Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

TKI Temanggung 20 Tahun Kerja Tak Digaji di Malaysia, Menteri P2MI Siap Buru Majikan: Tak Manusiawi

Kisah miris dialami oleh seorang WNI yang bekerja sebagai TKI asal Temanggung, Jawa Tengah, selama bekerja ia tak pernah mendapat gaji.

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
TribunJogja.com
TAK MANUSIAWI - Seorang TKI asal Temanggung sudah 20 tahun lebih tak digaji bekerja di sebuah rumah pasangan suami istri asal Malaysia, kini Menteri P2MI siap memburu tersangka. 

Kementerian P2MI memastikan pemerintah tidak akan tinggal diam ketika ada PMI yang diperlakukan tidak manusiawi.

Mukhtarudin mengimbau masyarakat agar menggunakan jalur penempatan resmi jika memang berniat ingin bekerja ke luar negeri.

"Segera melapor jika menemukan indikasi kekerasan, eksploitasi, atau penipuan terhadap pekerja migran Indonesia," ucapnya.

Baca juga: 22 Tahun Mengabdi Dituding Pungli Rp 91 Juta, Nurhasan Eks Kepsek Kini Jadi Petani usai Dibui

Tampaknya bekerja di Malaysia menjadi TKI tak bisa merasakan bekerja secara manusiawi.

Beberapa waktu lalu kebengisan juga dilakukan oleh majikan kepada TKI asal Indonesia satu ini.

Sunadi merupakan warga asal Kabupaten Blitar.

Kini ia terpaksa mengemis di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Hal itu dilakukan setelah menjadi disabilitas.

Peristiwa pilu itu bermula saat Sunadi bekerja di Malaysia pada 2014 untuk bekerja sebagai tukang pasang keramik.

Baca juga: Tangis Puspa TKI Tak Betah 1 Bulan di Singapura, Mau Pulang Harus Bayar Rp26 Juta: Tolong Pulangkan

Namun, setelah satu tahun, Sunadi memilih kabur dan bekerja sebagai tukang cat borongan meskipun statusnya menjadi TIKI ilegal.

Saat itu lah, Sunadi mengalami kecelakaan kerja dengan terjatuh dari lantai tiga.

"Saat saya kerja di lantai 3 itu saya jatuh karena sabuk pengaman hanya saya pakai buat gaya saja," kata Sunadi, Rabu (12/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Akibat kecelakaan tersebut, kedua kaki Sunadi mengalami pengecilan.

Ia mengalami mati rasa di kaki kanannya.

"Dulu selalu dikompres es batu karena rasanya panas sekali. Namun akhirnya harus kuat nahan sampai tidak lagi pakai es, biarin saja," kata Sunadi.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved