dan untuk saya, buat negara," papar Purbaya.

Pada akhirnya kata Purbaya, uang akan bergerak ke UMKM juga, karena UMKM menawarkan bunga yang lebih tinggi dibanding perusahaan-perusahaan yang besar dan stabil.

"Kalau saya gelontorin uang sebanyak itu pasti akan nyari juga ke sana. UMKM juga, pertama pasti dipilih yang bagus-bagus setelah itu menyebar ke yang lain. Begitu uang masuk ke UMKM satu, dua, tiga, mereka punya klien yang lain juga. Maka ekonomi akan berputar di situ," kata Purbaya.

Keresahan Prabowo

Sebelumnya Purbaya juga menceritakan saat-saat Presiden Prabowo Subianto resah akibat demo besar yang rusuh di sejumlah kota di Indonesia pada akhir Agustus 2025 lalu.

Saat itu kata Purbaya, dirinya belum menjabat Menteri Keuangan, namun memberi masukan bahwa asal mula peristiwa itu akibat sejumlah hal yang kurang tepat dijalankan pemerintah dalam hal ekonomi.

"Saya enggak tahu boleh buka ini apa enggak. Presiden resah pada waktu demo besar besaran. Dia resah, hampir the last warning call hampir," kata Purbaya saat wawancara dengan senior Anchor Desy Anwar, yang tayang channel YouTube CNN Indonesia, Kamis (30/10/2025) malam.

Menurut Purbaya dalam kondisi yang kritis, Prabowo mengamati secara concern situasi yang terjadi kala itu.

"Jadi Dia concern, apa yang terjadi pada waktu itu. Pada waktu saya ceritakan, ini Pak asalnya dari ekonomi, kebijakannya ini, ini, ini," kata Purbaya.

Purbaya mengatakan dari penjelasannya, terungkap bahwa Prabowo sebenarnya sudah tahu dan mencurigai ada pihak yang sengaja menggganggunya.

"Pak Presiden itu orang pintar, Dia bilang begini, saya sudah curiga, ada yang mengganggu saya," ujar Purbaya.

Menurut Purbaya, dari sana Prabowo mengetahui ada yang salah dalam pemerintahannya.

"Kebijakan ya, kebijakan yang salah, saya gak tahu," tambahnya.

Namun menurutnya saat itu Prabowo akhirnya sadar penyebab kondisi kritis dengan banyaknya demo berasal dari hal tertentu.

"Dia bilang, tapi saya baru tahu, dari sini ternyata, jadi ke depan kita betulin," kata Purbaya meniruan ucapan Prabowo.

Menurutnya Prabowo meminta dirinya membetulkan semua hal yang salah dalam bidang ekonomi.

Sehingga kata Purbaya apa yang dilakukannya saat ini sebagai Menteri Keuangan adalah menjalankan perintah Presiden.

"Jadi keputusam presiden, bukan saya. Jadi saya hanya menjalankan perintah presiden, dengan ilmu yang saya punya," katanya.

Purbaya menjelaskan Prabowo mengetahui ada tekanan ke pemerintahannya kala itu.

"Tapi baru aware dari mana asalnya. Yang mengganggu adalah kebijakan ekonomi yang tidak terlalu pas, belanja pemerintah yang lambat, termasuk pemerintah daerah, yang ribut-ribut kemarin. Kita lihat triwulan pertama belanja pemerintah tahun ini minus 1,37 persen, triwulan kedua minus 0,33 persen. Jadi pemerintah tidak memberi dorongan ke pertumbuhan, malah justru ngerem, jadi itu mesti dibalikin," katanya.

Hal lain yang menjadi masalah kata Purbaya karena saat itu pemerintahan yang baru diduduki oleh orang-orang baru pula.

"Justru di situ permasalahannya, pemerintah baru, orang-orangnya baru. Pasti itu normal nggak bisa eksekusi tepat waktu, tepat sasaran, karena masih menyesuaikan diri. Tapi kalau uangnya kebanyakan di bank sentral, saya selalu bilang dosanya dua. Satu, Anda nggak ngebangun, kedua sistemnya kering," kata Purbaya.

Karenanya yang ia lakukan saat menjabat Menteri Keuangan yakni mengembalikan uangnya ke sistem.

"Yang saya lakukan adalah, kalau gak bisa belanja gak apa-apa, saya balikin uangnya ke sistem Rp 200 triliun, bisa lebih, ini baru percobaan. Itu untuk memastikan bahwa walaupun kita enggak bisa belanja, tapi private sektor bisa memanfaatkan dana yang ada di sistem, perbankan yang saya tambah itu yang tadinya kering menjadi tidak kering," kata Purbaya.

Menurutnya hal itu bukan berarti Perbankan tidak punya uang.

"Bukan berarti Bank enggak punya uang. Kalau tanya Anda tanya OJK, BI, orang keuangan semua, maka mereka bilang pasti 'Perbankan ample liquidity'" kata Purbaya.

Yang artinya sektor perbankan memiliki likuiditas yang sangat cukup, yaitu memiliki kas dan aset mudah dicairkan dalam jumlah memadai untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, seperti pembayaran nasabah dan penyaluran kredit.

Menurut Purbaya dengan memasukkan uang ke sistem, sudah cukup memberikan sentimen positif ke ekonomi dengan menggerakkan ekonomi.

Purbaya menjelaskan sebelum dirinya menjabat Menteri Keuangan, ada demo besar-besaran di Indonesia.

"Itu orang menariknya selalu ke politik, karena politiknya kacau dan lain-lain. Tapi kalau sebagai ekonom saya lihat itu semua triggernya dari kondisi ekonomi yang buruk terus-menerus. Sebetulnya awal tahun sampai April ada harapan, karena ya ada injeksi uang ke sistem," kata Purbaya.

Tapi, menurut Purbaya pada Mei, Juni, Juli dan Agustus pertumbuhan hampir 0 persen.

"Artinya ekonominya dicekik, dan tahun lalu tahun 2024 juga sama, hampir sama rendah sekali, jadi ekonominya melambat secara signifikan. Dan pada suatu titik, ketika ekonomi susah terus, ya kan masyarakat ngerasa. Perutnya susah, cari makan susah, perutnya lapar, ya turunlah ke jalan," katanya.

Jadi, menurut Purbaya, ekonomi pada waktu itu sedang menuju kelambatan yang sangat signifikan.

"Kalau kebijakannya enggak dirubah, yang pasti jatuhnya ekonomi. Kenapa? karena fiskal dan moneter dua-duanya membunuh perekonomian," ungkapnya.

Sehingga kata dia jika tidak dibalik, menurut Purbaya, maka sampai sekarang ekonomi akan susah.

"Jadi enggak tahu saya, sadar apa enggak sadar ya. Tapi kalau enggak di balik, kita sekarang susah. Mungkin kita bicaranya sekarang bukan dalam keadaan yang ketawa-ketawa seperti ini. Tapi akan dalam keadaan sulit, semuanya mukanya tegang, ke depan Indonesia bisa utuh apa enggak?" ujar Purbaya.

"Perlu diketahui juga, kalau ekonomi yang morat-marit, keutuhan NKRI juga terancam biasanya. Jadi ekonomi adalah kunci. Sekarang saya sudah jalankan beberapa kebijakan yang dulu anda gak percaya kan, ternyata kita bisa mengembalikan optimisme di kalangan masyarakat dan pelaku bisnis. Dan dalam keadaan riilnya juga, ekonominya mulai bergeliat naik ke atas," papar Purbaya.

Menurut Purbaya, hal ini bukan gaya baru.

"Ekonomi emang harus seperti itu," katanya.

Desy Anwar lalu mempertanyakan apakah kebijakan ekonomi selama 10 tahun ini salah.

"Jadi selama ini, 10 tahun terakhir ini, memang salah ya pak?" tanya Desy.

Purbaya lalu memberi jawaban yang agak menohok Desy, namun dengan agak bercanda.

"Anda sebagai wartawan ekonomi, salah mengejar pertanyaan ekonominya. Sehingga enggak keluar ilmu ekonomi para pengurus ekonomi pada waktu itu," kata Purbaya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved