Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tanah Negara Ternyata 45 Tahun Disewakan PJT II Rp90 Juta, Disindir Gubernur: Enak Enggak Usah Kerja

Lahan PJT II di aliran Pasirpanggang, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ternyata telah puluhan tahun disewakan kembali.

Penulis: Alga | Editor: Alga W
KOMPAS.COM/FARIDA
DISEWAKAN - Normalisasi saluran sekunder Pasirpanggang di Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025). Tanah milik negara tersebut ternyata sudah lama disewakan PJT II Rp90 juta. 
Ringkasan Berita:

TRIBUNJATIM.COM - Lahan PJT II di aliran Pasirpanggang, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ternyata telah lama disewakan kembali oleh pihak penyewa.

Kepala Perum Jasa Tirta II, Imam Santoso mengatakan, persoalan ini sudah terjadi lebih kurang sejak 45 tahun yang lalu.

Baca juga: Jalanan Banjir, Ayah Tiap Hari Antar Anak Sekolah Naik Perahu Galon Bekas, Minta Pemerintah Peduli

Selain itu, lahan-lahan tersebut telah berubah peruntukkannya.

"Dari tahun 1980-an, banyak yang beralih, kita telusuri lagi," kata Imam di sela peninjauan proyek pengendali banjir Karangligar dan sekitarnya di Desa Parungsari, Kamis (20/11/2025).

"Banyak yang di luar peruntukkan, kita bongkar," imbuhnya.

Imam menyebut, pihaknya memiliki kewenangan untuk menyewakan lahan milik PJT II di sepanjang aliran Pasirpanggang.

Sewa lahan yang dimaksud, kata Imam, misalnya untuk keperluan taman hingga jalan masuk ke area tertentu.

"Seharusnya biaya sewanya untuk operasi dan pemeliharaan saluran," kata Imam, mengutip Kompas.com.

Namun, saat ditanya soal rincian sewa lahan, termasuk jumlahnya, Imam mengaku tidak membawa data tersebut.

"Data tidak saya bawa," kata Imam.

Kini aliran Pasirpanggang tengah dinormalisasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Karawang, Basuki Rachmat menyebut, ada 179 bangunan yang akan dibongkar di sepanjang aliran Pasirpanggang.

Bangunan-bangunan ini terdiri dari ruko, lapak tambal ban, bangunan jual beli besi tua, lahan parkir, hingga rumah warga.

Semua bangunan tersebut berdiri di atas lahan milik negara.

"Yang akan membongkar nanti dari Pemprov Jabar," kata Basuki.

Sebelumnya diberitakan, Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya mengungkap fakta bahwa lahan milik PJT II di Karawang disewakan kembali.

Harga di kisaran Rp75 juta hingga Rp90 juta per tahun.

"Luar biasa. Enggak usah kerja, enggak usah mikul, enggak usah kuli bangunan, cukup nyewain lahan PJT, hidup kita sejahtera," sindir Dedi sambil tertawa.

Kejadian lainnya

Sebelumnya, rumah salah satu warga Bekasi bernama Suryadi (65) digusur pemerintah, karena berdiri di lahan bukan haknya.

Ia mengandalkan tenda setelah kehilangan rumahnya di Kampung Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Kini sosoknya membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, salut.

Pasalnya, Suryadi mengakui jika dirinya selama ini salah.

Sehingga dia tidak bisa menolak saat rumahnya yang sudah tujuh tahun dia tinggali, digusur.

Dedi Mulyadi sampai terkagum-kagum ketika menemui Suryadi langsung.

Pertemuan ini dibagikan di media sosial Dedi Mulyadi pada Minggu (22/6/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Suryadi mengaku bahwa keluarganya sudah tinggal di tempat lain dengan cara mengontrak.

Itu pun setelah mereka dibantu oleh pejabat dinas Provinsi Jawa Barat.

Namun, karena sempit, dia membangun tenda untuknya tinggal sementara.

DIBALAS - Seorang warga Bekasi bernama Suryadi (65) membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi salut. Suryadi ini merupakan salah satu warga yang rumahnya digusur. Suryadi ngaku ikhlas rumahnya digusur kini dapat balasan Dedi Mulyadi .
Seorang warga Bekasi bernama Suryadi (65) membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi salut. Suryadi merupakan salah satu warga yang rumahnya digusur dan mengaku ikhlas rumahnya digusur. (TikTok/dedimulyadiofficial)

Suryadi mengaku bahwa dirinya ini berprofesi sebagai penarik bajaj.

Sedangkan sang istri bekerja di laundry.

"Jadi kemarin digusur? Sama siapa? Sama Gubernur digusurnya?" tanya Dedi Mulyadi saat bertemu Suryadi.

"Enggak lah, wajar (digusur), saya tinggal di gituan kan," jawab Suryadi.

Suryadi pun mengakui kesalahannya terkait tempat yang dia tinggali selama tujuh tahun terakhir tersebut.

Dia juga menyadari letak kesalahannya di mana.

"Salahnya karena itu tanah, tanah pemerintah," kata Suryadi.

"Kalau bapak bangun di atas sungai wajar, perumahan bangun di atas sungai, itu enggak ngerti itu?" timpal Dedi sambil tertawa menyindir pihak lain.

Baca juga: Dana Rp1 M Lenyap Gegara Kepala SPPG Ditipu, Dapur Ditutup & 53 Pekerja Dirumahkan: Mohon Maaf

Di hadapan Dedi, Suryadi mengaku ikhlas rumahnya digusur.

Meski keluarganya kini terpaksa harus pindah ke kontrakan.

"Bapak ikhlas rumahnya digusur?" tanya Dedi.

"Ikhlas," jawab Suryadi.

"Lho, bapak kan jadi dirugikan," timpal Dedi.

"Biarin pak, orang saya salah," ungkap Suryadi.

"Keren," kata Dedi.

Suryadi pun kemudian diberi segepok uang oleh Dedi Mulyadi untuknya dan keluarganya sebagai uang tambahan mengontrak.

Diketahui, video pertemuan Dedi dengan Suryadi ini diunggah ke media sosial oleh Dedi sendiri.

Ia menyertai unggahan dengan caption, "Hanya mereka yang rendah hati yang mudah mengakui kesalahan."

Seorang warga Bekasi bernama Suryadi (65) membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, salut. Suryadi merupakan salah satu warga Kampung Gabus yang rumahnya digusur.
Seorang warga Bekasi bernama Suryadi (65) membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, salut. Suryadi merupakan salah satu warga Kampung Gabus yang rumahnya digusur. (TikTok/dedimulyadiofficial)

Diketahui, Suryadi merupakan salah satu yang terdampak dari pembongkaran 50 bangunan di sepanjang Jalan Kong Isah, Desa Srimukti, yang dibongkar pada Rabu (18/6/2025), oleh Satpol PP.

Aksi tersebut dilakukan atas perintah Dedi Mulyadi melalui Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, sebagai bagian dari penertiban lahan milik negara.

"Ini didasari dari kunjungan Pak Gubernur, kemudian meminta kepada Pak Bupati untuk menertibkan bangunan yang ada di Srimukti," ujar Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kabupaten Bekasi, Ganda Sasmita, dikutip dari Kompas.com.

Suryadi sempat tidur di tenda setelah rumahnya digusur.

"Saya pasang tenda di sini, tidur di sini," ujar Suryadi lirih.

Istri dan keempat anggota keluarga yang lain sudah mengungsi ke rumah kontrakan, setelah ada uluran tangan seorang dermawan.

"Iya, cuma dikasih waktu dua bulan," ucapnya.

Suryadi sadar, bangunan tersebut berdiri di atas lahan milik Perum Jasa Tirta, lahan yang bukan miliknya.

Meski digusur, tak ada amarah yang keluar dari mulutnya.

"Kami memang tidak punya rumah, makanya bingung," kata Suryadi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved