Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Guru SD Banting Nasi Kotak Acara Sosialiasi Bullying sampai Berserakan, Picu Protes Wali Murid

Seorang guru SD Negeri 021 Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau membanting sejumlah nasi kotak hingga berserakan.

Dok. Tribun Pekanbaru
WALI MURID PROTES - Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar datang menemui pengunjuk rasa SD Negeri Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kampar. Ratusan orangtua bersama anak-anak mereka menggelar aksi protes di halaman sekolah pada Rabu (12/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Guru SD Negeri 021 Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau membanting sejumlah nasi kotak hingga berserakan di lantai sekolah.
  • Aksi guru memicu protes wali murid hingga menyerukan tuntutan termasuk copot kepala sekolah.

 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang guru SD Negeri 021 Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau membanting sejumlah nasi kotak hingga berserakan di lantai sekolah.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (10/11/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan

Aksi dilakukan oleh seorang guru bernama Yon Hendri.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kampar, Aidil menjelaskan kronologi di balik insiden tersebut.

Awal Mula Guru Banting Nasi Kotak

Aidil menjelaskan, insiden bermula saat ratusan nasi kotak untuk kegiatan sekolah ditahan di dalam sebuah ruangan. 

Yon Hendri berinisiatif ingin membagikan nasi tersebut langsung kepada para murid.

Namun, sebagian guru lainnya meminta agar nasi segera dibagikan tanpa menunggu instruksi lebih lanjut.

Perbedaan pendapat tersebut memicu perdebatan antarguru.

Dalam situasi yang memanas, Yon Hendri kehilangan kendali dan membanting beberapa kotak nasi. Aksi itu membuat suasana sekolah menjadi tegang.

Seorang guru lain bernama Reza Arya Putra turut memperlihatkan kekesalannya.

Ia mengeluarkan nasi kotak yang masih terbungkus plastik dari ruangan, mendukung tindakan Yon.

Aidil menegaskan, nasi kotak tersebut merupakan konsumsi dari kegiatan resmi Disdikpora Kampar, bukan bagian dari acara peringatan Hari Pahlawan.

"Nasi itu dari Disdik untuk kegiatan Bidang Ketenagaan, sosialisasi pencegahan kekerasan," jelas Aidil, Kamis (13/11/2025).

Baca juga: Presiden Prabowo Pulihkan Langsung Nama dan Status Guru dan Kepsek yang Bantu Gaji Guru Honorer

Baca juga: Guru Tampar Siswa Nangis Takut Salah Didik, Diminta Ganti Rugi Rp150.000, Gubernur Siapkan Pengacara

Sekolah Satu-satunya Lokasi Kegiatan Sosialisasi

Ia menambahkan, SDN 021 Tarai Bangun merupakan satu-satunya sekolah di Kecamatan Tambang yang dipilih sebagai lokasi kegiatan sosialisasi. 

Kegiatan tersebut mendatangkan pembicara dari Polres Kampar dan Kejaksaan Negeri Kampar untuk memberikan edukasi tentang pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah.

"Itu kebetulan hari pertama dan akan berlanjut. SD 021 itu hanya sampel di Kecamatan Tambang. Di kecamatan lain, satu sekolah juga," jelasnya. 

Namun, perbuatan Yon Hendri justru menimbulkan kemarahan para orangtua siswa.

Ratusan orangtua bersama anak-anak mereka menggelar aksi protes di halaman sekolah pada Rabu (12/11/2025).

Aksi itu berlangsung damai, dipantau langsung oleh Kapolsek Tambang, AKP Aulia Rahman, serta Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar.

Dalam aksi tersebut, orangtua murid menuntut agar guru yang bersangkutan diberi sanksi tegas.

Mereka juga menyampaikan berbagai keluhan lain terkait pengelolaan sekolah.

Kepala Dinas Disdikpora, perwakilan pemerintah desa, dan Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Tambang, Abdul Hamid, turut hadir dalam pertemuan untuk menampung aspirasi masyarakat.

Baca juga: Nasib Siswa SMP Dipukuli Tapi Teman-teman Malah Provokasi, Kepsek Minta Maaf: Saya Jamin Keamanannya

WALI MURID PROTES - Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar datang menemui pengunjuk rasa SD Negeri Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kampar.
WALI MURID PROTES - Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar datang menemui pengunjuk rasa SD Negeri Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kampar. (Dok. Tribun Pekanbaru)

Wali Murid Protes Aksi Guru hingga Minta Kepsek Dicopot

Selain mengecam tindakan Yon Hendri, para orangtua juga meminta agar Kepala SDN 021 Tarai Bangun, Aspinawati Harahap, dicopot dari jabatannya. 

Mereka menilai kepala sekolah gagal mengawasi para guru dan melakukan pembinaan.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah dugaan pungutan liar diungkapkan orangtua, mulai dari iuran tanah timbun Rp50 ribu per siswa, iuran penghijauan Rp35 ribu, hingga potongan Rp50 ribu bagi penerima Program Indonesia Pintar (PIP).

Tak hanya itu, ada juga keluhan mengenai pungutan pembelian buku Tes Kemampuan Akademik (TKA) serta ketidakjelasan pembayaran uang masuk sekolah yang tidak disertai kuitansi.

Beberapa orangtua bahkan menuding adanya praktik nepotisme karena suami dan anak kepala sekolah yang juga mengajar di sekolah tersebut sering absen.

Keluhan lain mencakup perilaku sebagian guru yang dianggap kasar dan arogan terhadap murid, hingga ijazah siswa yang telah lulus tahun 2025 namun belum dibagikan.

Setelah mencatat 14 tuntutan dari para wali murid, Kapolsek Tambang menegaskan semua keluhan akan ditindaklanjuti.

Menanggapi desakan masyarakat, Disdikpora Kampar akhirnya menonaktifkan Kepala Sekolah Aspinawati Harahap.

Jabatan kepala sekolah sementara kini dipegang oleh Abdul Hamid sebagai Pelaksana Harian (Plh).

Langkah ini diambil guna menenangkan situasi dan memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik di SDN 021 Tarai Bangun.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved