Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Anak Kampung Citamiang Lewat Hutan Gelap Tiap Hari Demi Sekolah, Ingin Orang Luar Lihat Kenyataannya

Semangat bersekolah tidak padam, anak kampung Citamiang menceritakan bagaimana perjuangan ekstrem mereka tiap hari .

|
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG
BOCAH KAMPUNG - Puluhan bocah Kampung Citamiang berjalan menapaki jalan batu melintasi area pesawahan sebelum sampai ke sekolah mereka, Senin (10/11/2025) pagi. Perjuangan ini sudah terjadi dari puluhan tahun lalu 

Sementara siswa SMP dan SMA melanjutkan perjalanan lebih jauh melewati jalan desa yang sudah dirabat beton.

Perjalanan melewati hutan kecil dan kebun yang masih gelap inilah yang menurut para siswa paling menakutkan. Karena itu, mereka selalu berangkat bersama-sama.

Sekitar satu jam perjalanan, mereka tiba di saung kecil di tepi sawah untuk beristirahat sejenak.

Dari titik ini, rombongan mulai terpecah menjadi beberapa kelompok.

Berganti sepatu

Tiba di ujung kampung Cikondang, para siswa mengganti sandal yang sejak dari rumah dibungkus plastik dengan sepatu sekolah.

Sandal mereka ditata rapi di sebuah saung berukuran kecil dan baru dipakai kembali setibanya mereka pulang.

Nazwa (15), siswi kelas delapan SMPN 4 Cisompet, mengatakan dirinya tetap berkeinginan melanjutkan sekolah hingga SMA meski harus berjalan jauh.

Hal serupa disampaikan Aos (13), siswa kelas enam SDN Cikondang 1.

Ia mengaku tetap bersemangat berangkat sekolah bersama teman-temannya meski harus berjalan saat hujan.

Ingin orang luar tahu kondisi

Anita (27), orangtua siswa, hampir setiap hari mendampingi para anak berangkat sekolah. Ia kerap membuat rekaman perjalanan mereka dan membagikannya di media sosial hingga mendapat perhatian warganet.

“Saya ingin orang di luar melihat dan berharap jalannya bisa diperbaiki, kasihan anak-anak,” kata Anita.

Ayat Hidayat (32), anggota BPD Cikondang, mengatakan perjuangan anak-anak Citamiang sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.

Pada 2014, pemerintah membangun jembatan rawayan baru menggunakan bantuan luar negeri, dan beberapa tahun terakhir jalan mulai diperkeras, meski belum seluruhnya.

“Dulu jembatannya lebih parah dari sekarang,” jelasnya.

Baca juga: Pemkab Ponorogo Benarkan Penggeledahan di Ruang Kerja Bupati dan Sekda, KPK Angkut 3 Koper

Ayat menyebut akses utama kampung masih sulit dilalui kendaraan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved