Berita Viral
Nasib Guru SMP Tampar Murid yang Panjat Pagar untuk Bolos, Dedi Mulyadi Ingatkan Orangtua: Menyadari
Tengah viral di media sosial video guru SMPN tampar siswa setelah upacara. Guru itu bernama Rana Saputra.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Ringkasan Berita:
- Video guru SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat menampar siswa, lalu dimarahi orangtuanya viral di media sosial
- Alasan siswa itu ditampar terungkap
- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberi pesan kepada orangtua murid
TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video guru SMPN tampar siswa setelah upacara lalu dimarahi wali murid.
Guru itu bernama Rana Saputra.
Guru SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat ini menampar seorang siswanya berinisial ZR (16) karena panjat pagar untuk bolos pada Senin (3/11/2025).
Sebelumnya, video cekcok antara Rana dan orangtua ZR viral di media sosial.
Baca juga: Detik-detik Guru Tampar Siswa Riau Gegara Suara Pintu Digedor, Gubernur Ansar Ahmad: Secepatnya Cek
Dalam video di akun Instagram @medankinian, tampak orangtua ZR memarahi Rana.
Dia mempertanyakan alasan ZR menampar anaknya.
Ayah ZR juga mengancam akan melaporkan Rana ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
"Seorang guru di Subang, SMP 2. Pak Dedi tolong," ujar ayah ZR.
"Laporkan ke Pak Dedi, saya tunggu," ujar Rana.
Orangtua ZR mengatakan bahwa menampar anaknya bukan solusi dalam mendidik.
Dia menyebut kekerasan terhadap siswa melanggar undang-undang.
"Cari solusi bukan sperti itu, Pak. Saya gak pernah gampar-gampar anak," ujar ayah ZR.
Akhirnya Rana pun bertemu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kepada Dedi Mulyadi, Rana mengaku menampar ZR karena siswa tersebut membuat masalah.
"Anaknya merokok, berkelahi, mengganggu kelas yang lain, loncat," ujar Rana kepada Dedi, dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram Dedi, Rabu (5/11/2025) via Kompas.com.
Dedi mengatakan, dirinya telah mendengar penjelasan dari Rana dan akan menemui orangtua ZR untuk meminta penjelasan.
Dedi mengingatkan kepada orangtua agar mempercayakan anak mereka pada pihak sekolah.
Namun, Dedi juga meminta agar para guru tidak menyelesaikan semua hal dengan cara kekerasan.
"Kalau guru agak keras sedikit, orangtuanya harus bisa menyadari kenapa kekerasan itu terjadi. Tapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan karena kita ini kadang harus lembut kadang harus keras," ujar Dedi.
Gubernur berharap kasus tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak agar komunikasi antara sekolah dan orangtua diperkuat.
"Yang penting semangat, jangan pernah takut, terus mengajar dengan baik dan tegas," tuturnya.
Penjelasan Wakasek
Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, menjelaskan, Rana awalnya berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lain yang kedapatan meloncat pagar sekolah untuk bolos.
"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orangtua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi di SMPN 2 Jalancagak, Rabu.
Setelah kejadian, pihak sekolah melakukan mediasi dengan guru, orangtua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).
"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orangtua sudah saling menerima," ujar Yaumi.
Akan tetapi, usai mediasi dan dianggap selesai, pihak orangtua tetap memutuskan untuk menyebarkan kejadian tersebut di media sosial.
"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi, pada hari Selasa, masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," kata Yaumi.
Baca juga: Pengakuan Bupati soal Guru Tampar Siswa Gegara Sembunyi di Plafon Tak Upacara, Dibela: Sudah Ngaku
Yaumi menyebut peristiwa pendisiplinan itu dilakukan terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.
"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi, beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk ZR dan teman-temannya," ucapnya.
Pihak sekolah, kata Yaumi, khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali. Sebab, sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.
Yaumi mengungkapkan, ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.
"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," kata Yaumi.
Akan tetapi, meskipun menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.
"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.
Sebelumnya, kata Yaumi, ZR sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII.
Orangtuanya pun pernah dipanggil.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
guru SMPN tampar siswa setelah upacara
Rana Saputra
SMPN 2 Jalancagak
Kabupaten Subang
viral di media sosial
Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Iwan Resah 1 Bulan Ibunya Tak Kunjung Pulang, Tergiur Rayuan Bisnis Mbah Tarman Kenal Bos Djarum |
|
|---|
| Thoriq Pelaku Pelecehan Wanita saat Salat di Masjid Ternyata Punya Fetish, Isi HP Dicek Polisi |
|
|---|
| Gusti Purbaya Bacakan Ikrar Naik Tahta Menjadi Raja Keraton Solo di Depan Jenazah Pakubuwono XIII |
|
|---|
| Pantas Pedagang Seafood Beri Nota Tulisan Tangan ke Pengunjung yang Habis Rp 16 Juta: Seolah Bohong |
|
|---|
| Pembelaan Kades Wastoni soal Kasus Setyaningsih Tewas Membusuk hingga Anak Telantar, Bupati Miris |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Nasib-Guru-SMP-Tampar-Murid-yang-Panjat-Pagar-untuk-Bolos-Dedi-Mulyadi-Ingatkan-Orangtua-Menyadari.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.