Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Nenek Aisah Bermalam di Stasiun Usai Ketinggalan Kereta Terakhir, Cuma Punya Uang Rp 6.000

Seharusnya Nenek Aisah langsung ke Cilegon dengan berganti kereta lokal. Namun KA Lokal Merak sudah berangkat lebih dulu.

|
KOLASE KOMPAS.com/Acep Nazmudin
KETINGGALAN KERETA - (Kiri) Aisah (63), warga Cilegon. (Kanan) Suasana ruang tunggu Stasiun Rangkasbitung saat sejumlah penumpang menilih menginap di sana menunggu keberangkatan kereta pertama keesokan harinya, Selasa (4/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Aisah baru tiba dari Depok setelah menempuh perjalanan panjang menggunakan KRL.
  • Seharusnya ia langsung ke Cilegon dengan berganti kereta lokal. Namun sesampainya di Rangkasbitung, KA Lokal Merak sudah berangkat lebih dulu.
  • Aisah mengaku tak punya banyak pilihan.

TRIBUNJATIM.COM - Seorang nenek bernama Aisah bermalam di stasiun setelah ketinggalan kereta terakhir.

Malam itu, uang yang dikantonginya hanya tersisa Rp 6 ribu.

Imbas tertinggal kereta terakhir, Nenek Aisah terpaksa bermalam di Stasiun Rangkasbitung.

Perjalanan panjang telah ditempuh Nenek Aisah.

Namun pada akhirnya ia tak memiliki pilihan.

Baca juga: 44 Tahun Kakek Firman Jualan Majalah di Stasiun Meski Mata Tak Bisa Melihat, Terharu Dapat Rp 1 Juta

Waktu menunjukkan pukul 23.00 di Stasiun Rangkasbitung, Selasa (4/11/2025). Di ruang tunggu luar stasiun, deretan kursi panjang nyaris penuh.

Belasan orang tampak duduk bersandar, sebagian sudah terlelap dengan tas dijadikan bantal. Sekitar 15 orang malam itu memilih tidur di ruang tunggu. Sebagian ketinggalan kereta lokal tujuan Merak, sebagian lain terlambat naik KRL terakhir menuju Jakarta.

Tak ada tempat lain untuk dituju, mereka memilih bertahan di stasiun hingga pagi menunggu jadwal keberangkatan pertama. Fasilitas di ruang tunggu itu sederhana — deretan kursi besi di bawah atap seng, tanpa kipas dan tanpa colokan listrik.

Di salah satu sudut, duduk seorang perempuan berkerudung hitam dengan raut kebingungan. Namanya Aisah (63), warga Cilegon. Ia baru tiba dari Depok setelah menempuh perjalanan panjang menggunakan KRL.

Baca juga: Tiap Hari Pak Ade Naik KRL 3 Jam Demi Jualan Tape hingga Telur Asin, Jika Habis Dapat Rp 200 Ribu

Tidak punya pilihan

KETINGGALAN KERETA - (Kiri) Aisah (63), warga Cilegon. (Kanan) Suasana ruang tunggu Stasiun Rangkasbitung saat sejumlah penumpang menilih menginap di sana menunggu keberangkatan kereta pertama keesokan harinya, Selasa (4/11/2025).
KETINGGALAN KERETA - (Kiri) Aisah (63), warga Cilegon. (Kanan) Suasana ruang tunggu Stasiun Rangkasbitung saat sejumlah penumpang menilih menginap di sana menunggu keberangkatan kereta pertama keesokan harinya, Selasa (4/11/2025). (KOLASE KOMPAS.com/Acep Nazmudin)

Seharusnya ia langsung ke Cilegon dengan berganti kereta lokal. Namun sesampainya di Rangkasbitung, KA Lokal Merak sudah berangkat lebih dulu.

"Saya bingung mau ke mana, enggak ada pilihan kendaraan lain ke Cilegon dari sini. Kayaknya mau istirahat di sini saja," kata Aisah.

Aisah mengaku tak punya banyak pilihan. Menyewa penginapan bukan opsi baginya, sementara transportasi daring ke Cilegon terlalu mahal.

"Saya cuma punya uang Rp 6.000, pas buat ongkos kereta Rp 3.000 dan sama angkot ke rumah dari stasiun sisanya," ujarnya.

Aisah juga tidak membawa ponsel, sehingga tak bisa mengabari keluarganya. Ia berencana naik KA Lokal Merak paling pagi yang berangkat pukul 05.30 WIB.

"Gak apa-apa, nunggu di sini saja bareng sama yang lain," katanya.

Baca juga: Penjelasan KCI soal Wanita Terjebak di Kolong KRL Stasiun UI, Kronologi Diungkap: Terpeleset

Tak tahu alternatif transportasi lain

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved