Berita Viral
Alasan Napi Fahri Tak Mau Bebas & Minta Tetap di Lapas, Padahal Masa Hukum Sudah Selesai: Nyaman
Fahri mengaku tak mau bebas dan memohon bisa tetap di lapas, meski masa hukumannya sudah selesai.
TRIBUNJATIM.COM - Curhatan seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabumi, Lampung Utara, yang menolak bebas, viral di media sosial (medsos).
Narapidana bernama Fahri tersebut tak mau bebas dan memohon tetap di lapas, meski masa hukumannya sudah selesai.
Baca juga: Nyetir Angkot di Pasar, Bahlil Lahadalia Kenang Masa Lalunya 3 Tahun Jadi Sopir: Makan Aja Susah
Fahri, yang seharusnya menghirup udara bebas, justru terlihat memohon kepada petugas Lapas agar ia diizinkan tetap tinggal.
Padahal masa hukumannya telah selesai.
Narapidana tersebut masih memilih untuk berada di penjara.
Fahri mengungkapkan alasan pilu yang membuat Lapas menjadi tempat yang paling ia rasa nyaman.
"Orang tua sudah tidak ada. Saya nyaman di sini," ungkapnya di balik penolakan kebebasan, mengutip Tribun Sumsel.
Ia mengaku tidak memiliki siapapun lagi di luar lapas yang bisa memberinya tempat berlindung atau dukungan.
Kehilangan kedua orang tua dan tidak adanya jaminan pekerjaan atau tempat tinggal membuat Fahri merasa lapas adalah satu-satunya 'rumah' yang tersisa.
Adapun video tersebut viral setelah dibagikan akun Tiktok @lapaskelasiikotabumi pada Senin (17/11/2025).
Kasus lainnya
Kasus serupa juga pernah viral sebelumnya.
Dimana Randika Alzatria Syaputra (28) anak rantau asal Kabupaten Lubuklinggau yang tewas diduga kelaparan pernah viral minta ditangkap polisi.
Adapun Randika Alzatria Syaputra ternyata pernah sengaja minta ditangkap polisi sebelum ditemukan tewas diduga karena kelaparan.
Randika ditemukan meninggal diduga karena kelaparan di perantauan yakni Cilacap.
Baca juga: Rasnal & Abdul Muis Terima Gaji Rp175 Juta usai Status ASN Diaktifkan Lagi, sempat Diberhentikan
Di samping jasad korban ditemukan surat data pribadinya yang berasal dari Kabupaten Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Dilansir dari Tribun Sumsel, tepatnya di alamat yang ditulis dalam postingan viral di Facebook adalah Jalan Letkol Atmo RT 05, Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.
Menurut cerita warga, Randika memang pernah tinggal di Kabupaten Lubuklinggau.
Namun sejak ayahnya meninggal, rumah yang mereka tempati sudah lama di jual kepada orang lain.
Sejak saat itu, Randika dan kelurganya pindah dari Kabupaten Lubuklinggau.
Kemudian tahun 2023, Randika viral karena datang ke Polres Lubukinggau untuk meminta ditangkap.
Pengakuannya kepada polisi bahwa Randika telah mencuri motor.
Setelah di cek pihak kepolisian, TKP tempat pengakuan Randika mencuri motor ternyata tidak ada.
Warga saat itu mengaku tidak ada yang kehilangan motor sesuai dengan pengakuannya.
Akhirnya polisi mengantar Randika ke Dinas Sosial Kota Lubuklinggau karena dianggap sebagai warga terlantar.
"Dulu tahun 2023 pernah pernah dibawa kesini diantar Polres Lubuklinggau karena terlantar," kata Kadinsos Lubuklinggau, Hasan Andria UY, pada wartawan, Jumat (31/10/2025).
Baca juga: Dijanjikan Jadi Mitra Program MBG, Pengusaha Catering Tertipu Rp458 Juta, Disuruh Buat Dapur
Saat itu ketika ditanya oleh pegawai Dinsos, Randika meminta diteruskan ke Jawa untuk mencari keluarganya.
"Disini (Linggau) keluarganya tidak jelas, mau diantar ke Jawa kemudian diteruskan ke Jawa, kemudian diteruskan," ungkapnya.
Hasan mengatakan, sejak saat itu mereka tidak tahu lagi kabar selanjutnya, tahu-tahu Dinsos dapat kabar sudah meninggal.
"Sampai meninggal juga tidak tahu (Dinsos) karena domisilinya tidak jelas. Yang jelas sesuai permintaan akhirnya sudah diteruskan," ujarnya.
Yulita Kartika Sari selaku Ketua RT 33, RW 09, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang, angkat bicara terkait viralnya seorang warga asal Sumsel yang meninggal dunia di tanah rantau.
Tribun Sumsel berhasil mengkonfirmasi Yulita Kartika Sari, Ketua RT 33 Kelurahan Demang Lebar Daun, Palembang.
Yulita tak menampik salah satu alamat yang tertulis di surat terakhir tersebut benar ditempati warganya.
Dia meluruskan bahwa alamat tersebut ditempati oleh paman dari almarhum Randika Alzatria Syaputra.
"Jujur saya tidak kenal sama dia (Randika), tapi memang pamannya yang tinggal di sini," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (31/10/2025).
"Sebenarnya pamannya itu tinggal di RT 53, tapi itu pemekaran dari RT 33. Mungkin almarhum cuma tahu alamat yang lama, jadi dia nulisnya RT 33," jelasnya.
Yulita mengungkapkan fakta ditemukannya jenazah Randika Alzatria Syaputra.
Berawal saat ia mendapat kabar dari perwakilan DPW Partai PAN Palembang yang mendatangi rumahnya pada Jumat (17/10/2025) lalu.
Saat itu dia mendapat kabar ada penemuan jenazah pria yang ditemukan di kawasan Cilacap, Jawa Tengah, dan di sampingnya ada buku berisi sejumlah daftar alamat, salah satunya di kawasan RT 33, Demang Lebar Daun, Palembang.
"Dari DPW PAN Cilapap berkoordinasi dengan DPW Palembang. Dari situ mereka menemui saya dan mengabarkan ada penemuan jenazah itu," ujarnya.
Yulita membantah kabar yang menyebut Randika ditemukan meninggal di teras rumah warga.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, almarhum ditemukan tak bernyawa di sebuah masjid.
"Mungkin karena warga mau salat Jumat, jadi jenazahnya dipinggirkan sementara, atau bagaimana saya kurang paham," ujarnya.
Baca juga: Petugas SPPG Kaget Temukan Pesan Siswa di Dalam Ompreng, Minta Menu MBG Diganti Sapi: Kasar Sekali
Dari sini terungkap fakta dari sosok almarhum Randika Alzatria Syaputra yang didengar Yulita.
Almarhum memiliki ibu yang tinggal di kawasan Bogor dan kini sudah menikah lagi.
"Jadi mungkin itu alasan dia keluar dari rumah, saya tidak bisa memastikan. Hanya dia dan keluarga yang tahu," ujarnya.
Setelah berkoordinasi, keluarga sepakat membawa dan menguburkan jenazah Randika di Bogor, tempat ibunya berada.
Meski dalam surat terakhirnya, Randika meminta untuk dimakamkan di Palembang.
"Mungkin karena keterbatasan ongkos dan jarak, jadi diputuskan dia dimakamkan di Bogor. Lagian itu kan tempat ibunya," kata dia.
Terkait kabar yang menyebut, Randika Alzatria Syaputra mengalami kelaparan akut sebelum meninggal dunia, Yulita tak bisa memastikan itu.
Hanya saja, dari keterangan polisi setempat yang disampaikan ke keluarga, dipastikan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh pemuda tersebut.
"Termasuk bekas obat-obatan juga tidak ditemukan. Jadi saya juga berharap masyarakat bijak dan jangan menyebarkan spekulasi yang tidak-tidak. Kita tidak tahu faktanya seperti apa," ujarnya.
"Apalagi dia sudah dimakamkan, jangan menambah kesedihan keluarganya," pungkas Yulita.
| Nyetir Angkot di Pasar, Bahlil Lahadalia Kenang Masa Lalunya 3 Tahun Jadi Sopir: Makan Aja Susah |
|
|---|
| Dulu Dianggap Gila, Amaq Petani Kurma Kini Panen Pujian, Kurmanya Masuk 7 Terbaik Dunia |
|
|---|
| Sardiyono Ditandu Tetangga Hendak Berobat ke Rumah Sakit, Bupati Minta Warga Bijaksana Menilai |
|
|---|
| Sosok Aipda Elly Ependi yang Selamatkan Nyawa 2 Remaja Tenggelam di Jakut, Ada Teriakan Minta Tolong |
|
|---|
| Camat Tagih Uang Perbaikan Jalan ke Perusahaan Besar, Tapi Ditransfer ke Rekening Pribadi Kades |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Fahri-menolak-bebas-dari-lapas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.