Berita Viral
Sosok Guru Tampar Siswa di Subang Ungkap Pengakuan ke Dedi Mulyadi, Ortu sempat Ngamuk
Saat ditemui Dedi Mulyadi, Rana Saputra guru di Subang mengakui perbuatannya telah menampar siswa berinisial ZR.
Ringkasan Berita:
- Terungkap sosok guru yang menampar siswa di Subang.
- Setelah viral, Gubernur Dedi Mulyadi menemui guru tersebut.
- Orang tua siswa yang diduga menjadi korban kekerasan di SMPN 2 Jalancagak pun angkat bicara.
TRIBUNJATIM.COM - Kasus penamparan siswa oleh guru di Subang mendapat perhatian Gubernur Dedi Mulyadi.
Guru tersebut langsung ditemui oleh sang Gubernur.
Sosok guru yang menampar siswa di Subang pun terungkap.
Selain itu, sang guru juga memberikan pengakuan ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sosok guru di Subang ini mendadak viral di media sosial setelah digeruduk orang tua siswa yang ditamparnya.
Baca juga: Nasib Guru SMP Tampar Murid yang Panjat Pagar untuk Bolos, Dedi Mulyadi Ingatkan Orangtua: Menyadari
Orang tua siswa yang bernama Deni Rukmana (38) protes dan langsung menemui sang guru di sekolah.
Deni Rukmana tak terima anaknya berinisial ZR mendapatkan kekerasan ditampar guru tersebut.
Video saat Deni orang tua siswa itu mengamuk dibagikan akun Instagram pribadi Deni, @mangdans_ hingga viral di media sosial.
Tak lama setelah viral, belakangan guru yang menampar siswa di Subang hingga diamuk orang tua itu langsung ditemui Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Diketahui sosok guru yang menampar siswa itu berama Rana Saputra.
Rana Saputra mengajar sebagai guru mata pelajaran IPS di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang.
Saat kejadian, Rana Saputra bermaksud menegakkan displin kepada siswa berinisial ZR dan beberapa siswa lainnya karena pelanggaran.
Pengakuan Sang Guru
Saat ditemui Dedi Mulyadi, Rana Saputra mengakui perbuatannya telah menampar siswa berinisial ZR tersebut.
Namun, Rana menjelaskan motif melakukan tindakan tersebut dengan menyinggung beberapa pelanggaran ZR.
“Dia (siswa ZR) pelanggarannya merokok, kemudian berkelahi, menganggu kelas yang lain, dan terakhir loncat dari pagar,” ujar sang guru, Rana Saputra.
Dedi Mulyadi Sampaikan Pesan
Di hadapan sang guru, Dedi Mulyadi menyampaikan pesan soal tugas guru dan tugas orang tua.
Ia menyebut bahwa sejatinya guru mendidik siswa di sekolah.
Begitu juga dengan tugas orang tua yang mendidik anaknya di rumah.
Menurut Gubernur Jawa Barat itu, baik guru dan orang tua siswa memiliki peran dan tanggung jawab yang sama hanya berbeda tempat.
Oleh karena itu, menurut Dedi, guru dan orang tua siswa pun harus bisa saling menghargai.
“Ketika di sekolah anak menjadi tanggung jawab guru, ketika di rumah tanggung jawab orang tua, jadi dua-duanya harus saling menghargai,”
“Kalau dititipkan di sekolah, percayakan kepada guru”.
“Kalau gurunya agak keras sedikit, nah orang tuanya juga harus menyadari kenapa kekerasan itu terjadi”
“Tetapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan,” ujar Dedi Mulyadi.
Baca juga: Viral Warga Israel Punya KTP Cianjur untuk Beli Tanah, Dedi Mulyadi Temui Bupati: Buat Sendiri
Klarifikasi Orang Tua Siswa
Secara terpisah, orang tua siswa yang diduga menjadi korban kekerasan di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, angkat bicara.
Deni Rukmana (38) ayah dari ZR membeberkan video kedatangannya ke sekolah hingga mengamuk sang guru awalnya untuk klarifikasi secara baik-baik.
Namun situasi sempat memanas karena sang guru merasa tidak terima atas pertanyaannya.
“Awalnya saya datang karena dapat laporan anak saya ditampar beberapa kali. Saya hanya mau menanyakan secara baik-baik saja. Tapi salah seorang guru malah menanggapi dengan nada tinggi, seolah merasa tindakannya itu benar,” ujar Deni Rukmana (38), orang tua siswa berinisial ZR (16), saat ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (5/11/2025) sore.
Duduk Perkara Guru Tampar Siswa di Subang
Pihak SMPN 2 Jalancagak, mengakui adanya kekeliruan dalam proses pendisiplinan, dan menyebut peristiwa itu berawal dari kesalahpahaman.
Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, menjelaskan kronologi dan duduk perkara kasus guru menampar siswa tersebut.
Yaumi Basuki menjelaskan bahwa sang guru Rana Saputra awalnya berupaya menegakkan kedisiplinan karena ZR dan tujuh siswa lain diketahui meloncat pagar sekolah untuk bolos.
"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, namun kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi saat ditemui di SMPN 2 Jalancagak, Rabu (5/11/2025).
Yaumi menegaskan, setelah kejadian, pihak sekolah langsung melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025). "Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orang tua sudah saling menerima," katanya.
Namun, setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian tersebut di media sosial.
"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi pada hari Selasa masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," ujar Yaumi.
Peristiwa pendisiplinan itu, kata Yaumi, terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.
"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk sih ZR dan teman-temannya," ucapnya.
Ia mengatakan, pihak sekolah khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali, mengingat sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.
Yaumi menyebut ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.
"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," katanya.
Yaumi mengatakan bahwa, ZR sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII dan orang tua juga pernah dipanggil.
Soal penamparan tersebut, Yaumi mengakui cara dan tindakan sebagai bentuk penegakan disiplin tersebut keliru.
"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.
Kepala Sekolah SMPN 2 Jalancagak tidak berada di sekolah saat wartawan datang karena tengah memenuhi panggilan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk melakukan klarifikasi terkait insiden tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
TribunJatim.com
guru tampar siswa
Subang
Tribun Jatim
Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
jatim.tribunnews.com
berita viral
| Taufiq Ketua RT Persilahkan Warga Ambil Hasil Panen 'Kolam Gizi', Warga Senang Dapat Lele Gratis |
|
|---|
| Tubuh Siswa SD Melepuh Diduga Dibully Dsiram Air Panas Bekas Masak Mie, Ortu Tak Terima Respons Guru |
|
|---|
| Bekas Terminal Disulap Jadi Warkop Plus-plus Digerebek Satpol PP, Bupati Bereaksi: Tutup |
|
|---|
| Akhir Nasib Maling Motor yang Dibakar Warga usai Diikat, Sempat Ditolak Sejumlah Rumah Sakit |
|
|---|
| Kekayaan Abdul Wahid Gubernur Riau yang Minta Jatah Preman Rp7 M, Ancam Copot Jabatan Jika Tak Nurut |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Guru-tampar-siswa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.