Berita Viral
Ladang Uang Warga dari Kolong Tol Becakayu, Berawal dari Masa Sulit dan Satu Orang Anggota TNI
Siapa yang menyangka kolong tol Becakayu menghasilkan uang bagi warga sekitar karena lahan ribuan hektar yang dimanfaatkan.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Ringkasan Berita:
- Warga memanfaatkan kolong jembatan untuk menjadi ladang
- Berbagai tumbuhan memenuhi bagian ladang dengan sistem pengairan satu jalur
- Kini kolong tol tersebut bisa menghasilkan cuan untuk para warga.
TRIBUNJATIM.COM - Kolong jembatan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) ternyata bisa menghasilkan rejeki dan menjadi ladang uang bagi warga sekitar.
Baru-baru ini terungkap cerita awal mula kolong tol tersebut bisa menghasilkan cuan untuk warganya.
Ada kehidupan yang tumbuh
Di bawah kolong Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (Becakayu), tempat yang biasanya hanya menjadi sudut gelap yang dilewati kendaraan tanpa pernah ditengok, kehidupan lain tumbuh.
Di hamparan tanah yang dulunya terbengkalai, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Cipinang Melayu menyulap ruang mati menjadi kebun panjang yang hijau dan penuh harapan.
Mereka memanfaatkan aliran hujan yang jatuh dari badan tol, menuntunnya lewat parit-parit kecil menuju bedengan tanaman, bak yang dialirkan agar kehidupan tumbuh subur.
Baca juga: Cara Culas Karyawan Katering Tilap Uang Pesanan Rp90 Juta, Ditransfer ke Rekening Pribadi
Sawi, singkong, pepaya, kangkung, jagung, tomat, hingga pohon tabebuya berbaris memanjang di bawah struktur jalan raya, ditemani gemericik Kalimalang yang terus mengalir di tepinya.
Tanah itu kini bukan hanya tanah, itulah denyut kecil pertanian kota yang hidup di antara beton dan lalu lintas.
Kawasan seluas 1,1 hektare membentang dari RW 01 Halim hingga kawasan Jakarta Islamic School (JIS) Kalimalang.
Kasie Ekonomi Pembangunan Kelurahan Cipinang Melayu, Era Hotmauli, menyebut ruang itu kini dimanfaatkan sepenuhnya untuk urban farming.
“Ada 11.000-an meter persegi, kalau tidak salah ya, total semua ya, itu kan mulai dari RW 01 di daerah Halim sampai ujungnya itu di Jakarta Islamic School, JIS Kalimalang,” ujarnya, Kamis (20/11/2025), seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, JUmat (21/11/2025).
Seperti banyak kisah baik lain, semuanya dimulai dari masa sulit.
Pada saat pandemi Covid-19 usai, TNI mulai menanami kolong tol dengan terong secara massal.
Hasilnya membuat warga kembali merasakan harapan dari tanah kota.
“Jadi awalnya itu ada dari TNI, memulai gerakan tanam itu loh, jamannya kita setelah Covid-19 ya, setelah kita Covid itu, di sini tanam terong semua,” jelas Era.
Baca juga: Panut Kaget Malam Hari Dengar Suara Ayam di Kandangnya, Ternyata Ada Bahaya Mengancam: Belum Dimakan
Membawa keuntungan besar
Melihat hasil panen yang mulai datang, pemerintah mengajak kelompok PKK untuk membantu menyalurkan jual-beli sebelum lahirnya program Pasar Tumbuh gagasan Wali Kota Jaktim, Munjirin.
Di tengah hamparan tanaman yang tumbuh subur, ada sosok Heru Setiawan (46), petugas PPSU yang menjaga sebagian area tanam dengan sabar dan tenaga yang semakin terkikis usia.
Ia tak lagi mampu menyiram dari ujung ke ujung setiap hari.
Namun alam memberinya jalan lain yakni air hujan.
“Kalau perawatannya khusus untuk yang di tempatku ya, di tempatku ini kebetulan aku memang memanfaatkan air hujan,” katanya.
Sambil tertawa kecil ia menuturkan alasannya.
“Karena mungkin di sini aku yang agak tua, umur usia. Karena memang dari ujung ke ujung itu aku nggak mampu.”
Dari keringat dan irigasi alam itu, rezeki perlahan datang.
Heru pernah membawa pisang tanduk dan pisang kepok dari kebun, masing-masing empat tandan, untuk dijual di Pasar Tumbuh dan kegiatan PKK.
“Jadi kami bawa itu, pisang itu, pisang tanduk, ada empat tandan. Terus pisang kepok itu juga sama, ada empat tandan. Jadi, alhamdulillah kita duluan, kurang lebih dapet Rp 500.000,” tuturnya.
Satu tandan pisang dihargai Rp 50.000–Rp 60.000, dan pisang menjadi primadona Cipinang Melayu.
“Pisang itu aja kurang lebih ada sekitar 15 jenis pisang, mulai dari pisang tanduk, tanduk aja saja beberapa jeni, terus kepok itu ada kepok kuning, kepok putih, banyak,” jelasnya.
Aliran dana keuntungan
Semua hasil penjualan tidak dinikmati pribadi.
Era memastikan semuanya dikembalikan menjadi modal untuk bibit dan pupuk.
“Jadi kami itu hasil penjualan, itu biasanya kami masukkan dalam kas urban farming khusus untuk beli bibit dan biaya pupuk,” ujarnya. Meski KPKP ikut menyuplai kebutuhan tanam, beberapa keperluan tetap harus dipenuhi secara swadaya.
Namun kehidupan di bawah kolong Becakayu tidak hanya tentang panen dan kerja keras.
Ada getir yang menyertainya.
Heru mengakui, hasil panen kerap hilang sebelum sempat dinikmati.
“Terakhir itu aku menanam sawi di ujung, itu satu bedengan hilang, itu sudah siap panen,” keluhnya.
Sawi itu semestinya menjadi dagangan di acara pengajian kelurahan.
Baca juga: Semprot Dirut Pertamina, Anggota DPR RI Singgung Ucapan Menkeu Purbaya: Kalah Sama Mafia
“Kebetulan pas waktu itu, pas ada pengajian di kelurahan, aku niatnya mau panen buat dijual di acara pengajian,” tuturnya.
Tak hanya hasil bumi yang lenyap, peralatan tani pun kerap menghilang.
Namun esoknya, Heru tetap kembali, menatap tanah yang sama, menanam lagi, berharap pulang dengan hasil yang lebih baik.
Begitulah kehidupan urban farming di kolong Becakayu, hijau, penuh ketelatenan, dan menyimpan kisah panjang yang tak pernah terdengar dari balik deru mobil yang melintas di atasnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kolong jembatan Tol
Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu)
petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU
Kasie Ekonomi Pembangunan Kelurahan Cipinang Melay
Multiangle
meaningful
berita viral
TribunJatim.com
| Cara KPK Bisa Pamerkan Uang Rp 300 Miliar Hasil Rampasan Korupsi PT Taspen, Negara Rugi Rp 1 Triliun |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Tak Ampuni Jika Benar Pegawai Cukai Disuap Rp 550 Juta: Saya Akan Eksekusi Langsung |
|
|---|
| Viral Perbandingan Gaji Rp5 Juta Tahun 2000 Lebih Besar Ketimbang Rp10 Juta di 2025, Kenapa Begitu? |
|
|---|
| Warga Ngawi Berbondong-bondong ke Kebun 2 Minggu Terakhir, Jika Beruntung Dapat Rp 750 Ribu Sehari |
|
|---|
| Ternyata Orang Tua yang Terima Paket Bahan Bom SMAN 72, Pelaku Beli Online Izin Ayah untuk Ekskul |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Ada-satu-keunikan-di-bawah-kolong-jembatan-Tol-Becakayu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.