Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kepsek Dicopot Pasang Iuran Penghijauan Sekolah Rp 85 Ribu Per Anak, Ortu Protes Biayanya Beda-beda

Seorang kepala sekolah dan jajarannya menagih uang untuk penghijauan sekolah kepada siswa dan orang tua hingga ratusan ribu rupiah.

Editor: Ignatia Andra
Istimewa/Wartakota
PUNGLI DI SEKOLAH - Kepsek dicopot imbas aksi unjuk rasa yang dilakukan siswa dan wali murid yang protes karena ada berbagai pungutan. Pada Jumat (14/11/2025) aksi pungli masih jadi salah satu tuntutan massa untuk dihapuskan. 
Ringkasan Berita:
  • Kepala Sekolah SD menarik pungutan liar terhadap siswa dengan dalih penghijauan sekolah
  • Tiap siswa dikenakan biaya total Rp 85 ribu yang terdiri dari penghijauan Rp 50 ribu dan timbun tanah Rp 35 ribu
  • Kini sekolah tersebut menjadi perbincangan karena viral

 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah sekolah menambahkan iuran kepada siswanya yang belakangan diduga merupakan pungutan liar.

Sekolah Dasar Negeri 021 Desa Tarai Bangun belakangan menjadi sorotan.

Hal tersebut lantaran kepala sekolahnya yang menyiapkan sebuah skenario pungutan kepada siswa.

Tak hanya siswa, biaya lainnya juga dibebankan kepada orang tua siswa.

Kepsek dicopot

Disdikpora Kampar juga mencopot Kepala SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Aspinawati Harahap dari jabatannya.

Pencopotan itu dilakukan karena Aspinawati dinilai arogan dan semena-mena dalam memimpin sekolah.

Tindakan Aspinawati itu sampai membuat orang tua murid memilih untuk berunjuk rasa di sekolah.

Pungutan itu masuk ke dalam satu diantara tuntutan yang diminta oleh wali murid untuk dihapuskan.

Baca juga: Wajah Syok Bupati Rapat Teriak Delapan Miliar! saat Buah Jatuh, Bikin Semua ASN Ikut Terkejut

Berunjuk rasa

Dalam aksi unjuk rasa yang digelar orang tua murid terungkap, sejumlah pungutan yang dilakukan pihak sekolah.

Di antaranya iuran tanah timbun Rp50 ribu per orang tua, ada juga iuran penghijauan sekolah Rp35 ribu per anak.

Selain itu, potongan terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu.

Orang tua murid juga mengungkap adanya pungutan membeli buku Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Lalu pembayaran uang masuk sekolah yang tidak transparan karena tanpa bukti kwitansi, serta nominal uang masuk sekolah antar murid yang berbeda.

ART CURI UANG - Foto ilustrasi uang terkait berita seorang asisten rumah tangga yang baru bekerja satu hari nekat mencuri uang milik majikannya di Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Dari aksi pencurian itu, korban mengalami kerugian sebesar Rp 10 juta.
ILUSTRASI UANG - Foto ilustrasi uang yang sedang dihitung oleh seseorang (Freepik)

Sekolah viral karena rekaman lempar nasi

Sementara itu, di media sosial juga tengah ramai dibicarakan peristiwa pelemparan nasi yang terjadi di Sekolah Dasar yang sama.

Viral di media sosial, guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kampar, Riau, membanting nasi kotak di depan murid dan guru, memicu reaksi beragam dari warganet.

Peristiwa ini terjadi di SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Senin (10/11/2025), saat suasana sekolah sedang ramai karena kegiatan khusus.

Guru yang menjadi sorotan itu bernama Yon Hendri, berstatus sebagai pengajar honorer di sekolah tersebut.

Kronologi

Insiden itu terjadi setelah kegiatan sosialisasi perundungan yang digelar bersama Kejaksaan Negeri Kampar dan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) setempat.

Awalnya, ratusan nasi kotak ditahan di sebuah ruangan, dan Yon berniat membagikannya langsung ke murid di dalam kelas agar proses pembagian lebih tertib dan teratur.

Namun, guru lain yang berada di lokasi meminta agar nasi kotak dibagikan secepatnya, memicu perdebatan sengit antar-guru.

Yon yang terpancing emosi kemudian membanting beberapa nasi kotak yang berasal dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga itu, tepat di depan murid-muridnya.

Melihat kejadian tersebut, guru lain bernama Reza Arya Putra, yang berpihak pada Yon, ikut kesal dan kemudian mengeluarkan nasi kotak dari plastik kresek dari dalam ruangan.

Kata Disdikpora

Kepala Disdikpora Kampar, Aidil, membenarkan bahwa nasi kotak itu berasal dari pihak Disdikpora.

"Nasi itu dari Disdik untuk kegiatan Bidang Ketenagaan, sosialisasi pencegahan kekerasan," kata Aidil kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (13/11/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Jumat (14/11/2025).

Aidil menambahkan bahwa SD Negeri 021 Tarai Bangun menjadi satu-satunya sekolah di Kecamatan Tambang yang dipilih sebagai tempat sosialisasi, sehingga semua perhatian terfokus pada sekolah itu.

Aksi guru membanting nasi kotak ini memantik kekesalan dari orang tua murid, yang merasa perilaku tersebut tidak pantas di depan anak-anak mereka.

Puncaknya, orang tua murid bersama anak-anak mereka menggelar aksi di sekolah pada Rabu (12/11/2025) sebagai bentuk protes atas kejadian yang viral tersebut.

Buntut dari polemik ini, Disdikpora Kampar akhirnya memecat dua oknum guru honorer, yaitu Yon Hendri dan Reza Arya Putra.

"Dua honorer sudah diberhentikan," ujar Aidil kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis, menegaskan tindakan tegas pihak dinas.

Aidil juga menerangkan bahwa kedua guru itu berstatus honorer dengan gaji yang bersumber dari komite sekolah, sehingga kedisiplinan dan etika kerja menjadi tanggung jawab bersama.

Insiden ini menjadi peringatan bagi seluruh tenaga pengajar agar tetap menjaga sikap profesional di depan murid, sekaligus menunjukkan pentingnya komunikasi antar-guru saat mengelola kegiatan sekolah.

Meski situasi awal tampak kecil, kejadian itu kini menjadi sorotan nasional di media sosial, mengingat efeknya terhadap psikologi murid dan citra sekolah.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved